13. Bandit-Bandit Sastasha

230 15 0
                                    

"Sebentar lagi kita sampai di Aleport!" tunjuk Bull ke sebuah menara mercusuar yang menjorok ke arah samudra yang sudah mulai kelihatan di garis cakrawala.

"Apa itu mercusuar?" tanya Jihli.

"Mercusuar adalah menara tinggi yang di bangun di sekitar pantai untuk sebagai peringatan kalau mereka berada di daerah bebatuan karang yang ada di bawah laut. Kalau mereka terlalu dekat dengan mercusuarnya, kapal bisa tenggelam." Jawab Bull.

"Oh! Kenapa dengan mercusuarnya?" tanya Dukun Cilik sambil menunjuk sebuah bongkahan kristal raksasa berwarna keemasan nyangkut di atap mercusuar.

"Katanya itu adalah napas api Bahamut yang mengkristal." Jawab Bull.

"Hoo!-Aku tak menyangka kekuatan Bahamut bisa seperti itu!.." gumam Dukun kagum.

"Bahkan cahaya kristal itu kalau malam mengeluarkan sinar yang lebih terang daripada lampu mercusuar-maka dari itu pemerintah Limsa Lominsa menutup mercusuar dan membiarkan kristal aether itu bekerja." Tambah Bull.

"Ngomong-ngomong!-Terima kasih atas makanannya! Makanannya enak sekali!" puji Wunny.

"Oh, ya!-Aku juga ingin berterima kasih atas kesabaran kalian menunggu!" ungkap Bull, "Namun, kalian keburu meninggalkan restoran."

"Ya, setimpal dengan harganya yang membuat kami tak bisa pulang langsung ke Gridania.." Jihli tertawa cekikian.

"Sebenarnya kau adalah seorang Marauder yang tangguh!-" ujar Wunny memandangi dari ujung kepala hingga ujung kakinya Bull yang dilapisi oleh baju zirah yang besar dan tebal-tebal, "Tapi kenapa kau lebih suka menjadi seorang koki?"

"Karena aku menemukan kedamaian ketika memasak ketimbang menjadi seorang Marauder." Jawab Bull menerawang pandangannya ke mercusuar Aleport.

Tak ada komentar dari Wunny-ia hanya diam memandangi Bull dengan tatapan memahami dan memaklumi.

"Sebentar lagi kita bersandar di Aleport! Bersiap-siaplah!" umum seorang anak buah kapal kepada para penumpang.

"Bersiap-siaplah, kawan-kawan! Sehabis mendarat di Aleport kita langsung pergi ke utara untuk ke Gua Sastasha." Umum Bull.

*****

Sedangkan jauh di dalam Gua Sastasha, Alissa dan beberapa perempuan yang diculik oleh gerombolan bajak laut sedang sibuk merapihkan ruang makan para kru bajak laut, mereka memang dibiarkan bebas berada di tempat persembunyian, tetapi dengan pengawasan ketat dan belum tahu jalan untuk meloloskan diri-mereka hanya bisa mematuhi perintah sang kapten kapal untuk bekerja untuk mereka.

Namun kali ini ruang makan para bajak laut yang biasanya riuh-ramai, kini sedang hening dan tegang-karena mereka menerima kunjungan dari sekutu mereka-suku makhluk buas dari kedalaman samudra, Sahagin namanya.

"Apa yang sedang mereka lakukan?.." tanya seorang perempuan yang membantunya beres-beres ruang makan.

Alissa memperhatikan sang kapten dan kerumunan manusia ikan yang badannya hampir dua kali lipat dari tubuh roegadyn laki-laki dewasa-mereka seperti sedang membahas sebuah kertas terbuat dari kulit dibeberkan di atas meja.

"Sepertinya mereka sedang membahas sesuatu.." jawab Alissa.

"TUJUH NERAKA! NGAPAIN KALIAN NGOBROL-NGOBROL?! BUKAN WAKTUNYA!!" hardik seorang bajak laut yang memergoki mereka berdua.

Alissa dan temannya langsung kembali mengambili piring dan gelas bekas pakai-namun Alissa terus memperhatikan sang kapten dan gerombolan Sahagin, dan akhirnya mereka selesai membahas sesuatu, Alissa bisa melihat kertas kulit itu digulung dan disimpan ke sebuah peti kecil yang dibawa-bawa oleh algojo kepercayaannya.

A REALM REBORN ( Final Fantasy XIV Fanfiction )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang