Bab 31

1.6K 328 10
                                    

Mature Content 21+

Happy reading, semoga suka. Vote dan komennya jangan lupa ^^

Untuk lebih rinci, boleh baca bab lengkapnya di Karyakarsa ya atau cari ebooknya di Playstore/Karyakarsa. Untuk wattpad adult scenenya memang tidak eksplisit, mohon maklum.

Ada seri erotica romance baru di Karyakarsa juga, kalau suka boleh mampir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada seri erotica romance baru di Karyakarsa juga, kalau suka boleh mampir. Kumpulan romance erotica, khusus 21+ ya. You'll love it. Ceritanya bertema forbidden love, sejenis itulah.

 Ceritanya bertema forbidden love, sejenis itulah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Enjoy

Luv,

Carmen

_____________________________________________________________________________

Summer terbangun karena usapan lembut bibir pria itu di bibirnya. Ia berusaha menggeliat untuk melepaskan dirinya sampai ingatan tentang tadi malam memenuhi dirinya.

Oh Tuhan... ia dan Gerald... mereka sudah...

"Ternyata ciuman memang benar-benar bisa membangunkan putri tidur, bukan?" Itu suara Gerald. Serak dan seksi. Pria itu sekarang menjauhkan bibirnya, menatap Summer dan kemudian terkekeh. "Selamat pagi, Putri Tidurku yang Cantik."

Tidak setiap hari seorang wanita terbangun dengan seorang pria seperti Gerald, bukan? Pria itu tampan dan romantis, tipe perayu yang bermulut manis, tapi tetap saja, Summer boleh sesekali merasa ia beruntung, bukan?

"Apa kau selalu membangunkan wanita dengan cara ini?" Tapi tetap saja ia merasa harus menutupi kecanggungannya dengan lelucon sinis.

Yang ditanya hanya mengerutkan dahi tak senang.

"Hei, satu-satunya wanita yang ingin aku ingat adalah kau, Summer. I don't even know what you're talking about."

Summer tak tahan untuk tak tertawa kecil. "Napasku sangat mengerikan di pagi hari, kau tidak boleh menciumku."

Gerald berdecak pelan. "Bohong. I've kissed and smelled you just now, your smell is wonderful as always."

Summer menggigit bibirnya menahan malu. Tapi pipinya merona merah. "Kau memang perayu!"

"Apa salahnya merayu calon istriku sendiri?" debat Gerald lalu menggulingkan tubuh mereka dan kini menempatkan dirinya di atas tubuh Summer. "Karena kita akan segera menikah, aku boleh menciummu di manapun aku menginginkannya."

Protes pelan Summer teredam saat bibir Gerald menekannya. Bukan bibir pria itu saja yang menekannya, tubuh bawah pria itu juga ikut menekannya dan membangunkan kembali tubuh Summer yang tertidur, membangunkan kembali semua saraf-sarafnya yang tertidur, memanaskan darah Summer ketika ingatan-ingatan itu menjadi lebih jelas. Tubuh Gerald, yang telanjang dan hangat, kekuatan pria itu, kekuatan yang sama yang kini menekan perut Summer dan membuat kewanitaannya mulai berdenyut... oh, godaan untuk merasakan nikmat itu lagi mulai membesar dalam diri Summer.

Tanpa sadar, ia sudah memeluk Gerald dan membalas ciuman bergairah pria itu. Bibir Gerald bergerak pelan, menyapu lembut sebelum mulai mengisap, Summer mencoba mengimbanginya sedapat mungkin. Lalu lidah pria itu menyelinap ke dalam dan menari erotis, mengajak Summer serta untuk berpartisipasi.

"So sweet, My Sweet Summer," bisik Gerald ketika menjauhkan bibirnya dan menempelkan dahinya ke dahi Summer sejenak. "I want you again."

"Then do it," ucap Summer pelan.

Pria itu mengangkat kepalanya dan menatap Summer.

"You might still be sore."

Summer kembali merasa pipinya memanas. Ia masih saja canggung membahas hal-hal seperti ini walau kenyataannya mereka sedang berbaring telanjang di ranjang, tidur bersama setelah menghabiskan malam yang panas. "I'll be fine, Silly."

"Kau yakin?"

"Do it, sebelum aku berubah pikiran," ancam Summer.

Gerald membuat suara menggeram seakan ingin memangsa Summer sebelum menyurukkan kepalanya ke sisi leher Summer sementara Summer terkikik geli. "Kalau begitu aku tidak akan segan-segan lagi," gerung Gerald dengan suara serak teredam.

The Billionaire's CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang