Bab 10

3.1K 674 85
                                    

Happy reading, semoga suka.

Yang mau baca duluan, bisa ke Karyakarsa ya, sudah update sampai bab 24.

Akun saya di sana: carmenlabohemian

Luv,
Carmen
__________________________________________

Bunyi bel pintu membuat Summer mengerutkan kening heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bunyi bel pintu membuat Summer mengerutkan kening heran. Memangnya siapa yang akan mendatangi rumahnya jam segini? Ini sudah terlalu malam dan Summer tidak sedang menunggu siapapun. Ia lalu membuka pintu dan menyisakan celah kecil untuk mengintip. Tampak seorang pria muda, mungkin seumuran Sunmer berdiri di sana. 

"Ya?" tanya Summer ragu. 

"Selamat malam, nama saya David. Saya mengantarkan kiriman untuk Summer Reed." Pria itu tersenyum ramah sementara dia menenteng sebuah kotak kiriman. Dia tidak terlihat seperti pembunuh berantai ataupun pemerkosa gila. 

"Tunggu."

Summer membukanya dan pria itu menyerahkan kotak tersebut padanya. 

"Selamat malam, kalau begitu."

Dan dia berlalu begitu saja. 

"Hey," seru Summer. "Kau tidak membutuhkanku menandatangani sesuatu?"

"Tidak perlu, Ma'am. Selamat malam."

Bingung, Summer menutup kembali pintunya dan menenteng kotak itu ke ruang tamu. Penasaran, ia membuka isinya dan bau makanan yang harum menyerbu hidungnya. Pizza. Ia bisa langsung menebaknya bahkan sebelum melihatnya. Summer menarik keluar kotak pizza itu, sebuah kartu tertempel di sana. Summer membukanya. 

'Kuharap kau suka pizza. Tolong, hubungi aku, oke? I need to hear your voice again.' 

Summer berusaha untuk tak tersenyum dan lanjut membuka kotak pizza itu. Seloyang pizza berukuran sedang dengan daging sapi dan ayam, di antara taburan jamur dan paprika serta mozarella nyaris membuat air liur Summer jatuh. Sudah berapa lama ia tak menikmati makanan lezat ini? Summer bahkan sudah lupa. 

"He deserves the name, dasar perayu wanita," omel Summer tapi sudut bibirnya membentuk senyum. Dan mengambil satu potong, ia lalu mengigit dan menikmati makanan tersebut. Setelahnya, ia mengambil kotak yang lebih kecil dan membukanya. Tawa kecilnya tak dapat ditahan saat ia melihat sebuah boneka teddy bear berbulu cokelat dalam setelan tuxedo hitam. 

The Billionaire's CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang