45 | Skyline

204 48 76
                                        

The necklace means London is always in your heart, wherever you are. Once again, happy birthday. Even if it wasn't your best birthday, I hope it was the most unforgettable one.

London - Spring

🌸

Jika ada penghargaan untuk Sahabat Terbaik, maka Mikayla Bennett adalah pemenangnya. Aku sangat mengerti mengapa Ryan sangat mencintainya hingga rela meninggalkan impiannya menjadi bintang sepak bola demi terus bersama gadis penguasa hatinya itu. Mikayla benar-benar luar biasa; seorang individu yang tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Selama mengenalnya, aku tidak pernah melihatnya marah-kecuali saat Ryan membuatnya kesal, tapi itu tidak bertahan lama-dia selalu tenang, berpikir panjang, dan berkepala dingin.

Kudengar dari Ryan, Mikayla sudah membereskan urusan Zevania dan teman-temannya yang sudah mengetahui fakta yang sebenarnya. Ketika aku menawarkan bantuan, Mikayla menolaknya dan bilang ini merupakan masalah internal klub jurnalistik walau sebenarnya aku memiliki peran di sini. Ryan juga sama, menyuruhku membiarkan Mikayla karena dia tahu apa yang dilakukannya. Dia akan berjuang membela kebenaran dan keadilan, tipikal karakter utama di film dan buku kalau kata Kate.

Hari ini adalah hari ulang tahun Zevania. Seharusnya menjadi hari istimewa bagi gadis itu-merayakan hari kelahiran di kota impian. Namun, akibat konflik dengan teman-temannya tempo hari, dia pasti tidak mengharapkan apa-apa di hari ulang tahunnya selain berbaikan dengan teman-temannya. Aku berharap kalung pemberianku bukanlah satu-satunya hadiah yang didapatkannya, dia berhak mendapatkan lebih dari itu.

"Tumben sekali kau mengajak kita makan di kantin, bukan di lapangan." Kafka meletakkan nampan makan siangnya di atas meja dan menarik kursi di seberangku.

Emre mengambil kursi di sebelahku dan menggigit apelnya-dia selalu makan buah sebelum makan siangnya. "Kurasa aku tahu alasannya tapi aku tidak akan memberitahu." Dia menyikutku dengan tangan kirinya yang bebas. "Got you covered, mate!"

"Entahlah. Mungkin karena sebentar lagi kita pergi. Kapan terakhir kita makan di kantin?" Aku berusaha terdengar tidak terlalu jelas karena bukan hanya Ryan, Emre, dan (mungkin) Kafka di sini, melainkan anak-anak futsal lainnya. Kemudian, aku menyantap tuna melt panini-menu makan siangku.

Ryan menyadari arah pembicaraan ini, dia segera mengambil alih. "Benar juga. Kita terlalu menutup diri dari...."

Aku tidak begitu mendengarkan obrolan antara Ryan dengan yang lainnya. Mataku langsung terkunci pada kehadiran Zevania begitu gadis itu memasuki kantin seorang diri. Dia terus menundukkan kepala sambil mengerucutkan bibirnya ketika mengambil nampan dan ikut mengantre. Tidak ada Annika yang selalu berada di sisinya semenjak hari pertamanya; tidak ada Ashley yang selalu membawa kamera; tidak ada Dylan dan Tyler yang lebih terlihat seperti anak kembar dengan warna rambut berbeda.

Dan, tentunya tidak ada Keira ... sumber dari masalah ini. Aku penasaran bagaimana kelanjutan hubungan pertemanan antara Zevania dan Keira setelah segala peristiwa ini.

Zevania mengangkat kepalanya dan menyapu pandangan ke arah barisan meja kantin hingga mata kami bertemu. Aku segera mengalihkan mata dan ikut tertawa kecil bersama teman-temanku meski tidak tahu apa yang mereka tertawakan. Nyaliku yang kecil, mungkin?

Yang kutahu, tiba-tiba Emre menyapa Zevania, "Hi, Zeva!" dan mengajak gadis itu kemari, dan tentunya gadis itu menurut. Dari sudut mata, kulihat Zevania berjalan ke arah kami. Anehnya, nampan yang dibawanya masih kosong. Rupanya dia belum sempat mengambil jatah makan siangnya.

Benar kata Emre, dia memang tahu apa maksudku mengajak tim futsal makan siang di kantin, sebab Zevania pasti sendirian dan dia butuh teman-setidaknya untuk makan siang di hari ulang tahunnya. Tadinya aku hanya ingin mengajak Ryan dan Emre dan (mungkin) Kafka yang memang mengenal Zevania, tetapi anggota tim futsal year 11 lainnya malah ikut bergabung. Aku tidak mungkin mengusir mereka. Dan, kehadiran anggota futsal lainnya berarti Zevania tidak akan makan bersama kami di meja ini-dia pasti merasa risih dengan kehadiran orang asing. Ditambah atas rumor yang beredar, aku tidak bisa menjamin anak-anak yang lain bisa menjaga mulutnya.

Journal: The ReasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang