London - Autumn
I thought I didn't have a special place in your heart... but did you know that you had one in mine?
🍁
Kemunculan Zevania di pesta ulang tahun Dave bisa dibilang adalah kabar buruk bagiku. Aku cukup lega mengetahui bahwa dia menolak ajakan Mikayla datang ke cafe untuk mengedit video Dave, yang kurasa menjadi sinyal bahwa gadis itu tidak akan datang ke pestanya. Keberadaannya pasti menjadi salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu oleh Dave.
Yang semakin memperburuk keadaan adalah kondisi Dave yang kini setengah mabuk. Dia sedang melancarkan aksinya: mengambil segelas beer dan mendekati gadis malang itu yang memisahkan diri dari kerumunan di dekat panggung. Aku memperhatikan dari jauh, sekitar tiga meter dari tempat Zevania berdiri.
Dan, terus memperkecil jarakku.
Dave sudah berdiri di sebelah Zevania, memberinya segelas beer yang tadi baru diambil dari meja minuman. "Kukira kau tidak datang," katanya memulai percakapan.
Zevania mematung di tempatnya. Matanya terus mengarah pada gelas yang masih berada di tangan Dave. Tampak ragu apakah harus menerima tawarannya atau menolak. Mungkinkah Zevania tidak meminum minuman alkohol? Seperti Emre?
"Dave, she doesn't drink that." Aku tidak yakin sebenarnya apakah Zevania meminum alkohol atau tidak. Aku mengambil beer itu dan memberikannya pada Ian, salah satu anggota futsal, yang kebetulan melewatiku.
"Kau mau minum apa, Zev?" Dave tidak menggubrisku yang mengambil minumannya. "Akan kuberikan segalanya untukmu."
Entah hanya aku yang merasakannya atau Zevania terlihat menghindar kontak mata, baik denganku maupun Dave. Tidak nyaman adalah sebutan yang pas untuk menggambarkan reaksinya. "Tidak, aku tidak ingin minum apapun. Permisi," ujarnya, kemudian berlalu meninggalkan Dave ... dan aku.
Aku menahan bahu Dave yang hendak mengejar gadis itu. "Biarkan dia sendiri, Dave."
Dave menepis tanganku. "Kau pikir aku akan menyerah? Tidak, Andrew. Malam ini akan kupastikan Zeva menjadi milikku."
Dave pergi begitu saja dengan kata-katanya yang masih terngiang-ngiang di telingaku. Aku tahu betul Dave tidak pernah bermain-main dengan ucapannya, terutama apabila dia sudah bertekad penuh.
Aku memandangi punggung Dave yang berjalan menjauh hingga menghilang ditelan kerumunan dekat panggung. Entah apa yang direncanakannya selanjutnya, tetapi saat ini dia tidak mendekati Zevania. Aku masih belum bisa menghela napas lega.
Malam ini akan kupastikan Zeva menjadi milikku.
Kalimat itu terus menghantuiku.
Aku mengedarkan pandangan, menyapu setiap sudut halaman belakang rumah Dave yang dipenuhi oleh tamu-tamu undangan pesta ulang tahun Dave. Dan, berhenti pada salah satu kursi di sisi kolam renang.
Gadis itu duduk di sana sendirian. Barangkali dia sedang berpikir apakah harus tetap berada di sini atau pulang. Aku masih tidak tahu alasan apa yang membuat Zevania kemari. Mendengar apa yang keluar dari mulut Mikayla tempo hari, kupikir gadis itu tidak akan datang.
Seandainya aku punya cukup nyali, aku mungkin akan menyuruhnya meninggalkan pesta ini, sekaligus menawarkan untuk mengantarkannya pulang sebelum Dave melancarkan aksinya. Namun, apa yang akan dipikirkan gadis itu nantinya? Bukannya itu sama saja seperti aku mengusirnya dari sini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Journal: The Reasons
Novela Juvenil[BOOK #2 OF THE JOURNAL SERIES] Andrew Stanley tidak pernah menulis jurnal sebelumnya, dia benci membaca dan menulis karena menurutnya membosankan. Hobinya adalah bermain sepak bola dan tujuan hidupnya hanya satu: menjadi seorang kiper profesional y...