17. Dipusingkan Petunjuk

267 16 0
                                    

Seorang Amalj'aa mengaum keras, "Manusia!-Jadilah pengikut Ifrit!"

"Tujuh neraka!-Ternyata dia bisa bicara!" Bull kaget.

"Ternyata mereka sama seperti Ixali!.." tuding Wunny.

"Ternyata mereka lebih besar dari Bull!" tambah Jihli.

"Manusia!-Jadilah pengikut Ifrit!"

"Bagaimana kalau kami tidak mau?!" tanya Dukun Cilik.

"Grrrr!-Kalau begitu-" salahsatu dari mereka berubah menjadi bara api berjalan, "Kalian harus jadi persembahan Ifrit!!" dan Amalj'aa yang berubah menjadi monster api bersiap untuk menyemburkan api yang sudah mengumpul di mulutnya.

"AWAS!!" pekik Jihli.

Dukun Cilik refleks langsung menggunakan aether elemen tanahnya untuk membuat tembok tanah-menahan semburan panas sang Amalj'aa, walau sudah ditamengi oleh tebalnya tanah, para anggota baru Penerus Fajar Ketujuh masih bisa merasakan panasnya.

Amalj'aa penyembur hanya sukses membuat gosong tembok tanah yang dibuah Dukun Cilik, ketika kobaran api dirasa sudah padam, Dukun menurunkan tembok tanahnya.

Keempat Amalj'aa tak menyangka ada serangan mendadak yang disiapkan dari balik tembok tanah tersebut.

*****

"HEAAHHHHH!!!" Ujung tombaknya berhasil menancap di dada seorang Amalj'aa-namun tak dinyana, serangan Wunny yang harusnya fatal ternyata hanya membuat musuhnya itu terluka berat.

Amalj'aa yang ia tusuk ternyata sekokoh pondasi gedung, kulitnya yang tebal berhasil membuat tombak Wunny tak menembus keluar punggungnya-bahkan dengan gagah berani mencoba meredam dorongannya.

Tau kalau dalam posisi tak menguntungkan, ia bergegas mencabut tombaknya dan mundur beberapa langkah.

Satu Tembakan Maut Jihli berhasil dilepaskan ke arah perut seorang Amalj'aa, namun hasilnya sama seperti Wunny-yang biasanya selalu menembus tubuh lawan-lawannya, kini di hadapannya hanya menancap dan membuat luka serius.

"T-Tidak mungkin!!" Jihli tersentak.

Amalj'aa yang terpanah itu mendadak melempar tombaknya, Jihli tak menyangka kalau makhluk dengan lengan sebesar itu bisa melempar tombaknya sangat cepat, ia mencoba sebisa mungkin untuk mengelak-walau akhirnya paha kirinya sobek karena terserempet tombak musuhnya.

Keempat Penerus ini kembali berkumpul di posisi agak jauh dari kumpulan Amalj'aa, supaya mereka bisa menyusun strategi dari jarak yang aman.

"Tujuh Neraka!-Bahkan tebasanku tak bisa membuat tangannya putus!!" kutuk Bull.

"Kalian pakai aether, kan??" tanya Dukun Cilik sambil menyembuhkan luka Jihli.

"Oh, tentu saja!-" jawab Wunny, "Tapi sepertinya kekuatan aether kita belum cukup untuk menjatuhkan mereka."

"Tubuh mereka yang menyala-nyala itu-" selidik Dukun Cilik, "Sepertinya memberikan pertahanan tambahan seperti apa yang dilakukan Bull."

"Kalau begitu!-" Bull memfokuskan tenaganya lagi, kali ini seluruh tubuh dan kapak perangnya dilapisi aether yang lebih terang dari sebelumnya, "Kita coba lawan mereka dengan aether yang lebih kuat!-HEAAAAHHHH!!"

Bull kembali mengajak seorang Amalj'aa beradu kapak-dan ternyata benar, ketika ia menggunakan aether yang lebih kuat, musuhnya agak kerepotan menghadapinya yang bertarung seperti seekor banteng luka-menyabet-nyabetkan kapaknya kesana kemari tanpa henti.

Si Amalj'aa berusaha menangkis semua serangan Bull dengan susah-payah, hingga akhirnya beberapa serangan Bull berhasil lolos dari tangkisannya-sabetan kapak perang Bull berhasil melukai kedua paha Amalj'aa tersebut, makhluk bermuka mirip singa itu tak bisa menyembunyikan kesakitannya-bahu kirinya terbuka!

A REALM REBORN ( Final Fantasy XIV Fanfiction )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang