Happy reading, semoga suka. Jangan lupa vote dan komennya ya.
Ebook lengkap sudah tersedia di Playstore dan Karyakarsa.
Enjoy
Luv,
Carmen
______________________________________________________________________________
Saat Summer turun ke bawah, pengacara pria itu sudah tiba dan sedang duduk bersama Gerald di sofa, tampak sedang berbicara serius. Di atas meja telah tersedia sekotak besar jus dengan beberapa gelas kosong. Saat Gerald menyadari kehadirannya, pria itu segera berdiri dan memperkenalkan mereka berdua.
"Summer, ini Jacob Lawson, pengacaraku, yang sekarang menjadi pengacaramu juga. Trust me, he's the best." Lalu pria itu memperkenalkan Summer pada pengacaranya itu. "Ini Summer Reed, tunanganku. You know what to do."
Mereka bersalaman. Summer tersenyum kecil saat menjabat tangan Jacob, sementara pengacara itu tampak sama percaya dirinya dengan Gerald. Ia berharap ia bisa memiliki setengah dari kepercayaan diri yang mereka tunjukkan.
"Aku akan menyiapkan draft prenup untuk kalian pelajari dan kita bisa mendiskusikan setiap pasal dan detailnya dan apabila ada perubahan ataupun tambahan, kita selalu bisa menyesuaikannya selama perjanjian itu belum difinalkan."
Summer mengangguk. Tentu saja, kali ini ia akan mempelajari setiap detailnya.
Mereka belum berdiskusi banyak ketika Ellie tiba. Wajah wanita yang lebih tua itu tampak semakin gusar saat menyadari bahwa dia terlambat dan mungkin saja sesuatu telah berlangsung di antara mereka bertiga.
"Am i late for something?" tanyanya sinis saat mengikuti langkah Gerald menuju sofa. Dia melirik Summer marah sebelum duduk di seberang mereka. "Ada apa ini? Anakku akan menikah dan aku tidak tahu apa-apa?"
"Ellie..."
"Apa aku pernah mengajarimu untuk menjadi anak durhaka, Summer?"
"Oh, kau tidak pernah benar-benar menjadi ibunya, Ellie."
"Gerald," tegur Summer pelan. Ini masalahnya, ia bisa menyelesaikannya sendiri. "Hentikan."
"Yeah, minta dia menghentikan sandiwara konyol ini. Kau pikir aku percaya kalian akan menikah?" ejek Ellie. "Kau pikir kau bisa mengelabuiku? Cincin yang kau kenakan itu adalah cincin ibumu, kau pikir aku tidak tahu? Apa seorang Gerald Cunningham begitu miskin sampai tak mampu membeli sebentuk cincin?!"
"Dan kau tahu itu tidak benar, Ellie. Aku mampu membelikan apapun yang Summer inginkan, apalagi kalau cuma cincin pertunangan."
Summer nyaris kembali menghentikan Gerald. Tapi ia terdiam sebelum sempat membuka mulut. Mungkin pria itu tersinggung dengan cercaan Ellie, jadi Summer membiarkannya menghadapi wanita itu.
"Kau ingin tahu apa yang terjadi, bukan?" tanya Gerald tak kalah sinisnya dari Ellie. "Setelah tahu bahwa Summer meninggalkan pesta karena ucapan jahat dari orang-orang yang iri padanya, aku mengejarnya ke sini. Aku membuat pesta itu untuk Summer, jadi tidak ada artinya kalau aku meneruskan pesta tanpa dirinya. Saat aku melihatnya lagi, aku sadar kalau aku tidak mau kehilangan Summer seperti aku kehilangan dirinya di pesta itu. Aku tidak akan sanggup melihat Summer kabur lagi dari hadapanku. Jadi kukatakan perasaanku yang sejujurnya, aku jatuh cinta padanya, mungkin itu sudah terjadi saat pertama kali aku melihatnya, aku benar-benar jatuh cinta pada putrimu dan tak ada yang kuinginkan selain menikahinya dan menjadikannya istriku. Everything happens so fast. Tapi siapa yang bisa merencanakan cinta, bukan? Kalau menuruti kehendak hatiku, aku tidak akan melamar Summer tanpa persiapan, tapi semua terjadi begitu saja. Aku tidak membawa cincin tapi Summer bilang tidak masalah. Hati kami yang penting, bukan cincinnya. Anyway, aku bisa membuatkannya cincin pertunangan kapan saja, yang penting bagiku, dia sudah bersedia menerima lamaranku. Kalau memang kau adalah ibu yang baik, bukankah kau seharusnya bahagia dengan berita ini, Ellie?"
Ellie tertawa menanggapi kata-kata Gerald sementara Summer terhenyak. Ia nyaris mempercayai bahwa semua ucapan Gerald adalah nyata jika saja ia tidak tahu keadaan yang sebenarnya. Begitu mudahnya Summer dimanipulasi, bukan? Pantas saja Ellie selama ini bisa mengelabuinya karena ternyata Summer begitu mudah dibohongi. Ia bahkan nyaris mempercayai apa yang sebenarnya hanyalah sandiwara.
"Kau pikir aku bisa begitu mudah dibohongi?" Lagi, ucapan itu menusuk Summer.
"Terserah kau ingin percaya atau tidak, tapi pernikahan ini akan terjadi."
"Kau pikir aku akan mengizinkannya?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Cinderella
RomanceJust like some cliche love story, between a billionaire and modern Cinderella. But hey, who doesn't love a fairy tale love story?