"Dukun! Tolong Alissa!" panggil Jihli panik dengan tatapan berkaca-kaca.
Dukun Cilik pun langsung menghampiri Alissa, dan mencoba mengumpulkan kekuatan aether sebanyak mungkin ia dapatkan untuk dikerahkan untuk menyembuhkan luka tembaknya.
Namun jurus cure-nya tak membuahkan hasil-Alissa masih terkulai di pelukan Bull dengan tatapan kosong.
Ia mencoba memusatkan seluruh tenaganya lebih serius dan mencoba untuk mengumpulkan aether lebih banyak dari sebelumnya-setelah cukup banyak, ia mulai menggunakan cure-nya sekali lagi.
Tapi hasilnya tetap sama.
Dukun mencoba mengulanginya lagi dan lagi, terus dan terus, lebih banyak dari sebelumnya.
Namun hasilnya tetap sama-Alissa masih diam membisu dengan tatapan kosong.
Dukun Cilik duduk tersimpuh, dengan rasa putus asa dan kehabisan tenaga, "Maaf!-Aku tak bisa menyelamatkannya!"
Teman-teman senasib Alissa dan Jihli mulai tak mampu menahan tangis mereka masing-masing.
*****
"MASAKAN APA INI?!-RASANYA MENGERIKAN SEKALI!!" damprat pemilik The Biscmark melempar masakan buatan Bull.
Keadaan di dapur-yang sedang melaksanakan ujian penerimaan koki baru-seketika jadi tegang, apalagi ketika roegadyn bernama Bull selalu nekat hadir dalam ujian penerimaan dan dengan kemampuan masaknya yang buruk.
"Bahkan anjing buduk kelaparan saja tak mau makan masakanmu!" semprot sang pemilik restoran kesal.
Namun Bull bergeming, ia tetap berdiri tegap dengan tatapan yakin kalau ia bakal diterima.
"S-Saya selalu belajar untuk memperbaiki kemampuan masak!" jawab Bull.
"Bahkan rasanya malah semakin tak karuan!!" sela si pemilik restoran.
Sedangkan di dapur utama-para koki tetap The Biscmark, dan salahsatunya adalah Alissa, hanya bisa kasak-kusuk memandangi Bull yang dimarahi sang boss.
"Orang gila!-Sudah tahu tak bisa masak masih nekat ikut ujian koki!" ejek temannya.
Alissa hanya bisa menjawab dengan tersenyum kecut dan kembali memandangi Bull.
"Aku suka kengototannya!" ungkap Alissa, "Tapi sayang-ia juga ngotot untuk membuat masakan tak enaknya."
*****
Ketika dalam perjalanan pulang, Alissa terkejut melihat Bull menangis di pojokan kota-bukan main heran dirinya ketika melihat sosok yang selalu ia temui, ngotot dan tahan omelan si pemilik restoran, ternyata di luarnya melempem dan cengeng.
Alissa coba memberanikan diri untuk menyapanya, "Hai!"
Bull terkejut ketika seseorang mengetahui tempatnya ia menyepi, ia pun bergegas menyusut kedua matadan hidungnya yang berair dan beringus.
"Kau, Bull yang sering ikut ujian masuk koki, kan?"
"A-Aye! Betul, Nona!"
"Kenapa kau dengan kemampuan masak sejelek itu terus memaksakan diri untuk ikut??" tanya Alissa heran.
Bull naik pitam ketika mendengar masakan hasil latihannya diejek Alissa.
"TUJUH NERAKA!-AKU SELALU BERLATIH UNTUK MEMPERBAIKI MASAKANKU! MEMASAK ADALAH GAIRAHKU!" hardiknya.
"HEY! JANGAN MEMBENTAK WANITA!" balas Alissa tak kalah galaknya.
Keadaan mereka berubah menjadi tegang dan canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
A REALM REBORN ( Final Fantasy XIV Fanfiction )
FantasyCerita ini merupakan fiksi penggemar game J-MMORPG "Final Fantasy XIV : A Realm Reborn" ***** Update cerita dua minggu sekali. ***** Setelah lima tahun lamanya sebuah negri bernama Eorzea, bangkit dari kehancuran hebat yang disebabkan oleh makhluk k...