Dalam perjalanan menuju Thanalan Barat-tepatnya ke Kampung Horizon, Bull terlihat gelisah di dalam pedati Chocobo yang mereka berempat naiki-dan Dukun bisa melihat kegelisahannya, ia pun menanyakannya.
"Kenapa, Bull?-Sepertinya kau gelisah!"
"Anu!-Ada yang ingin kubicarakan kepada kalian!" jawab Bull.
"Tentang apa?" tanya Jihli penasaran.
"Sebenarnya, bukan hanya karena aku merasa kehutangan budi setelah Alissa selamat dari kematian saja aku memutuskan untuk bergabung dengan kalian."
Ketiga temannya tertegun ketika mendengar pernyataan Bull.
Bull pun melanjutkan curhatannya, "Sebenarnya semenjak sebelum kita pergi ke Sastasha bersama-sama-lebih tepatnya ketika kalian pertama kali berkunjung ke The Biscmark! Kalian terlihat begitu aku kenal, tapi entah dimana pernah bertemu.." ia memandang nanar ke atap pedati.
"Dan ternyata-aku pernah bertemu kalian dalam mimpi itu."
"Eeeh!-Mimpi itu?!-Jangan-jangan mimpi itu!" pekik Jihli.
"Maksudmu mimpi seperti dalam perjalanan bersama dengan orang-orang?" tebak Dukun Cilik.
Bull tersentak ketika mendengar tebakan Dukun, "TUJUH NERAKA!!-Ya! Mimpi seperti itu!" jawabnya dengan suara menggelegar, "Awal-awalnya seperti kenal kalian, tetapi ketika kejadian di Gua Sastasha-dan ketika Yda dan Papalymo membicarakan itu semua-aku yakin itu kalian!"
"Aaaang!~.. Sepertinya kita memang ditakdirkan untuk bersama, yah!.. Aku juga begitu soalnya!" tambah Jihli girang.
Dukun Cilik tersenyum lembut, "Dan aku merasa ini adalah suratan takdir yang indah! Bisa bergabung dengan kalian!" ungkapnya.
Namun ketika mereka sedang kegirangan, Jihli teringat sesuatu-Wunny.
"Ng!.. Wunny! Kau juga punya pengalaman yang sama, kan?" tanya Jihli penasaran.
Wunny yang terkesan memisahkan diri pun langsung salah tingkah mendapatkan pertanyaan tersebut, "Tentu aku juga punya pengalaman yang sama!" jawabnya agak ketus.
"Tapi kau seperti kurang bersemangat ketika tahu kita punya pengalaman yang sama!.." seloroh Jihli.
Wunny menghela napasnya, "Apa harus dirayakan seperti itu?-Bersorak kegirangan?"
"Aaang!~.. Dasar orang tua!.." Jihli menutup konfrontasinya.
"A-Aku belum tua, tau!!" hardik Wunny.
Dukun Cilik memperhatikan Wunny yang selalu kurang antusias ketika membahas mimpi masa depan tersebut-namun ia tak meneruskannya, mungkin Wunny sedang lelah atau bagaimana.
Tak terasa perjalanan mereka sedikit lagi sampai ke Kampung Horizon.
*****
"Di dalam padang pasir hatikuu!~..."
"Sekuntum bunga mekar sendirii!~..."
"Berharap ke langit diataskuu!~..."
"Tuk menghilangkan dahaga pada dirimu inii!~..."
Seorang lalafell perempuan dengan topi pet merahnya sedang asyik bernyanyi di meja kerjanya, mungkin karena penat pekerjaannya sebagai penjaga rumah-tak hanya bersenandung manis saja, ia pun menari-nari kecil juga, membuat lirik lagu yang sebenarnya menyedihkan terdengar menyenangkan.
"Tralalalalaa!~... Tralalalalaa!~..."
Ketika ia melakukan tarian berbalik badan, bukan main terkejutnya campur malunya ketika Dukun Cilik dan ketiga teman-temannya sedang menontonnya diam-diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
A REALM REBORN ( Final Fantasy XIV Fanfiction )
FantasyCerita ini merupakan fiksi penggemar game J-MMORPG "Final Fantasy XIV : A Realm Reborn" ***** Update cerita dua minggu sekali. ***** Setelah lima tahun lamanya sebuah negri bernama Eorzea, bangkit dari kehancuran hebat yang disebabkan oleh makhluk k...