5 | Game

1.2K 247 27
                                    

London — Autumn

You were there for him, not me.

🍁

Aku percaya bahwa kelas favorit kebanyakan kaum Adam adalah kelas olahraga karena 1) tidak hanya diam di kelas yang membosankan, 2) alternatif paling efektif untuk melatih kebugaran tubuh , dan 3) gurunya adalah pelatih tim futsal sekolah. Biasanya di ujung permainan, Mr. Mason mengizinkan kami untuk menghabiskan waktu untuk bermain sepak bola.

Bukan hanya karena itu, sepak bola memang sudah menjadi tradisi turun menurun di Inggris. Jauh di atas olahraga manapun. Termasuk tim basket sekolah, yang menjadi rival terbesar kami.

Sebenarnya kelas olahraga antara laki-laki dan perempuan itu dipisah, tetapi karena Mrs. Walters sedang cuti melahirkan dan sekolah belum mendapatkan penggantinya, terpaksa kelas olahraga digabung dan itulah sebabnya kelas favoritku ini menjadi kurang efektif. Fokus Mr. Mason terbagi dua.

Setelah menyelesaikan lari sebanyak 5 putaran, kami beristirahat di kursi tribun. Berlari juga salah satu latihan penting bagi tim futsal, ya meskipun aku adalah seorang kipper yang diam di tempat. Kecuali tim lawan datang menyerang secara tidak terduga dan memaksaku untuk berpindah dari satu titik ke titik lainnya secepat kilat.

Dan rupanya, para siswi yang juga berlari ini tidak begitu terbiasa. Beberapa dari mereka seperti zombie meski masih di putaran pertama. Namun, ada satu gadis yang menarik perhatianku. Tubuhnya lebih mungil dibandingkan siswi lainnya, mungkin itu juga salah satu alasan dia memimpin.

"Itu yang kau bilang teman Annika dari Asia? Siapa namanya?"

"Zevania."

Aku langsung menoleh cepat ke sumber suara di belakangku. Dylan Carter tengah mengobrol dengan Reese Reynolds sambil memerhatikan lapangan. Dylan melihatku dan langsung mengalihkan pandangan. Sebenarnya hubungan kami baik-baik saja—seharusnya seperti itu. Kami tidak pernah bermasalah, tetapi bagaimana pun juga Dylan adalah sahabat Tyler. Mungkin itu sebabnya dia agak menjaga jarak dari kami.

Kuperhatikan Dylan lumayan jago bermain sepak bola. Namun, dia tidak pernah mendaftar. Ryan bahkan pernah mengusulkan akan mengajaknya bergabung, tetapi aku menolaknya. Dave juga begitu. Dave bilang, dia adalah teman Tyler dan menurutnya, sikap Dylan tidak jauh berbeda dari Tyler. Alasanku hampir serupa dengan alasan Dave. Dylan memang sahabat Tyler dan rasanya tidak etis mengajak Dylan bergabung dengan kami. Tyler akan semakin membenci tim futsal. Aku tidak ingin menyulut api yang menyebabkannya tambah membara.

Dylan dan Reese tidak membahas Zevania lebih lanjut. Tersisa satu putaran lagi. Sebagian siswi sudah terbaring di sisi lapangan. Kutebak mereka pasti tidak berolahraga sepanjang liburan musim panas. Sedangkan Zevania masih berlari dengan beberapa siswi yang masih kuat meskipun langkah mereka sudah terseret-seret.

Begitu sampai garis finish buatan Mr. Mason, Zevania langsung duduk di pinggir lapangan dan menyelonjorkan kakinya. Wajahnya begitu memerah. Setidaknya kau berhasil menyelesaikannya, Zevania.

Mr. Mason memberikan waktu istirahat dua menit agar mereka dapat beristirahat. Ia kemudian menghampiri tribun kami. "Biarkan para gadis bermain sepak bola, oke? Setelah itu giliran kalian."

Benar dugaanku. Mr. Mason pasti menyuruh kami bermain futsal dan aku sedikit berharap Gadis Eskimo itu juga bermain.

Mr. Mason menyebutkan nama-nama siswi yang akan bermain. Aku yakin seratus persen dia tidak menyebutkan nama Zevania Sylvianna dan aku tidak tahu mengapa. Kupandangi gadis itu pun tampak lega. Dia bangkit dari pinggir lapangan; berpindah ke barisan tribun di sampingku dan mengobrol dengan seorang gadis yang tidak kukenali.

Journal: The ReasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang