Bab 65

169 11 0
                                    

Happy reading❣

Beberapa hari pun berlalu. Besok senin ujian sudah dimulai, itu artinya tinggal menghitung jam ujian berada depan di mata. Memikirkannya saja sudah membuatku mual. Aku menutup buku dan merapikan alat belajarku, dan melirik jam yang telah menunjukkan pukul 10.

Aku berpikir sepertinya aku sudah belajar dengan keras menjelang ujian ini, belajar bersama Becky dan anak kedua akhir-akhir ini juga sangat membantu. Tiba-tiba ponselku yang berada di ujung meja bergetar dan menyala, saat aku mengambil dan melihatnya ternyata ada notifikasi dari Becky.

[Kau sudah belajar, Anya?]

[Iya, aku baru saja selesai belajar.]

[Wow bagus kalau begitu, semangat buat besok!]

[Ya semangat, tapi aku takut.]

[Jangan takut, percaya dirilah!]

[Aku akan berusaha.]

[Semoga kita besok beruntung, sampai ketemu besok!]

[Ya.]

Setelah itu aku mematikan ponsel dan berniat untuk tidur.

***

Keesokan paginya, aku pamit dan melambaikan tangan pada Papa dan Mama saat segera naik bus. Mama memberi lambaian tangannya dengan senyum yang hangat, berbeda dengan Papa, dia memandangku dengan wajah serius. Yah seperti biasa dia selalu menggantungkan harapannya padaku tapi bukan agar operation strix berjalan lancar seperti dulu.

Sekarang itu tidak ada hubungannya, dia menggantungkan harapan padaku seperti itu hanya demi kebaikanku.

Ketika sudah menaiki bus dan tiba di Akademi Eden, aku turun dan melangkah ringan sambil memperbaiki syalku yang longgar. Saat melewati gedung asrama aku tidak sengaja berpapasan dengan anak kedua yang sedang sendirian.

Aku mengangkat tangan, "Ohayou."

Dia tampak terkejut. Lalu ragu-ragu membalas sapaanku, "Ohayou."

Aku kemudian berjalan mendekatinya sehingga kami berjalan beriringan.

Ngomong-ngomong ini baru pertama kali aku mengucapkan 'selamat pagi' padanya. Aku merenung sejenak.

Jadi begini ... pada akhirnya sekarang kami benar-benar berteman.

Aku melengkungkan bibirku.

"Kau kenapa senyum begitu?"

"Aku sangat senang berteman denganmu."

Mata anak kedua membulat lebar, "Itu hanya hal biasakan? Apa yang membuatmu sangat senang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata anak kedua membulat lebar, "Itu hanya hal biasakan? Apa yang membuatmu sangat senang?"

"Kau sangat baik padaku."

Anak kedua terlihat kikuk, namun dia tak menggubris lagi. Kami menyusuri jalan menuju kelas dengan hening, sehingga akhirnya tiba.

Aku melihat Becky, dan mengucapkan sapa dengannya.

SPY X FAMILY Damianya Fanfic (Lagi di Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang