Happy reading, semoga suka
Yang mau baca duluan boleh ke Karyakarsa ya, sudah update sampai Bab 14
Akun saya : Carmenlabohemian
Luv,
Carmen
_________________________________________Summer marah. Ia benar-benar marah dan kesal!
Bagaimana tidak? Orang-orang yang dikirimkan pria itu muncul begitu saja dan mulai melakukan perbaikan tanpa terlebih dulu meminta izinnya dan akibatnya… mereka membuat lebih banyak kekacauan bagi Summer daripada memperbaiki kerusakan yang terjadi. Mereka masuk begitu saja, tidak mempedulikan tanaman-tanaman di sana, menginjak dan merusak bunga-bunga itu, juga pot-pot pecah yang berserakan. Kini, perusahaan asuransi mungkin tidak akan mau membayar ganti rugi akibat kecerobohan para pekerja itu. Tanpa uang asuransi dan tanpa bunga-bunga yang seharusnya bisa ia jual, Summer sudah pasti tidak mampu membayar utang banknya dan juga tagihan-tagihan lainnya yang mulai menggunung.
Summer duduk di tengah-tengah rumah kacanya yang kacau, yang diperbaiki dengan seadanya dan terburu-buru. Ingin rasanya ia berteriak dan memarahi seseorang. Masalahnya, orang yang ingin dimarahinya saat ini berada di rumah sakit, kemungkinan mengalami gegar otak dan entah luka cedera apalagi yang dialaminya.
Well, karena ia sedang kesal seperti ini, ada baiknya ia melakukan sesuatu, seperti misalnya menghubungi agen asuransinya - Maria - kakak tirinya.
"Summer, aku lagi sibuk sekali, bisakah kau menelepon nanti?" Tanpa salam pembuka, tanpa menanyakan kabar, tanpa bertanya mengapa Summer menghubunginya, wanita yang lebih tua beberapa tahun darinya itu langsung menolaknya.
"Aku harus bicara denganmu sekarang, Maria."
"Dengar Summer, aku punya puluhan klien yang sedang menungguku, badai dan banjir kemarin menyebabkan banyak kerusakan. Ada hal-hal yang lebih penting dari kebun bunga kecilmu itu, oke?!" Maria terdengar kesal dan Summer tahu wanita itu akan memutuskan sambungan.
"Aku juga klienmu, ingat? Malam tadi, ada mobil yang menabrak rumah kacaku dan merusak setengah dari tanamanku yang sudah siap panen. Kalau kau tidak melakukan sesuatu, aku akan kehilangan semuanya!" Kali ini, Summer juga ikut berteriak. Tidak bisakah sekali saja mereka berlagak seperti keluarga?
"Fuck! Lalu bagaimana? Kau baik-baik saja?" Maria lebih terdengar terkejut daripada khawatir.
"Ya, aku baik-baik saja. Tapi pria pemilik mobil itu ada di rumah sakit sekarang. Ayahnya sudah mengirim orang-orang untuk membereskan kekacauan ini, mungkin khawatir aku akan menuntut anaknya. Tapi aku sudah kehilangan setengah dari mawar-mawarku dan Hari Valentine sudah dekat, apa yang harus kukatakan pada supplierku nantinya?" Summer bersyukur suaranya tidak pecah, setidaknya kemarahan membuatnya bisa menahan tangis.
"Baiklah, aku akan mengeceknya nanti."
"Jalan di sini masih ditutup, kau harus menggunakan helikopter."
"Pria yang menabrak propertimu sepertinya memiliki dompet yang tebal," tebak Maria.
"Gerald, maksudmu? Ya, ayahnya memang memiliki uang."
"Gerald siapa?"
"Gerald Cunningham. Kau pasti pernah mendengar namanya."
"Holyshit, ayahnya adalah Jerome Cunningham?"
"Ya," jawab Summer.
"Fuck! That’s a news. Kita akan menuntut mereka, Summer," ujar Maria bersemangat, nada suaranya langsung berubah.
Summer mengerutkan kening. Pembicaraan ini tidak berjalan sesuai yang diinginkannya. Ia tidak pernah berencana menuntut Gerald.
"Maria, kau tak mengerti. Aku tidak bermaksud menuntutnya. Aku tak ingin membesar-besarkan masalah ini. Aku tidak mau dijadikan bahan berita. Kau tahu Gerald Cunningham selalu menjadi topik berita panas, aku tak ingin terlibat bersamanya, oke?!”
Maria berdecak. "Jangan cemaskan itu. Mereka akan menawarkan uang perdamaian sebelum para wartawan mencium berita ini. Aku yakin mereka juga tak menyukai huru-hara. Lagipula Gerald Cunningham sudah terlalu sering terlibat skandal, ayahnya pasti tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi. Kita pasti bisa mendapatkan sejumlah uang yang lumayan." Maria kini berusaha meyakinkannya. "Sudahlah, biarkan aku dan Mom yang mengurusnya, Mom selalu tahu bagaimana bernegosiasi. Kalau kau yang mengurusnya, pasti semua berantakan karena kau itu terlalu tolol, Summer. Kau selalu saja dimanfaatkan."
Summer menggigit bibir dan menahan balasan. Ia sudah terbiasa dengan semua ini dan tahu tak ada gunanya membalas. "Apa kau perlu melibatkan ibumu?"
"Tolol!" maki Maria lagi. "Tentu saja. Mom selalu tahu bagaimana berurusan dengan orang-orang seperti ini. Kalau kau ingin menyelamatkan kebun bunga kecilmu yang menyedihkan itu, kau memerlukan bantuannya. Sudahlah, aku dan Mom akan datang besok. Menurut prakiraan cuaca, hujan akan berhenti total besok dan jalan-jalan pasti akan mulai dibuka. Kuharap kau sempat mengambil foto sebelum dan sesudah perbaikan rumah kacamu?"
Summer bimbang sejenak lalu menjawab, "Ya."
Waktu itu ia sangat marah karena mereka datang begitu saja dan melakukan perbaikan tanpa bertanya padanya. Jadi Summer mengambil foto rumah kacanya, orang-orang yang dikirimkan untuk memperbaikinya bahkan helikopter mereka.
"Baiklah. I gotta go now, Summer. Minggu ini semuanya kacau dan berantakan. Aku dan Mom akan datang besok siang, oke? Ingat, jangan terima apapun tawaran mereka. Mom and I will handle this."
Lalu tanpa banyak basa-basi, Maria memutuskan sambungan.
"Oh Tuhan," bisik Summer kemudian. Entah kenapa, ia merasa semua akan menjadi lebih sulit. Dengan campur tangan ibu tirinya, Summer merasa bahwa segalanya akan bertambah kacau. Dan untuk pertama kalinya hari itu, pertahanannya roboh dan Summer mengizinkan dirinya menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Cinderella
RomanceJust like some cliche love story, between a billionaire and modern Cinderella. But hey, who doesn't love a fairy tale love story?