Bab 30

1.8K 371 12
                                    

Adult Content 21+

Semoga suka, happy reading. Untuk wattpad, sensor sedikit ya. Kalau kalian mau yang lengkap, boleh silakan ke Karyakarsa, cari saja bab 30.  Di wattpad semua bagian seri sudah lengkap ya.

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enjoy

Luv,

Carmen

_______________________________________________________________________________

Gerad menahan napas saat melihat Summer dengan pelan menuruni tubuhnya, menggunakan ujung jemari dan mulut, persis seperti yang dilakukan Gerald padanya tadi. Ia mengerang pelan, antara senang dan terkejut, bahwa Summer benar-benar ingin berpartisipasi dalam percintaan mereka. "Aku akan menikmati setiap menitnya, Summer. Please inspect me," tambahnya lagi, menggoda.

"Apakah sejauh ini... kau menikmatinya?" tanya Summer tiba-tiba dari bawah. Wanita itu kini mengubah posisi dan saat dia bertanya, dia menghembuskan udara hangat ke kejantanan Gerald. Ia menggertakkan gigi tapi Summer melewatinya begitu saja, berpindah ke paha-paha Gerald.

Napasnya agak berat saat ia menjawab pertanyaan Summer. Jika wanita itu ingin menggoda dan melihat sejauh apa pengaruh dirinya pada Gerald, dia sukses besar.

"I am, Summer. Every second." Napas Gerad berhembus berat melalui gigi-giginya yang dirapatkan saat ia merasakan tangan dan mulut wanita itu menggoda paha-paha dalamnya. Rambut wanita itu yang jatuh menyentuh tubuhnya terasa seperti membelai tubuhnya saat Summer bergerak kian turun. Gerald tahu bahwa Summer hanya ingin membuktikan diri bahwa dia juga bisa memegang kendali dan bukan kekasih pasif, dan Gerald tidak keberatan, tapi sungguh... kendali dirinya sudah hampir lepas.

Summer menggodanya lumayan lama sebelum akhirnya wanita itu membungkus kejantanan Gerald dengan telapaknya. Gerald mengerang keras apalagi saat wanita itu menyentuhnya dengan ujung jemari dan bahkan mencium ujungnya. Ia tahu Summer sebenarnya gugup dan malu, tapi wanita itu menutupi sentuhan coba-cobanya dengan baik dan Gerald sama sekali tidak peduli apakah Summer berpengalaman ataukah tidak, sentuhan sederhana wanita itu sudah mampu membuatnya lepas kontrol.

Tapi Summer membutuhkan ini, Summer butuh memegang sedikit kendali agar rasa percaya dirinya meningkat, jadi Gerald menahan diri. Ia kembali menggeretakkan giginya sementara wanita itu terus bereksplor dengn lidah dan bibir. Saat Summer akhirnya membungkus dirinya dengan kehangatan mulutnya, Gerald menggerung keras.

Summer dengan cepat melepaskan dan mengangkat kepalanya lagi. "Kau... kau tidak suka?" tanyanya ragu.

Gerald bisa melihat ketidakpastikan di kedua mata Summer. Ia tahu ini pengalaman pertama Summer tapi ia tidak tahan melihat kecemasan berlebih wanita itu. Tidak ada yang perlu dicemaskan oleh Summer, Gerald menyukai semua yang dilakukan oleh Summer, termasuk cara wanita itu yang sengaja berlama-lama menyiksanya.

"Too damn good, Summer!" erangnya lalu ia menjulurkan tangan untuk meraih wanita itu dan menariknya ke atas lalu menciumi wanita itu sepenuh hati. Lalu ia menggulingkan kembali tubuh mereka hingga kembali ke posisi semula, Summer di bawahnya dan Gerald berada di atas wanita itu

Mata Summer melebar dan kedua pipinya merona merah saat Gerald menempatkan diri di kedua kakinya dan menekan wanita itu. "I want you this much, Summer. You should have known it."

Lalu sebelum kendali dirinya benar-benar lepas dan ia mendapati dirinya mengubur tubuhnya begitu saja dalam tubuh Summer, ia bangun sejenak untuk memasang kondom. Dan di saat itulah, Summer memilih untuk bertanya dan nyaris saja menghancurkan semua itikad baiknya.

"Kalau aku bebas resiko dan kau juga bebas resiko, mengapa kau harus tetap mengenakan pelindung?"

Shit. Apa Summer ingin mengetes dirinya? Wanita itu hanya berpura-pura atau benar-benar polos? Apa dia tidak tahu bahwa jika hanya mempertimbangkan sisi Gerald, ia dengan senang hati membenamkan dirinya ke dalam tubuh Summer dan menumpahkan benihnya di sana.

"Itu karena, Summer..." Gerald menggeretakkan giginya lagi, merasa semakin sulit berbicara sementara gairah sudah memenuhi otaknya. "Itu karena aku berpikir kau mungkin belum menginginkan seorang bayi dan kemungkinan itu akan selalu ada jika... you know, if I cum inside you. And you might be surprise... aku cukup kuno karena tidak menginginkan bayiku tercipta di luar pernikahan."

"Oh."

Summer membuat suara seperti orang tercekik dan ketika Gerald mendekat padanya lagi, ia bisa melihat bahwa wanita itu malu.

"We can start making baby right after the wedding, jika itu yang kau inginkan, Sayang."

"Aku... maksudku bukan itu... aku..."

"Sstt... please, I'm 'bout to explode, Summer. I need to have you now."

Ia kembali menempatkan dirinya di antara kedua kaki Summer dan wanita itu secara ingstingtif membuka kedua kakinya lebih lebar. Gerald mengerang saat merasakan hangatnya kewanitaan itu dan betapa lembapnya tempat itu menunggu untuk menyambutnya.

"Kau akan merasa sedikit tidak nyaman, tapi hanya sebentar, oke?"

"I am okay," jawab Summer dan ia tahu wanita itu berusaha meneguhkan hatinya. Tapi sungguh, tak ada yang perlu ditakutkan oleh Summer.

"Aku tidak akan pernah menyakitimu, I promise."

Gerald menatap ke dalam mata Summer yang indah sebelum menciumi bibir wanita itu dengan segenap gairah, berharap perasaannya tesampaikan pada wanita itu. Dan kemudian, masih dengan bibir mereka yang saling bertaut, Gerald mencoba pelan. Tidak mudah karena Summer begitu rapat dan ketat. Gerald lalu memutuskan ciuman dan mengubah posisinya sejenak dan kemudian membimbing dirinya. Ini bukan hanya pengalaman pertama Summer, tapi ini juga pengalaman pertama Gerald bercinta dengan perawan. Ia berusaha dengan selembut mungkin agar tidak menyakiti wanita itu saat ia melesak ke dalam tubuh Summer yang panas dan sempit.


The Billionaire's CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang