Happy reading, semoga suka.
Full version sudah tersedia di Playstore dan Karyakarsa.
Untuk pembelian di Karyakarsa, lebih baik via website langsung ya : www.karyakarsa.com
Buka dan langsung klik kotak koin seperti di bawah, jadi tidak perlu isi koin dan lanjut payment seperti biasa.
Luv,
Carmen__________________
Prev:
Kau ingin mengetahui berapa banyak wanita yang kutiduri?
...
Ucapan pria itu menandakan bahwa Summer tidak salah. Pria itu pasti memiliki deretan wanita yang pernah mengisi ranjangnya. Ia tidak tahu, apakah ia menyesal mengungkit hal ini? Summer mungkin lebih baik tidak perlu tahu. Tapi...
“Well, aku sudah memutuskan setuju untuk menikah denganmu dan baru sadar bahwa aku tidak banyak tahu tentang dirimu. Selain fakta bahwa kau kaya dan player. Kurasa itu pertanyaan yang wajar mengingat reputasimu.”
Ia terkesiap saat Gerald mendekatkan wajah untuk mencium kecil sisi lehernya dan menjilatnya kecil. “Apa yang kau katakan, Summer? Kau sudah mencari tahu tentang diriku di google. Dan kau juga tahu bahwa aku bukanlah pria berengsek yang meniduri setiap wanita yang kutemui. Seharusnya aku yang harus mencari tahu tentang dirimu, seperti misalnya, apa yang hal yang paling kau sukai di dunia ini?”
“It’s a heavy question.”
“But it’s not a hard one,” sanggah Gerald.
Apa hal yang paling Summer sukai? Ia berpikir sejenak. Apakah ada sesuatu yang sangat ia sukai dari hidupnya ini? “I guess I love my farm. My flowers. Maksudku, dulu aku bercita-cita menjadi perawat, tapi aku harus berhenti di tengah jalan dan aku tidak punya biaya lagi untuk melanjutkan dan… kebun bunga itu menyelamatkanku, tidak hanya secara finansial, aku bisa menghidupi hidupku berkat kebun tersebut, tapi kebun itu juga menyelamatkanku dari rasa putus asa, dari rasa sepiku setelah tinggal sendiri, it gives meaning to my life, know that I have something and I have something to do too.”
“Kau wanita yang kuat, Summer.”
Ia mengangkat bahu. “Just trying to survive.”
“Apa warna kesukaanmu?”
Summer tidak pernah memikirkan hal-hal seperti itu. Ia menggeleng. “Kurasa aku tidak punya.”
“Ayolah, setiap orang pasti memiliki warna kesukaan, apalagi wanita. Walaupun pernikahan kita lebih seperti pengaturan bisnis, kau juga harus membiarkankanku tahu hal-hal pribadi tentang dirimu, karena bagaimanapun kita akan menjadi suami istri dalam arti yang sebenar-benarnya.”
Summer agak merona saat menangkap nada dan maksud ucapan pria itu.
“Entahlah, biru kurasa? Karena warnanya menenangkan. Dan hijau. Keduanya membuatku merasa tenang dan damai.”
Gerald mengangguk. “Guess what? I love green too.”
“Oh.”
“Tell me more,” desak pria itu. “Makanan kesukaan? Aroma yang paling kau sukai? Pemandangan yang paling kau sukai? Minuman kesukaan? Acara TV yang paling kau sukai? Film kesukaan?”
Summer tertawa kecil mendengar rentetan pertanyaan tersebut. “Terlalu banyak, aku jadi lupa.”
“Makanan kesukaan.”
“Hmm… apa ya? Kurasa aku tidak terlalu pemilih. Apa saja, asal bukan yang terlalu asam.”
“Minuman kesukaan?”
“I love every kind of juice.”
“Acara TV yang kau sukai?”
“Aku tidak benar-benar suka menonton TV. Tapi aku punya film favorit. Aku menyukai film Breakfast at Tiffany dan Pretty Woman.”
“Classic,” komentar pria itu.
“All time favorite.”
Gerald terkekeh pelan. “Lalu bagaimana dengan aroma kesukaan? Pemandangan yang paling kau sukai?”
Nyaris saja Summer menjawab bahwa aroma pria itu dan wajah tampannya adalah jawaban untuk kedua pertanyaan tersebut, tapi ia berhasil menahan lidahnya tepat waktu. “Aroma kesukaan? I think… aku suka aroma matahari dan aroma tanah sehabis hujan. Dan pemandangan kesukaan? Ini agak aneh, tapi kurasa aku menyukai hujan. Terutama hujan di malam hari. I think it's beautiful.
Gerald menggeleng. “Kurasa itu tidak aneh, Summer. Aku juga menyukai hujan, lebih tepatnya hujan badai. Karena apa? Karena hujan badai yang telah membawaku bertemu denganmu.”
Pria itu memberinya senyum yang selalu membuat jantung Summer berdebar dua kali lebih kencang. Dan kali ini ketika pria itu mendekat untuk menciumnya, Summer sudah mengantisipasinya. Bahkan kali ini ia membalas ciuman Gerald.
Summer tahu ia sedang mempertaruhkan hatinya di sini. Ia sedang meresikokan hatinya dan membuka peluang bagi Gerald untuk membuatnya patah hati di menit ketika pria itu sadar tentang kesalahan yang telah dibuatnya dan memutuskan untuk bercerai secepat mungkin setelah mendapatkan warisannya, tapi Summer tidak bisa mengontrol tubuhnya. Di saat ini dan sekarang, ia ingin percaya bahwa ia adalah segala yang diinginkan Gerald dan mewujudkan fantasinya tentang pria itu. Jadi ia mencium pria itu dengan segenap rasa dan kemampuan terbatas yang dimilikinya sementara tangannya mengelus punggung besar pria itu.
“Summer,” panggil pria itu serak saat menjauhkan bibir mereka sejenak. “Jika kita tidak berhenti, aku tidak yakin aku akan bisa berhenti. Aku menginginkan ini, aku menginginkanmu, aku ingin tidur denganmu, sangat malah dan aku hanya laki-laki biasa, Summer. Aku tidak ingin membuatmu takut ketika aku kehilangan kendali diri.”
Summer tersenyum mendengar kejujuran pria itu. Ia lalu bangun dan duduk agar bisa menatap pria itu dengan lebih leluasa. Tangan Summer agar bergetar saat ia mengangkat kausnya melewati kepala dan lengan-lengannya.
“Aku berubah pikiran, Gerald. I want this too. Now.”
Ia tidak peduli pada fakta bahwa suaranya begitu kecil menyerupai bisikan atau wajahnya yang memanas karena malu. Ia kemudian menjulurkan tangannya ke belakang tubuh, berniat untuk melepaskan bra-nya. Namun Gerald bangun dengan cepat dan menahan tangannya.
“Apa kau yakin, Summer?”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Cinderella
RomanceJust like some cliche love story, between a billionaire and modern Cinderella. But hey, who doesn't love a fairy tale love story?