Meffrid dan pengikut-pengikutnya yang juga pengungsi Ala Mhigo mulai tak nyaman tinggal di Kampung Quarrymill, setelah bertahun-tahun harus hidup terlunta-lunta dari kota satu ke kota lainnya, dari kampung satu ke kampung lainnya, mereka harus mengalami nasib yang sama-disisihkan oleh orang-orang Eorzea.
Kini teduh dan sejuknya kawasan Rimba Twelveswood tak bisa meredam makin memanasnya gesekan antara warga setempat dan para pengungsi Ala Mhigo pimpinan Meffrid, ia tak menyangka nasibnya yang dahulu adalah seorang kesatria Ala Mhigo sekarang harus tinggal di pojokan kampung-sesekali melamuni masa-masa kejayaannya di tanah arinya dan memikirkan mau mengungsi kemana lagi, kah, mereka-sambil memandangi aliran air limbah.
"Kapten!" sapa seorang pengikutnya.
"Ah! Akhirnya kau kembali!" sambut Meffrid, "Bagaimana hasil pencarianmu?"
"Kita bisa pergi agak ke utara-Coerthas namanya, tepatnya di kawasan perbatasan antara Eorzea dengan negara bernama Ishgard. Tempatnya bersalju dan banyak naga buas berkeliaran disana, akan tetapi penduduk situ cukup terbuka kepada kita." Lapornya panjang lebar.
Meffrid sumringah ketika mendengar laporan tersebut.
"Bagaimana, Kapten?"
"Menurutku pribadi-Tak masalah kita harus hidup di tempat yang kejam, asal sesama manusianya tidak sama-sama kejam!" ungkap Meffrid, "Nanti kita akan membahasnya bersama yang lain!"
"Salam!" beberapa saat setelah mereka berbincang, Wunny yang jauh-jauh dari Kampung Ala Mhigo, mendatangi mereka berdua.
Meffrid dan pengikutnya itu saling berpandangan mata ketika melihat ada orang asing berani menyapanya dengan ramah-dan Wunny bisa mengendus gerak-gerik mereka yang agak canggung dengan keramah-tamahannya.
"Apakah betul kau adalah Meffrid, ketua gerakan kemerdekaan Ala Mhigo?" lanjut Wunny.
"Ya, betul! Aku adalah Meffrid." Jawabnya mantap, "Ada apa gerangan orang Eorzea mau bicara dengan orang Ala Mhigo??.." tanya Meffrid dengan nada agak sinis.
Wunny tertawa sedikit, "Sebenarnya aku bukan orang Eorzea, hanya lama mencari penghidupan disini, Tuan Meffrid!.." jawabnya santai, "Aku datang dari-"
Belum selesai Wunny bicara, tiba-tiba seorang pengikut Meffrid datang dengan terburu-buru, sepertinya ada yang sangat serius terjadi kalau melihat wajah anakbuahnya begitu pucat dan berkeringat.
"K-Kapten! Gawat!!" teriaknya.
"Ada apa, prajurit? Katakan!" jawab Meffrid.
"Kapten!-Gallien, Kapten!-Lukanya semakin parah dan panas badannya semakin tinggi! Sepertinya dia tak punya banyak waktu lagi!"
Meffrid tiba-tiba terlihat sangat terguncang ketika mendengar laporan tersebut.
"Dasar terkutuk!! Aku sudah meminta tolong kepada orang-orang disini-bahkan sampai membungkuk dan mengiba-mereka sedikit, pun, tak mau mengulurkan barang sejari!" teriak Meffrid putus asa, "Aku bersumpah! Kalau Gallien mati-kedua tangan mereka akan penuh dengan darahnya!!"
Wunny terkejut ketika melihat keadaan yang mereka alami, separah itukah?-tanya Wunny dalam batinnya yang mulai ikut goyah.
"Biar aku coba yang meminta bantuannya!" tawar Wunny sambil bergegas meninggalkan Meffrid dan kedua pengikutnya.
*****
Wunny bergegas mencari orang yang menurutnya bisa menyembuhkan seseorang di seisi Kampung Quarrymill, akhirnya ia menemukan apa yang ia cari-seorang Conjurer yang berpakaian Pendengar yang sedang berdiri tak jauh darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A REALM REBORN ( Final Fantasy XIV Fanfiction )
FantasyCerita ini merupakan fiksi penggemar game J-MMORPG "Final Fantasy XIV : A Realm Reborn" ***** Update cerita dua minggu sekali. ***** Setelah lima tahun lamanya sebuah negri bernama Eorzea, bangkit dari kehancuran hebat yang disebabkan oleh makhluk k...