Bab 37

394 32 0
                                    

"Kau! Kenapa kau harus mengingatkan semua itu? Itu hanya masa-masa anak yang kelam. Sekarang aku bukan lagi gadis kecil yang dulu selalu berusaha ...." lalu
Anya tidak melanjutkan bicaranya lagi.

"Ya! Aku bukan lagi anak polos yang seperti itu ...." ucapnya dalam hati lalu mengadahkan satu tangannya mengenai air hujan yang sangat deras di telapak tangannya.

"Aku dulu melakukan itu demi agar Papa tidak membuangku," batinnya lagi.

Sesaat 2 orang itu tidak berbicara.
Kemudian Damian membuka suaranya lagi. "Berusaha mendekatiku? Hah!"
Damian tertawa kecil.

"Kau tidak tahu alasan kenapa aku berusaha mendekatimu." Anya memutar tubuhnya, menatap Damian.

"Itu karena agar kau bisa menemui ayahku, 'kan?" Tatapan Damian seperti mencebik.

"Itu benar, tapi alasanku bukan karena ayahmu adalah seorang Presiden yang terhormat.

"Lalu apa?"

"Aku takut tidak tinggal di rumahku lagi dan tidak bersekolah lagi di sini."

"Hah, apa hubungannya dengan itu?" Damian memasang wajah heran. Sungguh ... dia tidak mengerti.

Tidak bertemu dengan ayahnya, Anya tidak akan bersekolah lagi?

"Kau tidak tau, 'kan? Ha ... ha ... ha!" Dia tertawa sendirian.

"Apa yang lucu?"

Damian cemberut, menurutnya cringe. Tapi entah kenapa obrolan ringan itu terasa menyenangkan begitu juga Anya.

Ini pertama kalinya mereka saling berbicara sejak hari itu. Selama ini mereka memang tidak pernah saling berbicara. Becky yang selalu menjadi penengah saat mereka bertiga.

Dan ... tak terasa hujannya agak mereda. Anya berlari kecil ke halaman dan merentangkan tangannya.

Lalu dia menengadah ke langit dan ternyata langit sudah gelap.
"Sudah malam! Ayo kita kembali ke tempat tadi!" serunya lalu tiba-tiba berlari.

"!??"

"Hei! Tunggu!" Damian setengah berteriak lalu juga ikut berlari.

Damian berlari dan dapat menyamakan langkah kaki Anya.
Saat itu pasar Nijjo Sapporo agak sepi seperti tidak sore tidak mungkin karena efek hujan. Seperti sudah berhenti menggayuh sepeda gerakan kaki mereka melambat.

Lalu mereka berhenti tiba di tempat tadi namun, ternyata tidak ada Becky di sana ... mereka terdiam.

"Becky di mana?" Anya dengan wajah khawatir menoleh ke arah Damian.

"Mana aku tahu?"

"AYO KITA CARI!" Teriak Anya panik lalu berlari lagi.

"Oi!?"

Damian juga panik, dan langsung berlari lagi.

Mereka berlari sambil ngos-ngosan, mata mereka melihat sekeliling.

Next???
Bantu Vote, 1 vote itu berharga banget 🙃👍

SPY X FAMILY Damianya Fanfic (Lagi di Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang