Happy reading, semoga suka.
Bab 41 sudah update di Karyakarsa. Mengandung adegan dewasa ya 21+
You can follow me there: carmenlabohemian
Luv,
Carmen_________________________________________
Summer akan datang ke pesta tersebut. Mengucapkannya hal itu memang mudah. Tapi saat ia duduk memandangi pakaian-pakaian yang tergantung di lemari tuanya, Summer merasa lemas.
Pergi dan mempermalukan dirinya serta sang tuan rumah? Atau mendekam di sini seperti wanita menyedihkan sementara Ellie dan Maria menertawakannya dari belakang?
Dua-duanya bukan pilihan yang menyenangkan.
Lamunannya buyar saat Summer mendengar suara pintu rumahnya yang kembali diketuk. Tidak persis diketuk, lebih seperti digedor. Summer bergegas bangkit dan siap memarahi Gerald, apa yang dilakukan Gerald siang-siang begini, apa pria itu tidak bisa menunggu sampai nanti malam?
Saat membuka pintu, Summer sudah menyiapkan serentetan omelan.
"Gerald! Kau benar-benar kurang kerjaa.."
Sisanya menggantung di langit-langit mulut Summer. Itu bukan Gerald. Tapi seorang wanita muda yang mungkin hanya beberapa tahun lebih tua darinya. Wanita itu tersenyum seolah menahan geli lalu melambaikan tangan memperkenalkan diri.
"Halo, Summer Reed. Aku Meghan. Maaf mengagetkanmu, Gerald sudah memperingatkanku bahwa kau mungkin akan sedikit kesal."
Summer melongo. "Ge... Gerald?" Ini kerjaan pria itu lagi? "Dan... Maaf, kau siapa tadi?"
"Aku? Aku Meghan Thompson, ibu perimu yang baik hati."
Summer semakin melongo. "A... Apa?"
Meghan berdecak pelan sambil mendorong pelan bahu Summer dan masuk sendiri tanpa diundang. Kelakuannya hampir sama dengan Gerald.
"Kau perlu ke pesta malam ini, bukan? Kau pasti sedang duduk cemas mengkhawatirkan apa yang harus kau kenakan malam ini, bagaimana kau akan merias dirimu, sepatu apa yang akan kau kenakan, bagaimana kau akan ke sana dan bla bla bla... So here i am."
Summer menelan ludah. Sejenak ia melihat berkeliling. Apa... Apa Gerald memasang sesuatu di rumahnya? Bagaimana pria itu bisa memilih waktu yang begitu tepat untuk mendatangkan ibu peri baik... maksudnya, wanita ini ke rumahnya? Summer berdeham.
"Umm... Gerald yang memintamu datang?"
"Yes, kau boleh meneleponnya jika kau ingin memastikan." Wanita itu masih tersenyum ceria. "Aku sudah ditugaskan oleh pria itu untuk mengubah seluruh tampilanmu malam ini. And i am so excited for that. You're just as beautiful as he told me."
"He... told you that?"
Meghan mengangguk. "Yeah. Dan aku juga tahu kalau kau adalah malaikat penyelamatnya."
Summer mengangguk. "Wait here."
Ia lalu berbalik dan berniat menghubungi Gerald. Tapi belum sempat ia melakukannya, pria itu sudah lebih dulu mengirim pesan.
Dear Summer, aku meminta salah satu sahabatku, Meghan Thompson, untuk membantumu menyiapkan diri ke pesta. Dia adalah salah satu make up artis terbaik di negeri ini, jadi kau tak punya alasan untuk berkata kau tidak cukup percaya diri. Can't wait to see you tonight, Angel. Aku masih terjebak rapat sekarang, will call you later.
Summer kembali berbalik dan Meghan masih berdiri menunggunya.
"Well, Cinderella, are you ready?"
***
Summer menatap dirinya sendiri dan terpana. Wanita di dalam cermin ini... Is that really her?"Wow... Aku tidak terbiasa mengagumi hasil kerjaku sendiri, but you're a masterpiece."
Summer mengerjap dan melihat dirinya lagi. Ya, harus ia akui ia juga terkejut. Meghan sepertinya memiliki tangan ajaib. Matanya yang biasanya terlihat biasa saja kini tampak lebih besar dengan alis melengkung sempurna dan bulu mata yang lebih lentik. Sapuan riasan menekankan bentuk tulang pipi Summer dan mulutnya jadi tampak lebih penuh dari biasa. Tapi yang lebih menakjubkan, Summer terlihat natural tanpa kesan ia mengenakan riasan berlebih.
Rambut cokelatnya yang keemasan juga dibiarkan tergerai alami. Sebuah gaun biru sepanjang mata kaki membungkus tubuhnya dan menjadikan Summer tampak lebih ramping dengan lekuk-lekuk yang bahkan mengejutkan dirinya sendiri. Inikah dirinya yang mengenakan gaun?
"Cantik, bukan?" ucap Meghan dari belakangnya sambil memegang pelan kedua sisi pinggang Summer yang ramping. "Aku tahu gaun ini memang cocok untukmu."
"Tapi... gaun ini... terlalu mahal buatku."
Meghan tertawa pelan dari belakangnya. "Jangan cemas. Gerald tidak membelinya. Ia menyewanya dariku. Katanya, kau tidak akan nyaman kalau tahu dia mengeluarkan uang untuk membeli gaun mahal."
Perkataan itu membuat Summer sedikit lega. Gerald benar, ia tidak akan nyaman jika Gerald menghabiskan banyak uang untuknya, rasanya tak pantas karena Summer bukanlah siapa-siapa untuk pria itu.
"Tapi Meghan... Tidakkah... Tidakkah menurutmu penampilanku tampak sedikit berlebihan?" tanya Summer agak cemas. Ia tidak bisa berhenti menatap bayangannya di cermin tapi ia cemas kalau penampilannya akan tampak terlalu berlebihan.
"This is perfect, Honey. Kau bilang berlebihan? Kau harus melihat wanita-wanita di pesta Gerald sebelumnya, mereka semuanya tampak seperti baru saja memborong semua keluaran terbaru brand-brand terkenal." Lalu Meghan tertawa pelan. "Gerald itu jarang berpesta, jadi ketika dia mengadakan pesta, orang-orang biasanya akan sibuk."
Benarkah?
"Aku pikir dia penyuka pesta," komentar Sunmer.
Meghan menggeleng di belakangnya sambil merapikan bagian gaun di pundak Summer.
"Jangan terlalu percaya pada semua-semua berita yang kau baca, Summer. Gerald bisa sangat menipu. Dia bisa tampak seperti playboy pongah yang hanya mengandalkan kekayaan keluarganya, yang hanya suka bermain-main dan tidak serius, tapi sebenarnya, dia itu brilian."
Dahi Summer terangkat penasaran. "Oh ya?"
"Apakah kau pernah mendengar tentang Hotel Royale Pacific?"
Summer mengangguk. Ia memang hidup jauh dari perkotaan tapi masih mengikuti berita-berita dan perkembangan luar. "Ya. Salah satu chain hotel terkenal, bukan?"
"Exactly. He owns that."
"Huh?"
"Gerald owns the whole chain."
"Oh."
Ia salah tentang Gerald. Pria itu bukan sekadar pria dari keluarga kaya. Rasanya... dunia mereka semakin jauh terpisah.
Tapi Meghan masih terus melanjutkan.
"Tapi dia tak pernah peduli dengan semua pemberitaan buruk tentang dirinya. Kata Gerald, bad publicity is also a publicity. It's good for business too."
Sementara itu, Summer tidak tahu apa-apa tentang bisnis. Atau tentang dunia Gerald. Atau apapun.
Saat limusin yang dikirimkan pria itu datang, Summer merasa langkahnya agak berat. Begitu masuk ke dalam kendaraan itu, berarti ia harus siap melangkah untuk memasuki dunia Gerald, yang asing dan agak menakutkan. Tapi Summer sudah berjanji akan datang dan setelah semua usaha yang dikeluarkan pria itu, Summer tidak tega mengecewakan Gerald.
One party. One night. Only that. Ia meyakinkan dirinya sendiri. Setelah itu, ia akan kembali menjadi Cinderella malang yang miskin, dengan sepatu bot kotor dan berdebu serta keluarga tiri yang jahat. Tidak apa-apa. Setidaknya, itu dunia yang dikenalnya selama ini. Setidaknya, Summer nyaman di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Cinderella
RomanceJust like some cliche love story, between a billionaire and modern Cinderella. But hey, who doesn't love a fairy tale love story?