Happy reading, semoga suka.
Untuk Karyakarsa, semua bab sudah dipublish full ya dan tersedia juga dalam paket (full 54 bab)
Ada ebooknya juga di Karyakarsa, isinya persis, sama ya seperti bab2 yang diupload di KK (hanya saja bab perbabnya disatukan)
Enjoy
Luv,
Carmen_________________________________________
Semua ucapan yang tadi akan dilontarkan Gerald kini tertahan di ujung lidahnya. Ia menatap Summer dan tahu bahwa apapun yang akan ia katakan saat ini, wanita itu tidak akan percaya. Summer saat ini tampak terpukul, mengetahui bahwa orang-orang yang disebutnya keluarga telah mengkhianatinya. Gerald mengerti bahwa selama ini Summer tidak mau merusak hubungannya dengan ibu dan kakak tirinya, lebih karena wanita itu berpikir bahwa pada akhir hari, mereka tetaplah keluarga. Ia menutup mata pada kecurangan dan mulut jahat mereka dan mungkin meyakinkan dirinya sendiri bahwa sejelek apapun, keduanya masihlah keluarganya, Satu-satunya yang tersisa.
Dan setelah Gerald mengungkapkan fakta ini, wajar saja jika tingkat kepercayaan Summer pada orang lain menurun drastis. Bahkan keluarganya saja berani mengkhianatinya, Gerald akan membutuhkan lebih dari sekadar kata-kata manis untuk menundukkan Summer dan membuat wanita itu setuju menikah dengannya. Pada tahap ini, Gerald harus mengubah strategi.
"Tidak, tidak seperti itu, Summer. Pernikahan ini akan menguntungkan kita berdua. Singkat kata, kita saling menyelamatkan satu sama lain."
Reaksi yang didapatkannya adalah semacam dengusan keras. Summer menatapnya dalam, seolah berusaha mencari kejujuran. "Jadi maksudmu, ini semacam kesepakatan bisnis?"
"Aku lebih suka menyebutnya partnership."
"I don't have to listen to this, Gerald. Aku capek dan aku butuh tidur. Kau tahu pintu keluarnya."
Gerald tidak akan menyerah begitu saja. Ia mengejar wanita itu dan menahannya sebelum Summer sempat naik ke lantai dua. "Mengapa kau tidak mendengarkan dulu sebelum menolak?"
"Because this is absurd!"
"How so?"
Summer kini berbalik untuk benar-benar menghadapnya. Telunjuk wanita itu naik untuk menusuk-nusuk dada Gerald sementara dia berbicara. "Kau menikah denganku lalu membantuku menyelamatkan propertiku, begitu bukan? Lalu memangnya apa yang akan kau dapatkan? Aku tidak bisa memberikan apapun padamu, Gerald, kecuali bila kau juga tertarik dengan tanah ini. Aku tidak melihat bagaimana pernikahan ini bisa saling menguntungkan. It doesn't sound fair for you."
Summer, Summer... Terkadang Gerald tidak tahu apakah Summer memang hanya terlalu polos atau baik, tapi kejujuran dan sikapnya yang tak menyembunyikan apapun, tanpa agenda apapun di kedua matanya yang jujur, itulah salah satu alasan yang membuat Gerald takluk. Wanita itu seperti satu di antara sejuta dan Gerald sungguh beruntung menemukannya. Namun saat ini, ketika ia menatap mata Summer yang sedih dan lelah, ia tahu mungkin akan butuh waktu sebelum wanita itu belajar untuk mempercayainya.
"Mengapa kita tidak duduk dulu dan berbicara. Aku berjanji tidak akan menyentuh maupun menciummu. Aku tidak akan melakukan apapun yang tidak kau inginkan," pujuk Gerald lalu dengan pelan membimbing wanita itu ke ruang tamu dan mendudukkan Summer di sofa sebelum ia menyusul di sampingnya, dengan sedikit jarak yang memisahkan mereka. "Can we talk now?"
Summer menatap Gerald beberapa lama sebelum mengangguk. "Oke, katakanlah aku setuju menikah denganmu. Kau akan membantuku melunasi utang-utang bank dan membebaskanku dari cengkeraman ibu tiriku?"
"Tentu saja, without doubt."
"Lalu memangnya apa yang akan kau dapatkan?"
"Semuanya," jawab Gerald dan itu memang kenyataannya, jika Summer bersedia menikah dengannya, ia akan mendapatkan segalanya karena wanita itu adalah segala yang diinginkannya. Tapi tentu saja, ia tak bisa mengatakannya sekarang, tidak ketika keadaan emosi Summer masih berantakan. But still, ia harus menjelaskan beberapa hal agar Summer tidak memiliki asumsi yang salah. "Tapi sebaiknya kita meluruskan satu hal sebelum kau mulai berpikir bahwa penawaranku murni hanya demi kepentingan praktis. Aku tak ingin kau berpikir bahwa aku menikah denganmu demi keuntungan kita masing-masing, aku tidak mau kau salah mengerti. Aku menginginkanmu, Summer, sebagai wanita, terlepas dari perjanjian kita, semua yang kutunjukkan padamu tulus dan sungguh-sungguh."
Gerald menekan satu jemarinya ke bibir Summer untuk mencegah wanita itu menyelanya.
"Kau selalu beralasan bahwa kita hanya dua orang asing yang tak saling mengenal. Tapi Summer, aku tidak merasa perlu membutuhkan waktu bulanan atau bahkan tahunan untuk mengenalmu. Waktu bukanlah poin utamanya, Summer. Beberapa jam pertemuan awal kita, itu sudah cukup. Aku mengingat setiap detik, setiap menitnya. Aku bahkan ingat ketika kau membuka pintu mobil dan berusaha membangunkanku, menjanjikan ciuman untukku. Kupikir, tepat saat itu juga, di tengah kesadaranku yang masih terombang-ambing, aku terpikat, Summer. Aku tahu sulit bagimu untuk percaya, tapi itulah kenyatannya."
Ia menyengir dan mata Summer melebar seolah terkejut.
"Kau... tak mungkin..."
"Yes, Summer. Aku mengingat setiap menitnya. Aku terlalu bodoh karena membuat mata terlalu cepat tapi saat aku menutupnya lagi, kau tetap tidak menciumku."
Ia melirik dan melihat wanita itu tersenyum kecil, seolah mengingat bagaimana Gerald membuka matanya lalu memejamkannya kembali dengan cepat.
"Kupikir kau terluka parah saat itu. Aku tidak tahu kalau kau masih sempat berpikir untuk merayu wanita di kondisi seperti itu."
Inilah Summer yang disukai Gerald. Wanita yang bisa membuatnya tersenyum hanya dengan ucapan sinisnya. Ia rindu disindir wanita itu.
"Kau pikir aku setengah sadar, tapi aku merasakan sentuhanmu di tubuhku, kau meraba dan memeriksa setiap inci tubuhku..."
"Gerald, now you make me sound like a pervert. Aku tidak meraba dan memeriksa setiap inci tubuhmu."
Selaan wanita itu hanya memperlebar cengiran Gerald.
"Benarkah? Mungkin aku hanya berharap."
Summer melengos.
"But i am serious. Aku ingat semua yang kau lakukan untuk memastikan apakah aku baik-baik saja, sebelum bersusah payah menghelaku keluar dan memapahku ke sini. Aku juga ingat bagaimana kau menyiksaku, tentu saja, apalagi dengan senter sialan itu. But it's also part of the things i like about you. Aku paling ingat bagaimana kau juga berusaha menelanjangiku, duduk di lantai dan menarik celanaku dan terlihat..."
"Gerald, jangan berlebihan..."
"Please, let me finish?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Cinderella
RomanceJust like some cliche love story, between a billionaire and modern Cinderella. But hey, who doesn't love a fairy tale love story?