Mature 21+
Happy Reading, semoga suka.
E-book lengkap sudah tersedia di PlayStore dan Karyakarsa ya.
Selama Agustus, ada e-book2 yang sedang diskon, termasuk cerita ini. Di playstore juga KK.
Check it out.
search di playstore: Carmen labohemian merdeka
Sedangkan di Karyakarsa, kalian bisa claim voucher, lumayan 17rb. E-book ini termasuk yang dapat voucher ya, baik di paket maupun di full storynya.
Caranya pas mau cek out, klik Use Voucher, lalu masukkan kode : MERDEKA1708 - nanti akan dapat diskon 17.000 di totalan.
Vouchernya limited, selama masih ada ya.
Enjoy
Luv,
Carmen_________________________________________
Saat mereka akhirnya berkendara pulang, Gerald mungkin menyadari sikap diam Summer yang tak biasa dan bertanya.
"Apa ibuku atau Grace mengatakan sesuatu yang membuatmu tersinggung?"
Pertanyaan tak disangka-sangka itu membuat Summer kaget. "Tentu saja tidak. Mereka sangat baik padaku."
"Lalu kenapa kau tampak murung?"
Summer menimbang sejenak sebelum memutuskan untuk bercerita pada Gerald. Ia gundah, juga merasa bersalah. Mereka menerimanya dengan begitu tulus sementara ia dan Gerald menipu mereka semua dan memanfaatkan ketulusan mereka.
"Mengapa kau berpikir seperti itu?"
Ia bingung saat Gerald menepi di highway yang sedang mereka lalui sebelum meraih bahu Summer dan kembali melanjutkan.
"Kenapa kau berpikir seperti itu, Summer?"
"Tapi bukankah itu benar?"
Ia diam saat Gerald menggeleng. "Tidak, itu tidak benar. Pernikahan kita bukan pernikahan pura-pura. Aku berniat menjalani pernikahan sesungguhnya, begitu juga kau. Kita mungkin tidak saling jatuh cinta, but we will be real partners, as real as you want, I can promise you that. So stop overthinking."
Lalu Gerald menciumnya dalam dan lama, sehingga setelah pria itu menjauhkan diri dan kembali mengemudi, Summer sudah kembali melunak. Sekali lagi, ia membiarkan Gerald meyakinkannya.
Tatkala tiba di rumah dan menyadari hari sudah sangat malam, Summer lagi-lagi menawarkan pria itu untuk tinggal. Yang tentu saja disambut oleh Gerald dengan senang hati. Pria itu langsung memeluknya dan tanpa malu menekankan kekerasannya ke tubuh Summer. "Setelah ciuman tadi, aku bertanya-tanya apakah bijaksana jika aku mengebut agar kita bisa segera tiba."
Summer tertawa kecil dan berusaha melepaskan diri tapi gagal.
"Hei, aku hanya menawarkanmu untuk menginap di sini. Tidak lebih."
"Hmm... dan sebagai balasan, aku akan memberimu sesuatu."
"Apa itu?" tantang Summer.
"Kenikmatan."
Summer mendorong Gerald ketika pria itu lengah lalu berlari menjauh namun kemudian menjerit kecil saat Gerald menangkapnya kembali dan tanpa ampun membopong lalu membawa Summer ke atas menuju kamar.
"Gotcha, Summer. I won't let you run away from me."
Dada Summer bergetar saat mendengar suara serak Gerald. Ia tahu pria itu tak memiliki maksud lebih. Tapi tetap saja... dengan bodohnya jantung Summer berdebar dan berharap. Saat pria itu merebahkannya di ranjang dan dengan pelan melucuti satu persatu pakaian mereka, Summer bertanya-tanya bagaimana ia bisa tidur dengan pria itu setiap hari dan tetap bisa menjaga hatinya?
Namun saat bibir dan tangan pria itu menjelajahi tubuhnya dan mengacaukan pikiran Summer, semuanya kembali terlupakan. Semua kegundahan, semua keraguan, semua rasa bersalah dan rasa takut, segalanya lenyap. Hanya ada Gerald, ciuman pria itu, sentuhannya, panas kulit pria itu yang menempel di tubuh telanjang Summer dan napas hangat Gerald yang menggelitiknya.
Summer mendesah dan mengerang di tengah serbuan dan rayuan jemari serta lidah pria itu sampai satu penyatuan dalam membuat napasnya tersentak. Lalu pria itu mulai bergerak keluar masuk dirinya dan mengajak Summer untuk bersama-sama meraih pelepasan tertinggi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Cinderella
RomanceJust like some cliche love story, between a billionaire and modern Cinderella. But hey, who doesn't love a fairy tale love story?