17 | Cupcake

637 104 44
                                    

London – Autumn

“Did you like that cupcake?”

🍁

“Andrew! Andrew!”

Langkah kakiku terhenti begitu mendengar suara Ryan dari balik punggungku. Aku menoleh ke belakang. Benar saja, ia kini berlari ke arahku sambil membawa sebuah buku di tangannya. Aku berharap ia tidak akan bertanya tentang hubunganku dengan Dave.

“Kau ingin…,” Ryan menggantung ucapannya, masih berusaha mengatur napas. “Ke perpustakaan?”

Perpustakaan? Aku menggeleng cepat. “Aku ingin ke ruang Mr. Mason.”

“Ruang Mr. Mason searah dengan perpustakaan. Tolong kembalikan buku ini, ya?” Ia menyerahkan buku ekonomi padaku.

Aku buru-buru mengembalikan bukunya cepat dan menyembunyikan kedua tanganku dalam saku celana. “Kenapa tidak kau sendiri yang mengembalikannya?”

“Aku ingin membantu Mikayla. Kau tahu majalah edisi terbaru akan segera keluar.” Ryan menarik paksa tanganku dan mengaitkan bukunya pada sela-sela jariku.

Alasannya ... Ryan memang pintar mencari alasan. Bukannya anggota tim majalah itu banyak? Seingatku ia juga tidak memiliki hubungan yang cukup baik dengan tim majalah kecuali Mikayla. Kekasihnya.

“Hei, bukannya itu Zeva?” Mata Ryan mengarah pada tangga dekat kami berdiri. “Kenapa dia tidak di ruang majalah membantu Mikayla?”

Zevania berjalan lesu menuruni anak tangga sambil memeluk buku. Tatapannya tampak kosong. Ia terus melihat ke bawah bahkan ketika melewati kami berdua.

“Zeva!” Ryan berusaha memanggil, tetapi tidak digubris oleh gadis itu. Ia terus berjalan dan tampak tidak menyadari keadaan di sekitarnya. “Aneh sekali. Andrew, ini kartu perpustakaanku. Tolong kembalikan, ya. Mikayla membutuhkanku.” Ryan menepuk bahuku sebelum berlalu menuju ruang majalah.

Aku tidak punya pilihan selain mengembalikan buku yang dipinjam Ryan ini. Lagipula sepertinya Zevania juga pergi menuju perpustakaan. Barangkali aku bisa bertemu dengannya di sana. Mr. Mason pun belum memberiku kabar lagi. Ia hanya berkirim pesan padaku untuk ke ruangannya saat jam istirahat tadi malam. Mungkin ia juga sedang sibuk sekarang.

Sesampainya di perpustakaan, aku tidak melihat tanda-tanda keberadaan Zevania di sini. Sepertinya aku memang harus ke ruang Mr. Mason.

“Atas nama Ryan Kearney.” Aku meletakkan buku ekonomi pinjaman Ryan dan kartu perpustakaannya di atas meja.

“Tunggu sebentar.” Mrs. Schumer menerima buku dan mengambil kartunya untuk didata atau sebagainya.

Seraya menunggu, aku melihat-lihat daftar pengunjung perpustakaan. Mataku langsung tertuju pada salah satu nama yang paling mencolok di bagian bawah. Zevania Sylvianna. Aku menggigit atas bibirku untuk menahan senyum.

Aneh sekali. Mengapa aku tersenyum.

“Sudah. Lain kali biarkan Ryan Kearney yang mengembalikannya sendiri,” ujar Mrs. Schumer sembari mengembalikan kartunya padaku. “Jangan lupa tulis namamu di daftar pengunjung perpustakaan.

“Oh, oke. Tentu.” Aku memasukkan kartu Ryan ke dalam saku dan meraih pena. Aku menuliskan namaku tepat di bawah nama Zevania Sylvianna dengan keterangan yang sama, yaitu mengembalikan buku.

Jarak waktu kedatangan antara aku dan Zevania tidak begitu jauh. Ada kemungkinan ia masih berada di sekitar perpustakaan. Langkah kakiku menyusuri setiap rak buku perpustakaan Islington High School yang lumayan besar ini. Tempat favorit membaca para siswa adalah di balkon. Mungkin Zevania ada di sana.

Journal: The ReasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang