22. Ujian Buat Sylphie

245 18 5
                                    

"Maafkan aku! Keterlambatanku nyaris dibayar dengan nyawa Dukun dan kawan-kawan! Aku tak ada ketika para Amalj'aa menangkap dan menculik mereka!—Dan aku juga belum hadir ketika mereka dipersembahkan kepada Ifrit.." akunya panjang lebar.

Thancred bisa melihat mimik muka Minfillia ketika mendengar pengakuannya—sang pemimpin Penerus Fajar Ketujuh terlihat murung, ada kemungkinan patah hati karena kecerobohannya.

"Ya! Ajaibnya, mereka berempat selamat!—Tapi itu bukan alasan untuk menampik bukti bahwa aku melanggar peraturan yang ada di Company, membiarkan mereka berempat sendirian menghadapi marabahaya sebesar itu!.."

Thancred menundukkan kepalanya, "Aku sudah amat mengecewakannya!.. Begitu juga amat mengecewakan dirimu!.."

Minfillia pun mulai buka suara, "Apa yang terjadi, terjadilah, Thancred. Kau bisa terus-menerus menyalahkan dirimu—"

Tiba-tiba perkataan serius Minfillia ia potong ketika keempat petualang masuk ke ruang kerjanya—dengan keadaan segar-bugar dan berpakaian serta berbaju zirah baru.

"Ah! Senang sekali kalian bisa kembali!" sambut Minfillia senang.

"Mm!" Dukun Cilik mengangguk, "Tugas pertama kali benar-benar melelahkan namun sangat berguna bagi pengalaman kami!" ungkapnya.

"Dan sekarang kami sudah siap dengan tugas selanjutnya, Nona Minfillia!" tambah Jihli bersemangat.

"Benar-benar waktu yang tepat, para pembasmi Ifrit! Aku baru saja menceritakan kisah kepahlawanan kalian dengan Minfillia!" sambut Thancred.

Namun sambutan Thancred kurang begitu menarik di hadapan mereka.

 "Thancred sudah menceritakan semuanya kepadaku. Kalian sudah bekerja dengan sangat baik untuk kami!" ungkap Minfillia.

"Dan bahaya yang kalian hadapi sudah pasti sangat besar, walau sebagian dariku meyakini tak ada yang perlu dikhawatirkan! Dan akhirnya, penyelidikan panjang kita terbayarkan sudah! Apa yang para Amalj'aa lakukan dengan perampokan dan penculikan bertujuan untuk memanggil dewa mereka, Ifrit!" tambah Thancred.

"Kasus ini tak hanya terbatas di Ul'dah. Kasus makhluk buas berujung para makhluk kuno juga terjadi di Limsa Lominsa dan Gridania dewasa ini!" ungkap Minfillia.

"Aku yakin kalian sudah tahu, sebagian alasan kenapa tindakan kriminal ini berhubungan dengan kebangkitan para makhluk kuno, kan?" tebak Thancred.

"Eh?—Memangnya ada sebagian alasan lain yang belum kami ketahui?" Jihli penasaran.

"Kalian Cuma tahu kalau mereka menculik dan mencuci otak orang-orang non-Amalj'aa untuk mempersiapkan kedatangan para dewa mereka secara senyap." Jawab Thancred, "Bagaimana dengan peramporakn kristal aether?"

"Eeeeh!—Maaf maaf saja, nih!.. Kami kurang jago bermain teka-teki, Bung!.." keluh Bull dengan permainan kata-kata Thancred.

"Sebenarnya makhluk kuno itu adalah bagian dari aliran aether yang mengalir di planet ini, seperti aether yang sering kita pakai. Namun, dengan dikumpulkannya banyak aether, kumpulan mahabanyak ini bisa membentuk ciri fisik-ciri fisik tertentu, dan kumpulan aether berwujud fisik ini kita sebut sebagai makhluk kuno!"

"Akan tetapi, semakin lama mereka tampil dalam wujud fisik, semakin banyak aether yang mereka butuhkan untuk tetap ada!—Mereka menggunakan kristal-kristal aether sebagai sumber tenaga mereka dan para makhluk kuno menyuruh penyembah-penyembahnya untuk mengumpulkan kristal aether sebanyak-banyaknya."

"Ooh!—Pantas saja ketika kami mengalahkan Ifrit, tubuhnya berubah menjadi kumpulan aether!" Dukun Cilik akhirnya paham.

"Hmm!.. Berarti konsepnya kurang-lebih sama dengan materia-nya Professor Mutamix.." gumam Wunny.

A REALM REBORN ( Final Fantasy XIV Fanfiction )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang