Akhirnya, saat penentuan sudah datang-setelah nyaris setahun lamanya mereka melakukan penelitian dan ujicoba-ujicoba gagal total dan kurang sempurna yang jumlahnya tak terhitung, saat inilah yang mereka tunggu-tunggu-eksperimen terakhir.
"Swynbroes! Sudah saatnya untuk dikeluarkan!" umum Mutamix ketika melihat jam tangan bututnya.
"Baik, Prof!" Swynbroes langsung memasang kembali topeng las dan sarung tangan bandai besinya.
Dengan hati-hati ia membuka tutup tungku pembakaran, ketika dipersilahkan untuk menghirup udara terbuka, hawa superpanas langsung menyembur keluar, biarpun sudah pakai topeng las yang lumayan tebal, Swynbroes masih bisa merasakan panasnya.
Setelah dibiarkan semenit tungku pembakaran mengeluarkan panasnya, ia langsung mengambil tang yang tebal dan panjang untuk mencegah kontak langsung dengan bara tungku dan alat pecapit itu ikut meleleh.
Mutamix dan murid-muridnya tercengang ketika melihat bola materia jenis termutakhir yang baru saja lahir-ukurannya sebesar bola pingpong dan menyala silau-yang dikeluarkan Swynbroes dari rahim tungku pembakaran.
"Ini lebih menyilaukan dari sebelumnya, Professor!" ujar Kokosama sambil memicingkan matanya-takut kenapa-kenapa, ia pun memasang kacamata hitam pelindung supaya bisa melihat benda itu.
"Bagus!-Itu tandanya sudah sesuai dengan hitung-hitungan teori kita yang baru!" jawab Mutamix senang, "Lanjutkan dengan pendinginan!"
Swynbroes menyelupkan materia yang baru lahir itu ke larutan pendingin, untuk eksperimen kali ini larutan pendinginnya bukan lagi menggunakan air biasa, tetapi menggunakan air larutan materia-materia jenis Mind bekas pakai dan gagal.
Ujicoba kali ini adalah untuk menciptakan materia Mind jenis baru, maka dari itu larutan pendinginnya menggunakan larutan materia dengan jenis yang sama.
Terdengar desisan panjang ketika materia merah membara tersebut dicelupkan kedalam larutan materia, setelah uap panas dan golakan air larutan sudah hilang, Swynbroes langsung mengangkat materia jenis baru dari dalam larutan.
"Tuan dan Nona!-Kita melakukan sebuah penemuan baru dalam teknologi materia!" pekik Mutamix bangga, "Namanya adalah-Materia Mind Tingkat Dua!"
Materia Tingkat Dua-itulah nama yang disematkan oleh Mutamix-memiliki ciri fisik yang berbeda dengan materia jenis sebelumnya, komposisi warna hijau langitnya jauh terlihat padat dan menyala terang-ini karena kandungan aether penyembuh di dalam materia lebih banyak.
"F'hobhas!" panggil Mutamix.
"Ya, Professor!" jawab F'hobhas.
"Catat hasil eksperimen kita yang berhasil ini! Catat selengkap dan seteliti mungkin!-Karena pagi ini adalah hari yang bersejarah bagi ilmu pengetahuan Eorzea!" suruh Mutamix bersemangat.
"Baik, Professor!" turut F'hobhas yang langsung meraih buku agenda tebal dan langsung menulis kejadian-kejadian ketika Materia Tingkat Dua terlahir untuk pertama kalinya.
"Professor, setelah memproduksi Materia Tingkat Dua, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" tanya Kokosama lugu.
"TENTU SAJA MENGUJINYA!!" pekik Mutamix kesal.
"Tapi siapa yang bisa mengujinya??.." tanya F'hobhas.
Mutamix terdiam ketika mendengar pertanyaan juru tulisnya, "Benar juga.." gumam Mutamix, "Siapa, yah, kira-kira??.."
"Kita semua disini hanyalah insinyur dan ilmuwan-bukan ahli mengendalikan aether." Tambah Swynbroes.
Dan pucuk dicinta, ulam pun tiba!-Ketika mereka kebingungan bagaimana caranya mereka menguji Materia Tingkat Dua, mereka kedatangan tamu dari jauh yang sudah lama tak bertemu lagi!
KAMU SEDANG MEMBACA
A REALM REBORN ( Final Fantasy XIV Fanfiction )
FantasíaCerita ini merupakan fiksi penggemar game J-MMORPG "Final Fantasy XIV : A Realm Reborn" ***** Update cerita dua minggu sekali. ***** Setelah lima tahun lamanya sebuah negri bernama Eorzea, bangkit dari kehancuran hebat yang disebabkan oleh makhluk k...