Bab 48

213 22 2
                                    

"Baiklah, dengan senang hati," ucap Damian santai.

"Kalian bertiga, jangan mengikuti kami," katanya kemudian kepada Emile, Ewen, dan Becky. Seolah ketiga orang itu adalah pengganggu di kehidupannya.

"Hahaha siap, Bos!" jawab teman-teman Damian kemudian dengan kompak, ekspresi wajah mereka tampak sangat senang. Mereka sudah sangat menanti atau tidak sabar tentang apa yang dilakukan bos mereka nanti pada gadis malang itu selanjutnya.
Sementara itu, Becky terdiam  bingung. Tetapi beberapa saat kemudian dia memasang wajah mencurigai.

"Kenapa kami tidak boleh ikut? Kau ingin hanya berduaan dengan Anya ya ..." godanya dengan nada menyelidik. Tidak lupa dengan senyuman dan rayuan yang tentu membuat anak laki-laki itu jengkel

Wajah Damian cepat memerah. Jelas dia tidak tahan dan tidak suka selalu digoda seperti ini. Dia segera menepis perasaan tersipu itu dan menoleh kepada Anya.

"Kau jangan diam saja, tegur temanmu!" perintahnya kemudian pada gadis itu.

Anya terdiam, tampak menimbang sesuatu. Sepertinya dia sudah lupa tentang tawaran yang dia berikan pada anak laki-laki itu.

Melihat Anya tak kunjung merespons ucapannya, Damian pun mulai meninggikan suaranya.

"Kau mau aku maafkan? Atau tidak?!!"

"!!??"

Anya terkejut.

Seketika memori  momen Damian yang dengan tulus menolongnya terngiang di pikirannya. Dia pun berusaha menenangkan hatinya. Dengan hati yang berat, dia
menegur Becky, jangan selalu menggoda mereka seperti itu.

Becky memberi tanggapan dengan tersenyum miring, tentu dia sebagai  sahabat Anya mengerti.

"Sekarang ayo, ikut aku," ucap Damian melangkah besar meninggalkan tempat itu. Anya mengikuti dari belakang.

"Semangat Anya!" seru Becky sembari melambaikan tangannya, sehingga membuat Anya melihat ke belakang.

***

"Ambilkan buku itu." Damian  menunjuk salah satu buku yang sangat tebal yang terletak di rak yang posisinya sangat tinggi.

Anya terdiam sejenak. Seperti enggan menuruti perintahnya.

Lagi pula tubuhnya pendek, mana mungkin tangannya bisa mencapai buku di rak setinggi itu?

"Maaf, aku tidak bisa mengambilnya."

Damian yang fokus melihat buku, mengangkat wajahnya dan memandang Anya yang terlihat malas.

"Kau mau aku maafkan aku tidak?" tanya Damian, lalu melihat bukunya kembali.

Anya mengatup bibir, merasa sedikit kesal. Sebenarnya apa yang dipikirkan laki-laki menjengkelkan ini? Sialnya, entah mengapa kemampuan bisa membaca pikirannya menghilang.

Meskipun kesal, dia menuruti  perintah Damian. Dia mengulurkan lengannya. Menjinjit kaki setinggi-tingginya. Hingga melompat-lompat demi mencapai buku tebal itu. Berpikir mungkin jika dia berhasil  mengambil buku itu, dia akan dimaafkan oleh Damian.

Setelah dimaafkan, dia bisa pergi dan bebas dari Damian.

Damian memasukkan satu tangannya di saku celana. Dia terlihat puas menonton Anya yang sedang bersusah payah berusaha mengambilkan benda itu untuknya.
Wajahnya Anya jadi penuh oleh keringat. Padahal ruangan itu sangat  dingin karena dipenuhi beberapa AC.

Gadis tersebut tampak berusaha mati-matian. Anya menggertakkan giginya. Dia bersikeras ... dirinya harus berhasil mencapai buku itu! Maka dia melompat tinggi sekali dengan keberanian dan semangat penuh. Namun saat tangannya berhasil memegang rak tersebut, rak itu sedikit goyang seperti  ingin jatuh menimpanya. Sehingga membuatnya tak terkontrol  dan panik. Takut rak itu jatuh akan menimpa wajahnya dia membalikkan tubuhnya dan bergegas lompat ke bawah.

Tanpa sadar menginjak kaki Damian yang kebetulan berada di bawahnya.

Damian terkejut dan kehilangan keseimbangan.

Waktu seolah bergerak lambat, dia terjatuh ke arah Damian. Anya memejamkan matanya, bersiap untuk benturan yang akan datang.

Namun, benturan itu tak kunjung tiba. Anya membuka matanya perlahan dan mendapati dirinya berada di atas tubuh Damian.

Astaga!

Wajah mereka begitu dekat, napas Damian terasa hangat di pipi Anya.

"Apa yang kau lakukan!?" tanya Damian panik, dia beranjak dan segera mendorong gadis itu dengan terkejut.

Anya terdiam sejenak, masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Jantungnya berdebar kencang,

"Maafkan ... Aku ... " ucap Anya terbata-bata.

Tbc

Jan lupa vote!🤩

SPY X FAMILY Damianya Fanfic (Lagi di Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang