Bab 13

567 62 0
                                    

"Cih pagi hari saja dia sudah tidur, dasar cewek jelata," ucap salah satu teman Damian.

Sementara Damian hanya diam dan mengabaikan Anya yang tertidur di kelas. Dia tenggelam dalam pikirannya bagaimana kalau dia tidak lulus tes? Dan tidak bisa mengikuti kompetisi cerdas cermat mengalahkan kelas sebelah.

"Kalau aku tidak mendapatkan nilai tertinggi, aku tidak akan bisa mengikuti lomba itu dan membuat ayah bangga ... "

"Dan ayah tidak akan memperhatikanku."

Bocah laki-laki itu memejamkan matanya.

"Anya Forger."

"Anya bangun!"

"Wagh!?"

Akhirnya gadis kecil itu bangkit dan membuka matanya.

"Anya forger, coba jawab, ada berapa titik sudut pada kubus?"

Mendengar pertanyaan itu Anya terdiam ... gadis itu menoleh ke kanan dan ke kiri, berpikir bahwa dia harus membaca pikiran seseorang, dia juga melirik Damian, tapi Damian malah sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Agh?!"

Lalu dia melirik Becky, tapi sahabatnya itu sedang sibuk memikirkan drama yang dia tonton tadi malam.

"Forger?"

"Iya!"

Gadis kecil itu segera berdiri.

"Jawab! Kubus ada berapa titik sudut?"

Guru itu bertanya kedua kalinya, Damian pun langsung melirik.

"Hm, ada Lii-"

"Dia tidak tahu? Padahal pertanyaan nya itu sangat mudah!?" Damian bergumam.

"Ada Berapa?!"

Guru itu bertanya untuk ketiga kalinya.

"Ada delapan!!" gumam Damian sekali lagi.

Anya yang mendengar pikiran Damian pun langsung menjawab:

"Hah, ada ... kalau tidak salah ada delapan pak!"

"Benar, rupanya kau mendengarkan saya menerangkan materi walau pun ketiduran."

Gadis kecil itu pun menghela nafas lega, dan melihat Damian.

"Heh."

Sementara Damian yang ditatap Anya menyadarinya, lalu bocah laki-laki membalas menatapnya dan berkata:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara Damian yang ditatap Anya menyadarinya, lalu bocah laki-laki membalas menatapnya dan berkata:

"Apa lihat-lihat?"

***

Setelah jam pelajaran kedua usai. waktunya pun sudah istirahat, tiba-tiba M.R Henderson datang ke kelas dan mengatakan bahwa nilai hasil ujian tes kemarin sudah dipasang di majalah dinding.

"Ayo kita lihat Anya!" ucap Becky yang sudah tidak sabar sambil menarik tangan Anya.

"Hey tunggu!"

Ucap Damian yang berada di belakang mereka.

***

"APA!?"

"Nilai tertinggi di kelas kita adalah Jessica dan carl?"

"Namaku ketiga!?"

Dua nama murid yang baru saja disebut tampak tertawa riang.
Damian jatuh terduduk dengan rasa kecewa. Dia sudah dengan percaya diri mengerjakan soal, tapi hasilnya tidak sesuai apa yang diharapkan.

"Hey, namamu dinomor empat ... ini juga cukup bagus!" ucap Becky senang dan mengusap punggung Anya. Walaupun tidak bisa mengikuti kompetisi tapi nilai itu sangat bagus menurutnya untuk Anya yang selalu mendapatkan nilai rendah.

"Anya tidak bisa ikut lomba?"

"Ayolah Anya sudahlah, tidak usah sedih, kamu sudah berusaha."

"Ini semua gara-gara mu cebol!"

"Dasar kau pembawa sial! Jelek!!"

ucap Damian mulai marah.

"Hey jangan kasar begitu! Kenapa kau malah menyalahkan dia?" ucap Becky terkejut.

"Diam! Kau tidak tahu apa-apa! Ini semua salah temanmu!" kata teman-teman Damian bersamaan dengangeram.

"Karena temanmu itu tuan muda Damian tidak bisa mengikuti kompetisi!"

"Kenapa malah menyalahkan Anya!?"
Ucap Becky dengan nada lebih tinggi, tidak mau kalah, dia merasa tiga laki-laki itu sudah sangat keterlaluan, Damian memang tidak lulus, tapi mengapa Anya yang disalahkan?

Becky yang kesal mulai mengepalkan tangannya untuk mengeluarkan jurus tinju bogem yang telah diajarkan Mama Anya, tapi Anya menghalanginya.

"Becky ..."

"Kenapa? Mereka sudah sangat keterlaluan!"

"Ini semua memang salahku."

"Kenapa kau malah menyalahkan dirimu sendiri!?"

"Diam kau tidak tahu apa-apa!"

Tanda mereka sadar, Damian mengeluarkan air matanya, lalu berdiri pergi meninggalkan mereka.

"Bos mau kemana?"

"Ayo kita hajar dia tuan muda Damian!" Damian tidak menggubris mereka, bocah laki-laki itu pergi meninggalkan mereka dan masuk kedalam kelas.

"Bos menangis!?"

Ucap Emile terkejut.

"Ini semua salahmu cewek miskin! Awas nanti setelah pulang sekolah kami akan menghajarmu!!"

Air mata juga Anya mulai berjatuhan.

SPY X FAMILY Damianya Fanfic (Lagi di Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang