36. Orang-Orang Ala Mhigo

82 7 2
                                    

PLAAAKKK!!

Suara tamparan seorang anggota Api Abadi yang mendarat dengan sukses di pipir kiri Zuzuroon yang masih pelit untuk bicara.

"KATAKAN!!-DARI MANA KALIAN DAPAT SENJATA-SENJATA ITU!!" desak salahsatu penanya kesal.

"Kalau kau tak mau buka suara lagi, siap-siap kami pukuli lagi!" ancam penanya lainnya sambil mengepalkan tangan kanannya.

"B-Baik! Baik!-Zuzuroon akan bicara! Zuzuroon akan bicara!!" Zuzuroon yang sudah babak-belur akhirnya menyerah juga.

"Baguslah! Katakan-dari mana kalian dapat senjata-senjata ini!"

"Kami mendapatkan senjata-senjata itu dari suku Amal'jaa!" jawab Zuzuroon.

Kedua tukang introgasi penjahat itu saling berpandangan mata, mereka terkejut bercampur heran, baru kali ini mereka mendengar-ada kerjasama antarsuku makhluk buas-padahal yang mereka tahu, jarang sekali, atau bahkan-mustahil-antarsuku makhluk buas bekerjasama, mereka lebih sering bekerja sendiri-sendiri atau perperang satu sama lain kalau mengganggu wilayah kekuasaan masing-masing.

"Apa aku tak salah dengar kalau qiqirn bekerjasama dengan amal'jaa?-Bagaimana bisa?"

"Kalian keturunan manusia menyebutnya dengan-kerjasama yang saling menguntungkan!" jawab Zuzuroon, "Kami ingin merebut kembali tempat ini yang dulunya adalah perkampungan suku qiqirn, sedangkan amalj'aa membutuhkan orang-orang keturunan manusia yang masih muda dan sehat, makhluk bermuka macan itu sepakat membantu kami menyerang kampung ini dengan senjata dan bahan peledak, dan kami akan membawakan penduduk-penduduk yang menurut kami masih muda dan sehat untuk diserahkan kepada mereka."

"Untuk apa mereka meminta kalian menculik para penduduk yang masih muda dan sehat?"

"Entahlah!-Zuzuroon tak tahu! Itu urusan mereka dan Zuzuroon tak mau berurusan makhluk seberingas mereka!"

Tiba-tiba tamparan kedua melayang ke wajah Zuzuroon.

"BOHONG!!" bentak si penanya-bahkan ia bersiap-siap untuk melayangkan tamparan berikutnya.

"Ampuuuunnn!!" mohon Zuzuroon, "Zuzuroon hanya mencuri dengar, kalau mereka menggunakan penduduk yang diculik untuk dijadikan pengikut-pengikut dewa mereka!" ungkapnya ketakutan.

Kedua penanya Api Abadi tersebut terdiam ketika mendengar informasi dari Zuzuroon.

"Tujuh neraka!.."

"Mereka sepertinya tak kapok dewa mereka pernah dikalahkan oleh kita!-Mereka sudah mempersiapkan rencana untuk membangkitkan Ifrit kembali!.." desis seorang penanya bergidik.

"Kemana para penduduk yang berhasil kalian culik bawa??"

"Entahlah!-Katanya amalj'aa membawa mereka ke kampung mereka di sebuah tempat di Thanalan Selatan!"

"Dimana tempatnya??"

"Zuzuroon tidak tahu!-Kali ini Zuzuroon jujur tidak tahu!-Selain amalj'aa, yang tahu kampung mereka di Thanalan Selatan akan dihukum mati!" jawabnya sambil memohon-mohon tidak ditampar lagi.

Si penanya mencoba menahan si penanya yang akan menamparnya lagi, ia memberikan isyarat mata kalau dirinya percaya dengan apa yang dikatakan Zuzuroon kali ini.

"Lalu darimana kalian dapat senjata dan granat tersebut?-Kami yakin itu bukanlah senjata-senjata buatan makhluk buas!"

"Senjata-khususnya granat-adalah buatan tangan khas manusia!" timpal si penanya.

"Amalj'aa mendapatkannya dari membeli senjata yang diselundupkan oleh orang-orang yang ada di Thanalan Selatan, itu saja yang Zuzuroon tahu!"

"Siapa??"

A REALM REBORN ( Final Fantasy XIV Fanfiction )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang