"I-Ini daging cactuar??.." Rubha terkejut ketika mendapat jawaban dari Bull.
Bull mengangguk, "Bagaimana?-Enak, kan??.."
Rubha tertegun beberapa saat, memandangi tusuk sate miliknya yang baru ia santap langsung setengah tusukan, ternyata bagian sayurannya adalah daging cactuar-orang-orang juga sering menjuluki makhluk ini sebagai manusia kaktus, yang habitatnya tersebar di kawasan Gurun Thanalan.
" Aku tak menyangka rasanya seperti paprika-dan malah lebih lembut!" ungkap Rubha heran, "Dapat resep darimana, kau bisa membuat daging cactuar-seenak ini!!" sambil menghabiskan setengah tusukan dan langsung menyambar tiga tusuk sate gabungan daging peiste dan cactuar.
"Aku mendapatkan resepnya dari Alissa dan rekan-rekanku di Biscmark-masih menu uji coba-kalau hasil uji cobanya memuaskan, bakal jadi salahsatu menu resmi restoran untuk musim depan." Jawab Bull sambil mengipasi sate-sate yang baru mulai dipanggang supaya cepat matangnya.
"Oh, begitu!-Aku sangat setuju sekali untuk dijadikan menu resmi restoranmu!.." dukung Wunny yang sama antusiasnya menikmati resep sate baru itu.
"Tak kusangka, daging monster yang ditakuti karena jurus seribu jarum-nya, bisa menghasilkan masakan senikmat ini!.." gumam Aumeric kagum.
"Ya, sangking wanginya-ada tamu yang tak diundang juga ikut hadir!.." seloroh Wunny sambil memandangi Wilred berdiri di atas batu besar yang ada di belakangnya.
Semua anggota Penerus Fajar Ketujuh langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah Wilred-disusul dengan beberapa pemuda-pemudi Kampung Ala Mhigo yang menjadi pengikutnya ikut bermunculan dari balik batu dan mengepung api unggun mereka.
"Ada yang tak beres ini.." gumam Aumeric serius.
*****
"Kalian petualang asing bisa mendapatkan perhatian seorang Gundobald, berarti bukanlah petualang asing biasa! Maka dari itu aku ingin membahas sesuatu secara pribadi disini!" ujar Wilred.
"Hmmm!.. Aku tak tahu memang budaya orang Ala Mhigo memang seperti ini atau bukan-berbicara empat mata memang harus bersama-sama orang sebanyak ini??.." tanya Wunny sambil memandangi para pengikut Wilred.
"Katakan yang sejujurnya! Untuk apa kalian datang dan kasak-kusuk di kampung kami?! Untuk siapa kalian bekerja?-Kerajaan Garlean, kah?!" suara Wilred mulai semakin tinggi.
Wunny tak menggubris pertanyaan Wilred, tapi ia dan yang lainnya yakin, kalau ini ada hubungannya dengan Ascian yang mereka buru setelah mengenali empat orang pemuda-pemudi kampung yang kemarin mereka tanyai.
"Kenapa?! Coeurl memakan lidahmu, petualang asing?!" desak Wilred.
Namun nafsu untuk berkelahinya terlalu besar, baru beberapa saat didiamkan Wunny ia sudah mencabut pedangnya, disusul dengan rekan-rekannya ikut mencabut persenjataan masing-masing.
"Siapapun kalian! Urusan kalian berakhir sampai disini!-Kawan-kawan! SERAAANGGG!!"
*****
Wilred dan rekan-rekannya yang mencoba mengeroyok keempat anggota Penerus Fajar Ketujuh bernasib mengenaskan dan memalukan-mereka semua tergeletak babak-belur habis-habisan, padahal petualang asing yang coba mereka keroyok hanya mengandalkan tangan kosong-bahkan ada yang semaput dalam keadaan nungging lengkap dengan satu tusuk sate menancap di pantatnya!
"M-Mereka kuat sekali!.." desis Wilred terengah-engah.
"Ternyata kemampuanku berkelahi fisik masih bagus!.." seloroh Rubha sambil mengurut-urut kedua pergelangan tangannya-setelah ia pakai untuk melayangkan beberapa bogem mentah kepada beberapa anggota Wilred.
KAMU SEDANG MEMBACA
A REALM REBORN ( Final Fantasy XIV Fanfiction )
FantasyCerita ini merupakan fiksi penggemar game J-MMORPG "Final Fantasy XIV : A Realm Reborn" ***** Update cerita dua minggu sekali. ***** Setelah lima tahun lamanya sebuah negri bernama Eorzea, bangkit dari kehancuran hebat yang disebabkan oleh makhluk k...