Di gelapnya malam, pasukan Api Abadi dan keempat Penerus Fajar Ketujuh sedang sibuk mengintip di balik reruntuhan pondasi Kota Hilang-suatu tempat di ujung Thanalan Timur yang dulunya kampung padat penduduk yang akhirnya rata dengan tanah karena Kehancuran Besar.
"Bagaimana? Sudah ada penampakan?" tanya seorang letnan Api Abadi kepada seorang sersannya.
Sersannya menggelengkan kepala, "Belum ada penampakan Amalj'aa satu pun, Sersan!"
Jihli memandangi Dukun Cilik yang terlihat gelisah, memang biasanya gelisah-namun kali ini ia melihat teman lalafell-nya itu berbeda gelisahnya.
"Kenapa, Dukun?" tanya Jihli.
"Aku merasa alam sekitar gelisah." Jawabnya, "Aku merasa ada yang tak beres!.."
Hanya ada Ungust yang sedang berdiri menunggu rekan bisnisnya yang tumben-tumbenan tak datang tepat waktu-namun beberapa menit berlalu, muncul enam Amalj'aa muncul dari reruntuhan sebelah timur.
Hatsugg Chah adalah Amalj'aa yang ukuran tubuhnya paling besar sendiri dari Amalj'aa lainnya yang mengawalnya dengan persenjataan lengkap.
"Sasaran kita sudah datang!"
"Kalau begitu langsung kita sergap!" desak Wunny.
Sang sersan langsung memberi isyarat untuk segera menyergap Hatsugg Chah dan kelima anakbuahnya.
*****
Hatsugg Chah terkejut melihat ada tiga puluhan pasukan Api Abadi bermunculan dari berbagai penjuru mata angin.
Si petinggi Amalj'aa ini menggeram hebat, "Apa-apaan ini, hyur pedagang?!"
"Hatsugg Chah!-Atas nama Yang Mulia Sultana, kami mendesak dirimu menyerahkan diri dan bekerjasama untuk memberi tahu keberadaan warga Thanalan Timur dan kristal aether yang kalian curi!" umum sang letnan.
"Tenang saja, kepala suku!-Kami sudah mempersiapkannya." Jawab Ungust enteng.
Tak dinyana, beberapa saat kemudian, bermunculanlah Amalj'aa dari segala penjuru Kota Hilang, lengkap dengan persenjataannya yang siap dipakai-dan sang letnan makin terkejut lagi ketika sebagian anakbuahnya malah berbalik menghunuskan pedang ke sesama prajurit.
"Ada apa ini??" Bull bingung.
"Kita ternyata dijebak!" jawab Wunny sambil mengarahi ujung tombaknya.
"Sersan! Apa-apaan ini??" sang letnan bingung melihat si sersan hanya memandanginya sembari meringis licik.
Ungust tertawa mengejek, "Kalian kira kami tidak mempersiapkan hal-hal seperti ini?!!"
"Pedagang bajingan kau, Ungust!.." kutuk Dukun gemetaran, "HIAAHHHH!!"-Conjurer cilik mengerahkan kekuatan stone-nya.
"Seraang!!" pekik Hatsugg Chah kepada seluruh anakbuahnya yang mengeluarkan kekuatan aether pemberian Ifrit ke tubuh-tubuh mereka.
Pertempuran pun dimulai!
*****
Adu pedang, tombak, dan tameng terdengar riuh-rendah bercampur dengan teriakan dan auman perang antara pihak Api Abadi dan Penerus Fajar Ketujuh dengan Amalj'aa dan para pengkhianat.
Kekuatan keempat petualang yang dibantu dengan materia buatan Mutamix tengah malam ini benar-benar diuji, dan hasilnya pun memuaskan-tak seperti ketika mereka bertarung dengan para Amalj'aa untuk pertama kali, pertempuran kali ini jauh lebih mudah!
Wunny gampang menjungkalkan kaki-kaki para Amalj'aa dengan jurus sapuan kakinya, dan ketika mereka terkapar di tanah, ia juga tak perlu banyak mengeluarkan aether untuk menghabisi mereka dengan cara menusukkan tombaknya tepat di jantung mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
A REALM REBORN ( Final Fantasy XIV Fanfiction )
FantasyCerita ini merupakan fiksi penggemar game J-MMORPG "Final Fantasy XIV : A Realm Reborn" ***** Update cerita dua minggu sekali. ***** Setelah lima tahun lamanya sebuah negri bernama Eorzea, bangkit dari kehancuran hebat yang disebabkan oleh makhluk k...