***
Tak terasa kini sudah mulai memasuki bulan Desember, yang berarti tak lama lagi ujian semester akhir sebentar lagi akan tiba.
Pagi ini titik-titik putih telah mulai berjatuhan dari langit, embun tebal menyelimuti semua jendela rumah.
"Aku berangkat!" seru Anya pamit kepada Loid dan Yor setelah selesai memakai sepatu dan mengenakan mantel merahnya. Lalu dia membelai lembut kepala Bond yang sedang meringkuk kedinginan di dekatnya.
"Belajarlah dengan sungguh-sungguh, karena ujian sudah tidak lama lagi, Anya." Loid berpesan setelah berdiri di depan rumah.
"Iya, Anya akan belajar dengan benar."
Setelah berangkat dan tiba di depan gerbang sekolah, seperti biasanya dia selalu berjumpa dengan Becky yang baru saja turun dari mobil pribadinya.
"Ohayou, Anya-chan!"
"Ohayou, Becky."
Kemudian keduanya berjalan secara berdampingan.
"Ughh ... udara pagi ini dingin sekali," kata Becky sambil merapatkan syal.
"Ujian sudah tak lama lagi, aku harus banyak belajar selama dua minggu ini," kata Anya memasang wajah lesu.
Gadis itu memang sangat benci pada ujian. Meskipun dia telah berhasil memperoleh nilai yang cukup memuaskan, bahkan hampir mencapai batas minimal, dia tetap harus berusaha keras setiap kali ujian akan tiba.
Becky yang menoleh kepadanya memasang wajah iba, dia sebagai teman dekat Anya tentu mengerti bahwa Anya selama ini selalu terlihat menderita setiap mendekati waktu ujian.
"Tidak usah terlalu dibawa pusing, Anya."
"Aku sangat benci ujian."
Keduanya saling terdiam sejenak, Becky yang menunjukkan wajah sedang berpikir tiba-tiba menaikkan bahunya dan terlihat berantusias.
"Bagaimana kalau kita belajar bersama dengan seseorang yang memiliki bintang stella tujuh di kelas kita," usul Becky.
"Mak-maksudmu anak kedua?" tanya Anya, karena dia tahu siapa yang memiliki bintang stella sebanyak itu itu di kelas mereka.
"Iya, siapa lagi kalau bukan dia."
"Ah ...." Anya kemudian tampak ragu-ragu.
"Kenapa kau menjadi bingung begitu? Hubunganmu dengan dia sudah normal, kan?"
"Ya, benar sih ...."
Anya berpikir entah kenapa dirinya merasa enggan meminta itu pada Damian.
"Aku juga ingin meminta dia mengajarkanku soal matematika yang tidak ku mengerti, dia selalu mendapatkan nilai tertinggi di angkatan kita, bukan?"
Setelah tiba ke kelas, Becky mengeluarkan buku matematika dan menunjukkan materi yang dia tidak pahami kepada Anya.
"Aku juga tidak mengerti ...." kata Anya setelah menyimak bukunya.
Becky menghela napas pendek. "Hari itu kata temanku di kelas sebelah, soal seperti ini yang paling banyak masuk di ujian nanti."
Perbincangan mereka terhenti ketika bell sekolah berbunyi. Seluruh murid Academy Eden berbaris dengan rapi di aula. Guru di depan mereka memberi peringatan tentang ujian yang akan segera tiba.
"Anak-anak, kalian tahu bahwa ujian semester akan dilaksanakan sebentar lagi. Saya harap kalian semua telah mempersiapkan diri dengan baik," ujar guru itu dengan tegas.
"Aku sudah belajar keras dari seminggu yang lalu," kata Damian datar kepada teman-temannya.
"Ya, Bos. Kau sudah pasti mendapatkan nilai bagus."
KAMU SEDANG MEMBACA
SPY X FAMILY Damianya Fanfic (Lagi di Revisi)
FanfictionCerita Sambungan Dari Lightnovel SPY x Family (Bagian habis berkemah) lanjutan ceritanya berdasarkan hasil pikiran sendiri. Anya akan tetap berusaha dan tidak pernah menyerah untuk menjalankan misi (rencana B) untuk menjadi lebih dekat dengan Damian...