"Saudara dan saudari pelautku, dengarkan diriku!" pekik Merlwyb di atas podium—sebagai tanda upacara peringatan dimulai.
"Lihatlah panji-panji dan pataka-pataka merah menyala yang perkasa ini!—Jangan katakan kalau kalian tak merasa bangga melihatnya!"
Semua rakyat Limsa Lominsa langsung menjawabnya dengan sorakan penuh semangat sebagai jawaban atas kebanggaan mereka terhadap Pusaran Ombak—Grand Company yang sudah begitu lama melindungi penduduknya beserta lautan jalur perlayaran dan perdagangan.
"Sudah tujuh ratus musim panas telah datang dan pergi semenjak nenek moyang kita menemukan pantai yang subur ini, pada waktu itu—berkat bimbingan Sang Bunda Lautan, Llymlaen—Limsa Lominsa, yang dulunya adalah desa nelayan yang sederhana, kini jadi sebuah kota raksasa yang menguasai lebih dari lima samudra!"
*****
"Kalian bisa lihat, kawan-kawan, apa yang ditunjukan oleh sang Laksamana?—Menurutku, ia lebih sekedar mengibar-ngibarkan panji Grand Company-nya." Ungkap Alphinaud.
"Ya, sudah tidak aneh lagi, kalau semuanya lebih suka membanggakan yang hebat-hebat saja!.." seluruh Rubha—mengingat-ingat kembali pidato-pidato dua pemimpin negara besar lainnya.
Untuk upacara peringatan yang terakhir ini, Dukun Cilik dan kawan-kawan bertemu dengan dua elezen kembar ketika dalam perjalanan menuju Aula Laksamana—tempat upacara peringatan dilaksanakan, tidak ada lagi bertemu di tengah-tengah acara pidato.
"Warna dasar merah gelap yang dipakai pada panji dan pataka mereka, itu adalah lambang dari darah para pelaut dan ditumpahkan ketika Lima Lominsa berdiri, dan lambang bahteranya adalah lambang mereka dahulu adalah keturunan bajak laut." Tunjuk Alphinaud.
*****
"Ketika Kekaisaran Garlean bergerak munju Eorzea, kita semua bergabung di bawah bendera Pusaran Ombak, dan Grand Company kita pun berdiri! Semua orang menjawab panggilan tersebut—dari para Ksatria Barakuda hingga gerombolan banditnya Hllyfyr Si Mata Satu, bersatu-padu menyelamatkan negri kita yang akan dijajah di Dataran Carteneau!"
"Waktu itu, Eorzea menjadi saksi bagaimana perkasanya Limsa-Lominsa yang bersatu! Aku bersumpah kepada kalian semua—tak ada orang yang bertempur lebih hebat dan berani daripada saudara dan saudari kita Pusaran Ombak!"
"Banyak dari pihak kita yang tidak selamat dalam pertempuran besar tersebut. Bergabunglah denganku dalam mengingat kembali mereka-mereka yang bertarung demi kebebasan dan tiada!—Semoga jiwa-jiwa mereka yang hebat, kembali ke samudra dengan tenang!" aja Merlwyb.
Semua yang ada di dalam aula pun seketika hening, termasuk para petualang dari Penerus Fajar Ketujuh juga ikut memberi penghormatan, sedangkan si kembar—seperti biasa—hanya diam memperhatikan.
*****
"Kebebasan!.. Tentulah mereka akan memperjuangkan keinginan mereka untuk bebas. Seperti suku makhluk buas, mereka akan muncul ke permukaan berperang untuk menginginkan hal yang sama." Seloroh Alphinaud.
"Kau menyadarinya juga, Alphinaud?" Dukun Cilik melontarkan pertanyaan tersebut.
Alphinaud berbalik memandangi Dukun dengan wajah sedikit bingung—tak mengerti lontaran pertanyaan yang diberikan oleh Dukun Cilik.
"Waktu itu—kami bertemu dengan seorang sesepuh suku Ixali dalam pertempuran melindungi Pohon Pelindung di Central Shroud." Jawab Dukun sambil memandangi Merlwyb yang melanjutkan pidatonya, "Dan dalam keadaan sekarat menunggu ajal, ia melontarkan pertanyaan kepada kami bertiga."
"Pertanyaan apa itu?" Alphinaud penasaran.
"Apa salahnya kami berperang untuk merebut kembali wilayah yang dulu jadi rumahnya?.." jawab Jihli, "Kurang lebih begitulah pertanyaan dia waktu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
A REALM REBORN ( Final Fantasy XIV Fanfiction )
FantasyCerita ini merupakan fiksi penggemar game J-MMORPG "Final Fantasy XIV : A Realm Reborn" ***** Update cerita dua minggu sekali. ***** Setelah lima tahun lamanya sebuah negri bernama Eorzea, bangkit dari kehancuran hebat yang disebabkan oleh makhluk k...