Bab 52

174 17 0
                                    


***

Bel berbunyi, menandakan saatnya murid-murid di kelasku untuk bergegas ke lapangan olahraga. Hari ini adalah jadwal pelajaran olahraga. Semua teman sekelas tampak  bersemangat untuk bermain bola voli.

Di satu sisi lapangan, aku dan gadis lain berkumpul. Mereka dengan cekatan membentuk tim dan mulai melakukan pemanasan.

Aku menoleh kepada Becky, dia melakukan peregangan dengan semangat.

Di sisi lain lapangan, para siswa laki-laki juga sudah bersiap.

Setelah pemanasan, kedua tim mulai bertanding. Bola voli pun dipantulkan, melewati net yang memisahkan lapangan. Terdengar suara decitan sepatu dan tepukan tangan saat bola berhasil dikembalikan.

"Kita para gadis harus menunjukkan kekuatan kita!" teriak Becky.

Sikapnya yang sangat semangat dan gesit selama bermain bola seperti menunjukkan dirinya adalah seorang pemimpin di tim kami.

Selang berapa menit, tubuhku mulai terasa lemas, air keringat terus mengalir dari wajahku dan tenggorokan ku mulai terasa kering.

Pelajaran olahraga memang selalu melelahkan

Aku pun memutuskan pergi untuk mengambil botol minum milikku yang aku letakkan di bangku tepi lapangan voli.

Saat aku bergegas pergi, tanpa kusadari tiba-tiba ada sesuatu yang keras menghantam kepalaku lalu aku terjatuh, selanjutnya aku tidak mengingat apa-apa ....

***

Namaku adalah Harumi Naoto, duduk di kelas 5 Cecile Hall, hobiku adalah bermain game. Saat bel berbunyi  menandakan kelasku sudah memasuki jam pelajaran olahraga.

Materi kami kali ini adalah tentang permainan bola voli, dan karena itu guru olahraga menyuruh kami bermain bola voli, dan membentuk tim perempuan dan laki-laki.

Saat selama sepanjang permainan, saat bola voli melayang ke arahku, aku pun memukulnya dengan sekuat tenaga, bola itu pun meluncur keras tetapi sayang bola itu terlempar keluar dari jalurnya, dia mengarah ke  salah satu anak perempuan yang tengah berjalan meninggalkan lapangan.

Kemudian terdengarlah suara keras yang tak diinginkan. Sehingga semua tangan yang ke atas hendak menangkap bola langsung serentak berhenti dan berlari menuju gadis itu termasuk diriku lalu dia di bawa ke ruang UKS.

"Mengenai soal ini kamu tidak akan diberikan tonitrus blot, cukup menghukummu dengan mengurangi nilai penjasmu saja, karena kamu melakukannya tidak sengaja."

Mendengar keputusan itu, perasaanku yang sejak tadi tidak tenang langsung merasa lega bagaikan beban berat yang selama ini menghimpit perlahan terangkat dari pundakku.

"Lain kali, berhati-hatilah dalam bermain bola, karena hal tadi berbahaya sekali, syukur benturan itu tidak terlalu parah."

"Te-terima kasih, Sensei!"

Setelah guru itu pergi meninggalkanku bersama teman-temanku yang berdiri di tepi lapangan, aku berkata, "Teman-teman, temani aku ke ruang UKS."

Teman-temanku pun mengangguk setuju dan kami bergegas menuju ke ruang UKS, aku memutuskan meminta maaf setelah ini dan memiliki rencana memberikan uang sakuku pada perempuan itu sebagai permintaan maaf.

"Kami ingin menunggu di luar saja," kata salah satu teman-temanku setelah tiba di depan ruang UKS.

"Baiklah, aku masuk." Aku mengetuk pintu, dan beberapa detik kemudian pintu terbuka dan langsung di hadapanku yang berdiri adalah Jane Ayumi yang merupakan siswi baru di kelasku, di dalam sana juga aku mendapati Blackbell, Damian, George, dan Emile.

SPY X FAMILY Damianya Fanfic (Lagi di Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang