48. Mata Sang Naga

109 4 0
                                    

Akhirnya Wunny menemukan dimana naga yang sempat meloloskan diri dalam operasi pembasmian, operasi pembasmian adalah operasi militer khusus yang bertujuan untuk mencari dan menghancurkan tempat yang disinyalir menjadi tempat persembunyian untuk bersarangnya para naga, operasi pembasmian itu melibatkan Dragoon-Dragoon negri Ishgard berkemampuan di atas rata-rata, terbaik dari yang terbaik, mereka tergabung dalam kelompok bernama Regu Biru Langit.

Dalam operasi pembasmian ini Wunny beruntung menemukan sebuah sarang naga, dengan cara mengikuti jejak ceceran darah segar sang naga, yang beberapa waktu yang lalu, coba mencegat dan mengusir para anggota Biru Langit dari sarang tersembunyi mereka-bersama dengan naga-naga yang lain.

"..Sepertinya memang sudah takdirnya.." perkataan tersebut keluar dari sang naga sebagai sambutan.

Dari suaranya, naga yang berhasil ia lukai cukup parah itu adalah seekor naga betina, ia sedang meringkuk di pojokan gua, menikmati jalannya waktu untuk bisa menyembuhkan luka-luka pertempurannya dengan sendirinya.

Wunny terdiam ketika melihat si naga betina-yang berhasil membunuh sepuluh rekan Biru Langit-nya-tak sekedar bersembunyi untuk menyembuhkan lukanya, ia ternyata sedang mengeram sepuluh butir telur naga.

"..Kenapa kau diam saja, Dragoon?.." tanya si naga betina pasrah.

Wunny diam karena masa kecilnya yang naas tiba-tiba muncul, ia teringat ketika ibunya memeluknya dengan erat, ia begitu gagah berani menghadapi seekor naga yang menyerang kampung dimana ia tinggal dahulu-dan itu adalah kenangan terakhirnya bersama sang almarhumah ibunda.

Ia pun menggenggam erat tombak Gae Bolg-nya, dendam kesumatnya kepada para naga mulai mengalir lagi ke seluruh pembuluh nadinya-dendam kesumat yang selama bertahun-tahun tak pernah hilang oleh berliter-liter darah naga yang ia tumpahkan.

"..Habisi kami semua! Kami lebih baik mati daripada harus hidup meneruskan peperangan ini!.." tantang si naga betina sambil memeluk erat kesepuluh anaknya yang masih di dalam cangkang telur.

Perkataannya persis dengan perkataan ibuku dulu-batin Wunny sambil memasang ancang-ancang sebaik mungkin, supaya setiap tombakan, tebasan, dan sapuan tombaknya yang diciptakan memang khusus membunuh naga bisa menghabisi si naga betina dan kesepuluh telurnya dengan sempurna.

"..SEKARANG, DRAGOON!!.." jerit si naga betina bercampur auman naganya.

"HAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHH!!!!" Wunny menghabisi kesebelas naga tersebut.

*****

"Tuan!" panggil si kusir sambil menggoncangkan badannya.

"HAH!!" Wunny tiba-tiba tersentak-tersadar dari bayangan masa lalunya.

Walau harus kaget sejenak, setidaknya si kusir merasa lega, kalau Wunny ternyata memang tertidur pulas-apalagi selama dalam perjalanan, ia tergeletak sendirian di kabin penumpang tak bergerak barang sedikitpun, persis seperti orang yang meninggal.

"Tuan! Kita sudah sampai di tujuan!.." ujar si kusir.

Wunny setengah sadar menganggukkan kepalanya dan mengelap bibirnya, karena siapa tahu ketika dalam mimpinya tersebut ia ngiler, setelah itu ia beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari dalam kabin.

Kampung Dragonhead-yang dianggap "ibukota" kawasan Pegunungan Coerthas Tengah-menyambut Wunny dengan hembusan angin salju di malam hari, untung saja dari awal perjalanan ia sudah membawa jubah bulu yang lumayan tebal untuk menghadapi ini semua.

"Aaaaah!.. Akhirnya aku kembali lagi ke tempat sialan ini!.." desisnya sambil memandangi perkampungan yang berada di dalam benteng pertahanan itu.

Tapi hari sudah keburu larut, ia pun memutuskan untuk mencari penginapan di Kampung Dragonhead untuk bermalam sejenak, dan ketika pagi datang-ia akan melanjutkan tujuannya ke Coerthas, menemui seseorang yang sudah lama ia tak temui.

A REALM REBORN ( Final Fantasy XIV Fanfiction )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang