Happy reading, semoga suka. Don't forget to vote and comment.
Full version sudah tersedia di Playstore dan Karyakarsa. You can follow me on Karyakarsa: carmenlabohemian
Luv,
Carmen
_______________________________________________________________________________
Prev:
'Kita tidak perlu melakukan ini, Summer... kalau kau belum siap.'
...
Summer tidak tahu bahwa Gerald begitu gugup mendengar jawabannya. Ia sama sekali tidak tahu bahwa Gerald harus bersusah payah menahan diri. Summer sama sekali tidak tahu bahwa pemandangan dirinya di ranjang, dengan rambut terurai di atas bantal dan dadanya yang terangkat naik turun, semua itu membuat darah Gerald terasa mendidih. Belum lagi aroma gairah Summer yang membuat Gerald semakin sulit mengendalikan diri. Dan Summer juga tidak tahu bahwa caranya menatap Gerald membuat pria itu bertekuk lutut. Seandainya saja Summer tahu...
Tapi Summer terlalu sibuk dengan dirinya sendiri. Ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Sifat insecure-nya selalu berusaha menguasai dirinya namun kali ini, Summer berhasil mendorong pikiran itu ke tepi dan merobohkan batas kecil tersebut. Well, apa yang ia harapkan, bukan? Summer jelas tahu siapa Gerald dan seperti apa pria itu. Ia tahu kalau bagi Gerald seks adalah sekadar kenikmatan. Sementara bagi Summer, seks di antara mereka tidak akan lebih seperti dua orang teman yang saling menyukai dan memutuskan untuk bersenang-senang. Seperti semacam hubungan dua orang sahabat yang akan segera menikah dan memutuskan untuk memperkuat tali persahabatan mereka dengan seks. Hanya saja masalahnya, Summer takut ia akan melewati batasannya sendiri dan lupa bahwa mereka hanya dua orang teman yang saling memanfaatkan, ia takut ia jatuh cinta pada pria itu dan ia takut Gerald akan mematahkan hatinya di saat mereka berdua sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan.
"Summer..." Pria itu masih menunggu. Gerald masih dengan sabar menunggunya, pria itu tak memaksa, pria itu tak mendesak. "Summer, kalau kau ingin menunggu, aku tidak keberatan, kau tahu? Apapun, asal kau merasa nyaman."
Ucapan itu membuat Summer tersadar. Bahwa betapa sulitnya bagi Gerald untuk mengontrol dirinya dan berkata bahwa dia bersedia menunggu. Summer mungkin polos, tapi ia tahu kalau Gerald sangat bergairah. Tapi Gerald bersedia menunggu... demi dirinya. Dan Summer langsung tahu apa yang harus dikatakannya, apa yang diinginkannya. Ia lalu mengangkat tangan dan meraih wajah pria itu, mengelus pipi Gerald lalu merapikan rambut-rambut yang jatuh ke dahi pria itu. Summer lalu tersenyum lembut pada Gerald. Bagaimanapun ia telah menyetujui tawaran pria itu, seperti Gerald memanfaatkannya, ia juga memanfaatkan pria itu dan hubungan intim ini, Summer akan menganggapnya lebih seperti bonus. Bukankah ia menikmati semua perlakuan pria itu? Juga perhatiannya? Summer juga menginginkan Gerald. Gerald membuat Summer merasa cantik dan menarik, pria itu membuatnya merasa diinginkan dan walaupun mungkin semua kata-kata Gerald tidak sepenuhnya benar, namun ketertarikan fisik mereka tak bisa dipalsukan. Gairah pria itu terbukti nyata, tubuhnya memang menginginkan Summer. Menarik napas dalam, Summer menghapus rasa takutnya.
"Tidak, aku tidak mau menunggu, Gerald. Aku akan benci menemukan kau payah di tempat tidur setelah pernikahan kita," goda Summer dan pria itu tampak terkejut mendengar godaan tersebut. "Maksudku, kita berdua telanjang dan bergairah, it would be a shame if we stop now. Kecuali kau tidak menginginkannya." Ya, Summer menginginkan ini, walaupun ada resiko yang harus diambilnya, tapi tidak apa-apa, Summer akan melindungi hatinya. Seiring berjalannya waktu, ia pasti bisa belajar dari Gerald, bagaimana dia bisa tidur dengan begitu banyak wanita dan masih bisa melindungi hatinya.
"Kau bercanda, Summer? Aku nyaris mati menginginkanmu."
Pria itu lalu menghapus jarak di antara mereka dengan menciumnya dalam dan penuh gairah, berusaha menunjukkan betapa besarnya gairah yang dia rasakan untuk Summer. Dan Summrer akan berbohong bila berkata ia tidak merasakannya.
"Aku ingin menyentuhmu," bisiknya kemudian saat ciuman mereka terputus. Ia tidak mau tampak seperti perawan malu-malu. Gerald pasti tidak akan terlalu menyukai wanita yang pasif di tempat tidur. Entah kenapa, ia ingin membuat pria itu terkesan atau setidaknya pria itu tak akan menganggapnya perawan menyedihkan. "Setidaknya aku harus tahu apa yang akan kudapatkan darimu. Apa kau sesempurna yang kau gambarkan?"
Gerald terbahak lalu berguling telentang sambil membawa Summer serta. Kali ini merasa bertukar posisi, pria itu di bawahnya sedangkan Summer berada di atas tubuhnya. Ia bisa merasakan dengan jelas bagaimana tubuh lembutnya menekan keras tubuh pria itu.
"Well, silakan Summer, periksa aku sepuasmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Cinderella
RomanceJust like some cliche love story, between a billionaire and modern Cinderella. But hey, who doesn't love a fairy tale love story?