"Selamat datang kembali, petualang! Bagaimana dengan tugas kalian dari Tuan Lewin, Nona Fiachre?" sapa Bunda Mioune kepada empat petualang Gridania yang baru saja pulang dari Penjara Tamtara.
"Benar-benar tempat yang menyeramkan!-Kami tak menyangka kalau ada kelompok aliran kepercayaan seperti mereka, menyembah sesuatu yang mengerikan!" jawab Fiachre Bishop-seorang Gladiator lalafell perempuan, pemimpin kelompok ekspedisi.
"Menyembah makhluk berbadan manusia berkepala cumi-cumi namun bisa menggunakan ilmu sihir-benar-benar mengerikan!" timpal Ninne-seorang Pugilist roegadyn perempuan.
"Setidaknya kita berhasil mengalahkan dewa mereka barusan dengan gampang-Yeaah!" pekik Rubha-seorang Arcanist ilmu sihir miqote laki-laki.
"Ngomong-ngomong apa nama perkumpulan aliran sesat yang kita selidiki disana barusan?" Fiarche coba mengingat-ingat.
"Domba-Domba Dalamud, Nona Fiarche!" jawab Aumeric-seorang arcanist ilmu penyembuhan elezen laki-laki sambil membuka-buka buku catatannya.
"Hmm!.. Entah kenapa, aku merasa khawatir kalau orang-orang seperti pengikut Domba-Domba Dalamud akan bermunculan lebih banyak lagi.." ujar Bunda Mioune.
"Dan karena itulah, kami akan berjuang sekuat tenaga untuk menghadapi dan menumpas orang-orang jahat seperti Domba-Domba Dalamud!" jawab Fiarche mantap.
Bunda Mioune tersenyum bangga ketika mendengar perkataan pemimpin kelompok petualang ini, "Maka dari itu kenapa aku memilih kalian untuk melaksanakan tugas ini-karena menuju tempat seperti Penjara Tamtara, bukan main-main!" pujinya.
Tiba-tiba mereka berlima mendengar ada ribut-ribut di pojokan Perkumpulan Petualang-dua orang petualang, seorang Pemanah dan Penyihir, sedang membentak-bentak seorang Conjurer perempuan yang sedang menangis.
*****
"Dasar Conjurer goblok! Kini karena kemampuan menyembuhkanmu yang payah, kita kehilangan Avere!!" bentak Paiyo Reiyo.
Namun Edda-sang Conjurer-hanya bisa berdiri merunduk dan memeluk buntalan kain erat-erat, menahan gelombang kekesalan kedua teman sepetualangannya dengan menangis terisak-isak.
"T-Tapi Avere keburu menyerang sebelum aku selesai menyembuhkannya!" jawab Edda terisak.
"Kalau kau memang jago, keadaan seperti itu Avere pasti masih selamat!" Paiyo Reiyo coba membalik pembelaan Edda.
"Benar-benar kelompok yang luar biasa!.. Yang satu seorang Gladiator nekat, yang satu lagi kekasihnya-Conjurer lemah dan lamban!.." teriak Liavinne.
"Akhirnya tuntutanku sudah terbukti, kan?? Karena kegoblokanmu, Avere mati!" tekan Paiyo Reiyo, "Baiklah! Aku keluar dari kelompok gila ini!"
Edda terkejut, "T-Tunggu! Jangan pergi!" ia mencoba menahan Paiyo Reiyo.
" Aku sudah tak tahan! Selamat tinggal!" tutup Paiyo Reiyo sambil pergi meninggalkan Edda dan Liavinne.
Sedangkan Liavinne memandangi buntalan kain lusuh dengan tatapan ngeri, "Tolong, Edda! Segera kubur-atau kremasikan kepalanya! Membawa-bawanya itu sinting sekali!-Selamat tinggal juga, Edda!"
"Jangan tinggalkan aku sendiri!" mohon Edda-tapi Liavinne tetap terus terburu-buru meninggalkan Perkumpulan Petualang.
Ia benar-benar sendirian sekarang, Edda pun akhirnya meninggalkan Perkumpulan Petualang, menangis dengan buntalan kain yang ia dekap kencang ke dadanya.
*****
"Kenapa mereka?" tanya Aumeric.
"Sepertinya ada masalah serius di kelompok mereka.." jawab Ninne.
KAMU SEDANG MEMBACA
A REALM REBORN ( Final Fantasy XIV Fanfiction )
FantasyCerita ini merupakan fiksi penggemar game J-MMORPG "Final Fantasy XIV : A Realm Reborn" ***** Update cerita dua minggu sekali. ***** Setelah lima tahun lamanya sebuah negri bernama Eorzea, bangkit dari kehancuran hebat yang disebabkan oleh makhluk k...