Bab 23 B

2.6K 549 18
                                    

Happy reading, semoga suka.

Full story sudah bisa didapatkan melalui Playstore dan Karyakarsa.

Pembelian di Karyakarsa bisa melalui website : www.karyakarsa.com
(tidak perlu beli koin, cukup klik kotak koin lalu lanjut payment)

Atau kalian bisa beli paketnya di KK.

Enjoy

Luv,
Carmen

_________________________________________

Gerald senang sekaligus lega karena, wanita itu benar-benar berhenti bicara. Summer tidak tahu saja kalau sebenarnya Gerald juga sedikit gugup.

"Di mana aku tadi?" tanyanya, nyaris lebih pada dirinya sendiri. "Oh ya, saat itu bagiku kau terlihat seperti wanita paling seksi sedunia, dengan rambut basah yang indah yang jatuh melewati bahumu. You really looked like an angel to me that time."

Gerald berhenti sejenak dan menatap Summer yang kini tampak salah tingkah, seolah tidak tahu apa yang harus diucapkannya. Gerald mengambil kesempatan itu untuk meneruskan.

"Aku juga ingat dengan sangat baik saat kau keluar dari kamar mandi. Kau beraroma manis dan harum, seperti bunga mawar dan manisnya madu, kini setiap kali aku mencium aroma-aroma itu, hanya kau yang muncul di ingatanku, Summer."

"Wah..." Akhirnya Summer membuka mulut, walau masih tampak salah tingkah, wanita itu tak melepaskan kesempatan untuk menyindirnya. "Tidak heran kalau kau adalah perayu ulung, Gerald. Kau mengingat detail seperti itu?"

"Well, hanya jika berkaitan dengan dirimu, Summer."

Summer tampak ingin kembali mengatakan sesuatu, namun mengurungkan niatnya.

"Setelahnya, aku hanya ingat bahwa aku ingin mendengar suaramu setiap saat, aku berusaha menghubungimu setiap hari, mencari-cari topik pembicaraan, apa saja. Saat aku tahu keluarga tirimu berusaha mencurangimu, aku menyelidiki mereka seperti halnya kau yang mencari tahu diriku di internet," ucap Gerald sambil mengingatkan wanita itu bahwa Summer tak bisa begitu saja berpura-pura tak penasaran dengan dirinya.

"Ya, kuakui, aku penasaran."

"Hanya itu?" pancing Gerald.

"Ya, aku cukup menikmati percakapan kita, Gerald. Aku juga suka menghubungimu hanya untuk mengetahui perkembanganmu, karena aku... ya, aku cemas."

"Hanya itu?" ulang Gerald lagi.

"Ya, aku juga peduli."

"See? We like each other, Summer. Kita senang menghabiskan waktu bersama. You see the points? Aku senang menelepon dan berbicara denganmu, aku ingin melakukannya setiap hari. Aku ingin melihatmu setiap hari. Aku tidak pernah merasa seperti itu dengan wanita manapun. Kau adalah yang pertama yang memenuhi benakku dengan semua ini, dengan bayanganmu, dengan suaramu, dengan aromamu, semuanya." Lalu ia mendesah. "Kupikir aku tidak akan pernah bisa memenuhi permintaan keluargaku, sampai kita bertemu, Summer."

"Permintaan seperti apa?" tanya Summer kemudian.

"Keluargaku memintaku untuk menikah sebelum ulang tahunku yang ke 31, yang sebenarnya membuatku sedikit kesulitan."

Summer mengerutkan kening tak mengerti. "Kesulitan bagaimana? Apa maksudmu keluargamu memintamu menikah?"

"Begini, Summer. They kind of give me an ultimatum. Jika aku menikah tepat waktu, sebelum usiaku 31, aku akan mendapatkan setengah dari warisan keluarga, well jika aku tidak memenuhi tuntutan itu, ya... aku masih akan mendapatkan saham bagianku, tapi tidak sebesar semestinya. Sisanya akan dikuasai Edgar dan dia akan membuat hidupku di neraka, kau tahu, dia akan mengatur-atur hidupku sambil melambaikan-lambaikan saham bagianku yang seharusnya menjadi milikku." Ya, itu adalah kebenaran. Well, ada setengah kebenaran di dalamnya, memang bukan seluruhnya, tapi hanya itu yang bisa dipikirkan oleh Gerald sekarang.

"Edgar, kakakmu? Sekarang kau membuatnya terdengar hampir seburuk keluarga tiriku."

Shit!

"Tidak, tidak, bukan seperti itu, kau salah paham. Aku dan Edgar saling menyayangi. Edgar won't harm me. He is just like, you know... like a pain in my ass, if you get what i mean."

Summer mengangguk pelan.

"Oke, lalu kapan kau akan berusia 31 tahun?"

"Sekitar delapan minggu lagi."

"Oh, kau akan berusia 31 dan selama ini kau bahkan tidak mempertimbangkan untuk menikah? Delapan minggu bukan waktu yang panjang, kau tidak punya banyak waktu lagi." Summer menatapnya lagi, keningnya kembali berkerut. "Kenapa sebelum ini kau tidak meminta salah satu kekasihmu agar menikah denganmu? Pasti ada banyak sekali yang bersedia, kenapa harus menunggu selama itu?"

Gerald menatap Summer gemas. Apa wanita ini tidak mengerti atau berpura-pura tak mengerti? Jika Gerald tak pernah meminta siapapun untuk menikah dengannya sebelum ini, itu artinya Summer berarti sesuatu, walau Summer tak percaya dengan cinta pada pandangan pertama, dia seharusnya tahu kalau dirinya cukup penting buat Gerald sehingga ia bersedia mengajukan kesepakatan seperti ini.

"Summer, aku katakan sekali lagi, aku tidaklah seburuk yang digosipkan. Dan para wanita itu, aku tidak pernah mengejar mereka. Aku sebenarnya bahkan tak tahan berada satu ruangan dengan wanita-wanita yang tertangkap kamera bersamaku. Beberapa bahkan tidak aku kenal. Tapi ketika bertemu denganmu, hal itu berubah. Aku mendapati diriku ingin selalu berada di dekatmu, aku ingin berbicara padamu, aku ingin bercerita tentang hariku, aku ingin mendengar cerita tentang harimu, tentang kebunmu, bunga-bungamu, aku suka berdebat denganmu dan aku bahkan suka mendengar segala omelan dan sindiranmu. Aku juga suka ketika kau marah karena aku memaksamu melakukan sesuatu yang tidak kau inginkan atau karena aku melakukan sesuatu yang tidak kau sukai. Those simple things, i've never experienced it before."

"Nah, sekarang kau membuatku terdengar galak alih-alih menyanjung dan memujiku."

Gerald terbahak. "Well, it's a compliment. Kau boleh menyebutnya keberuntungan, atau takdir, atau apa saja. Kurasa memang sudah digariskan bahwa aku harus mengalami kecelakaan itu, menabrak propertimu dan menyerbu masuk dalam hidupmu, semua sudah terencana tepat waktu. Kita berdua tidak memiliki banyak waktu untuk disia-siakan, kau perlu keluar dari cengkeraman ibu tirimu secepatnya, aku perlu mendapatkan saham-saham yang menjadi hakku sementata waktu kita terbatas. This is our opportunity, kita harus menggenggamnya sekarang, Summer dan aku yakin semua akan berjalan baik. Well, katakanlah, misalnya pernikahan rancangan kita tak berhasil, setidaknya aku yakin kita masih akan menjadi teman baik, karena aku sangat... sangat menyukaimu, Summer." Gerald tak ingin terdengar memaksa, ia tak akan mengumbar janji karena Summer akan berpikir ia sedang menipunya dengan kata-kata manis, ia berusaha bersikap serasional mungkin agar Summer percaya bahwa pernikahan ini menguntungkan mereka berdua. Sebuah win-win solution untuk masalah mereka.

"Kalau begitu aku menginginkan perjanjian pranikah," ucap wanita itu setelah berpikir beberapa saat. "Aku tak menginginkan apapun darimu ataupun keluargamu tapi tanah serta rumah ini adalah milikku, dan hanya milikku saja."

"Jadi kau bersedia menikah denganku?" tanya Gerald agak takjub.

Sungguh, wanita itu bersedia?

The Billionaire's CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang