Bull langsung coba menelan semua umbral kegelapan yang ditembakkan ke arahnya dengan kapak perang ber-aether-nya, dengan kekuatan aether pelindungnya yang berlapis-lapis, hantaman dan ledakan umbral elemen kegelapan rasanya seperti digebuki orang sekampung.
Sedangkan Thancred coba meloncat kesana-kemari untuk menghindari tembakan umbral kegelapan yang diarahkan kepadanya, sehingga serangan si tangan kanan terbuang percuma karena pada akhirnya hanya menghantam dinding-dinding kabut hitam.
Sedangkan Papalymo memanggil tiga umbral elemen api ukuran jumbo untuk melawan umbral-umbral kegelapan yang ditembakkan ke arahnya dan Yshtola, masing-masing umbral saling bertabrakan dan memantul kesana-kemari, seperti aduan bola kelereng.
Setelah semua umbral-umbral kegelapan si tangan kanan berhasil diatasi, mereka kembali lanjut menggedor pertahanan tiang-tiang lampu beracun tersebut.
Si tangan kanan tak mau menyerah, ia terus melakukan serangan yang sama, dan keempat anggota Penerus Fajar Ketujuh juga mengantisipasi jurus yang sama dengan teknik yang sama-bahkan dengan teknik yang lebih baik lagi-lalu kembali menggedor pertahanan tiang-tiang lampu.
Terus, terus, dan terus-hingga akhirnya tiang-tiang lampu jahat berhasil dihancurkan, kabut gelap yang meracuni mereka berempat mulai menipis, rasa lelah dan sakit tak jelas yang mereka derita berangsur-angsur mulai terasa lebih ringan.
"BERHASIL!!" pekik Bull senang.
"Akhirnya kita bisa bergerak dengan bebas!" ungkap Yshtola penuh syukur, "Pelindung mereka juga sudah mulai tipis!" lapornya.
"Kalau begitu-" Papalymo memanggil tiga umbral elemen api yang langsung ia perbesar ukurannya dan menembakkannya ke arah tembok pelindung Nyonya Amandine dan si tangan kanan.
Ternyata belum selesai!-"Aku bisa melakukan ini sekarang!" ia menggunakan sihir mantra instant, tanpa perlu konsentrasi dan membaca mantra, ia sudah bisa memanggil, memperbesar, dan menembakkan umbral elemen api dalam waktu satu kejapan mata!
Dua serangan gencar Papalymo membuahkan hasil-tembok pelindung yang menipis langsung hancur dijebol enam umbral elemen api ukuran jumbonya!
*****
"AAAAAAAHHHH!!-" Nyonya Amandine menjerit marah dan frustasi ketika strateginya berhasil dimentahkan oleh keempat anggota Penerus Fajar Ketujuh.
Nyonya Amandine bisa merasakan kristal aether kegelapan yang tertanam di dadanya mulai melemah, karena sudah menggunakan kekuatan aethernya digunakan untuk menciptakan lampu-lampu beracun dan tameng pelindung.
"Ternyata dia dikendalikan oleh kristal kegelapan!.." tunjuk Yshtola ketika ia bisa melihat kilatan kristal kegelapan yang bersembunyi di balik belahan dada Nyonya Amandine yang mulai tak bisa terbang melayang tinggi-tinggi lagi, "Dan kelihatannya dia sudah kehilangan banyak tenaga untuk itu semua."
"Kau sudah tidak bisa apa-apa lagi, Nyonya!-Bersiaplah untuk kembali ke tempat asalmu lagi!" ujar Thancred sambil menunjuk si nyonya besar dengan pisaunya.
Beberapa lama kemudian, Nyonya Amandine tertawa ketika mendengar perkataan Thancred, tertawa lepas seperti mendengar sebuah kelakar paling lucu yang pernah aku dengar, bahkan si tangan kanan pun ikut tertawa terbahak-bahak ala seekor ahriman.
"A-Apa yang kau ketawai, iblis?!" hardik Bull.
"Perkataan sombong kalian membuatku teringat para pembenci-pembenciku!.." jawab Nyonya Amandine enteng.
"Ibu kandungku yang suka menyiksaku yang pernah mengatakan, kalau sampai mati hidupku akan selalu jadi bahan pelampiasan marah dan frustasinya-kau tidak bisa apa-apa untuk mengubah nasibmu menjadi seorang gembel!"
KAMU SEDANG MEMBACA
A REALM REBORN ( Final Fantasy XIV Fanfiction )
FantasyCerita ini merupakan fiksi penggemar game J-MMORPG "Final Fantasy XIV : A Realm Reborn" ***** Update cerita dua minggu sekali. ***** Setelah lima tahun lamanya sebuah negri bernama Eorzea, bangkit dari kehancuran hebat yang disebabkan oleh makhluk k...