"Ternyata Gridania penduduknya banyak juga, yak?.." gumam Rubha yang coba lebih dekat ke podium dengan cara pelan-pelan melewati sela-sela masyarakat yang hadir di Mih'ketto Amphiteater.
Wunny, Ninne, dan Aumeric juga mengekorinya di belakang, mereka berharap bisa melihat lebih dekat pemimpin tertinggi Gridania-Kan-E-Senna-yang sedang bersiap-siap melakukan pidato.
"Kalian baru pertama kali ke Gridania?" tanya Wunny.
"Tidak juga!-Ini kedua kalinya kami mengunjungi Gridania." Jawab Ninne.
"Ke Gridania hanya memenuhi panggilan untuk melakukan penyelidikan kelompok aliran sesat bernama Domba-Domba Dalamud yang melakukan ritual di sebuah tempat bernama Tamtara. Dan semenjak kami berhasil mengobrak-abrik persembunyian mereka-kami mulai kebanjiran tugas memburu kelompok-kelompok sejenis Domba-Domba Dalamud ini." Tambah Aumeric panjang-lebar.
"Heh!-Pantas saja sebutan kalian adalah Inkusitor dari Ul'dah!.." seloroh Wunny.
"Wunny. Kau orang asli Gridania?" tanya Ninne.
"Bukan, sih! Bahkan bukan orang Eorzea!-Aku berasal dari sebuah tempat bernama Ishgard. Cuma aku sudah lama tinggal disini." Jawabnya, "Di kelompokku, hanya Bull saja yang orang asli Eorzea-dia dari Limsa Lominsa."
"Ah! Yang benar saja!-Di kelompok kami hanya Fiarche saja yang orang asli Eorzea! Dia seorang putri bangsawan Ul'dah!" ungkah Rubha.
"Sepertinya pertemuan kita sudah diatur oleh Para Dewa!.." gumam Aumeric.
"Grrr!.. Kapan, sih, mulainya??" tanya Ninne mulai gusar.
"Halo!-Kawan-kawan!" tiba-tiba dari kerumunan yang makin sempit, Dukun Cilik dan Jihli muncul di samping mereka yang berhasil berada agak paling depan menghadap podium.
"Ah! Dukun dan Jihli!" balas Wunny.
Dan beberapa saat kemudian, Kan-E-Senna mulai memberikan pidato kenegaraan di podium, di podium pun ia tak sendiri-ia bersama tiga orang Padjal, salahsatu kaum yang dihormati di Gridania, berdiri di podium tersebut.
Satu orang Padjal yang menemani Kan-E-Senna sudah pasti dikenal, siapa lagi kalau bukan E-Sumi-Yan, pemimpin Perkumpulan Conjurer-sedangkan dua Padjal lainnya yang berjubah dominasi putih-putih masih belum dikenal, yang pasti mereka adalah hyur perempuan dan laki-laki, kalau yang perempuan seperti sekitaran remaja pertengahan, sedangkan yang laki-laki sekitaran remaja awal-awal.
E-Sumi-Yan menemukan Dukun Cilik di tengah-tengah kerumunan rakyat Gridania beserta orang luar yang hadir dalam upacara peringatan, ia pun berbisik-bisik dengan Padjal perempuan-dan mereka berdua memandangi Dukun Cilik.
Setelah selesai berbisik-bisik, Padjal perempuan itu tersenyum dan memberi isyarat sapaan kepada Dukun-walhasil Dukun Cilik pun kaget dan tersipu malu disapa oleh orang asing tersebut.
"Siapa?.." tanya Jihli yang ikut memperhatikan.
"Entahlah!.." jawab Dukun.
*****
"Nenek moyang kita dahulu adalah makhluk asing di Twelveswood. Takut pada kekuatan alam, mereka bersembunyi di dalam dan gelapnya gua-gua dan cerukan-cerukan yang ada di permukaan planet, namun terus berharap bisa merasakan hangat sinar cahaya matahari menembus sela-sela lebatnya hutan rimba."
"Dengan kerja keras, mereka menunjukkan kepada alam kalau mereka adalah makhluk yang berguna. Akhirnya mereka keluar dari kegelapan, dipercaya untuk hidup di sebuah tempat di bawah dahan-dahan raksasa rimba. Maka lahirlah Gridania, kira-kira lima ratus tahun yang lalu."
"Dua kaum dari keturunan manusia-Hyur dan Elezen, mulai menanamkan benih-benih peradaban Gridania yang sekarang kita tuai. Dan setelah itu, mereka berdua bergabung dengan kaum-kaum keturunan manusia lainnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
A REALM REBORN ( Final Fantasy XIV Fanfiction )
FantasyCerita ini merupakan fiksi penggemar game J-MMORPG "Final Fantasy XIV : A Realm Reborn" ***** Update cerita dua minggu sekali. ***** Setelah lima tahun lamanya sebuah negri bernama Eorzea, bangkit dari kehancuran hebat yang disebabkan oleh makhluk k...