"Anu!-Kira-kira seperti apa, yah, benda yang disebut Minfillia?" tanya Bull yang sedang mengira-ngira.
"Nona Minfillia dan Urianger Cuma membahas kalau itu teknologi memperkuat senjata." Jawab Jihli.
"Heeeh!.. Elezen itu katanya ensiklopedia berjalan Company, tapi ia seperti pelit sekali memberikan informasi!" gerutu Wunny.
"Mungkin mereka berdua juga tak tahu seperti apa teknologi memperkuat senjata tersebut.." gumam Dukun Cilik sambil memperhatikan cakrawala yang ditutupi perbukitan tandus.
Terus saja ke arah utara, kalian nanti akan menemukannya-itu petunjuk yang diberikan oleh seorang penduduk yang tinggal di dekat Stasiun Semak Hitam ketika mereka berempat menanyakan dimana keberadaan Bonfire.
Dan akhirnya, Dukun menemukannya-"Ah itu dia!" tunjuk Dukun Cilik senang-samar-samar terlihat kepulan asap hitam membumbung di udara.
"Oh iya! Itu pasti Bonfire!" dukung Jihli.
"Kira-kira berapa jauh??" tanya Bull yang ikut memandangi kepulan asap.
"Sepuluh kilometer barangkali??" Jawab Wunny mengira-ngira.
"Hmmm!... Jauh juga, yak!.." gumam Bull pahit.
"Aaaangg!!~... Aku coba mengingat-ingat, siapa yang paling bersemangat bergabung dengan Penerus Fajar Ketujuh, yaah??... " sindir Jihli.
"Uhg!.." Bull tersinggung dibuatnya.
"Apa boleh buat!-Demi menyelamatkan para penduduk Thanalan Timur!" dorong Dukun Cilik.
*****
Entah makhluk jenis apa yang bisa tinggal di tempat seperti Bonfire-penuh dengan asap tebal, uap panas yang lebih panas dari Gurun Thanalan, suara gemuruh mesin, gedombrangan metal beradu, isinya hanya tungku dan cerobong asap, dan bocoran oli dan perkakas berserakan dimana-mana.
"Tujuh neraka!-Aku tak pernah membayangkan ada yang mau tinggal di tempat ini!" ungkap Bull heran.
"Apa??" Dukun Cilik tak mendengar jelas suara Bull.
Bull mengulangnya dengan suara lebih keras, "TUJUH NERAKA!-AKU TAK PERNAH MEMBAYANGKAN ADA YANG MAU TINGGAL DI TEMPAT INI!!"
Dukun Cilik akhirnya mendengar, ia pun menjawabnya dengan mengangguk heran.
Jihli coba mencari penghuni Bonfire di tengah-tengah pipa-pipa besi penyalur uap panas yang membelit kusut di atas tanah-dan akhirnya ia menemukan seorang mi'qote perempuan berpakaian montir sedang sibuk membenarkan baut-baut sebesar kepalan tangan roegadyn dewasa.
"PERMISI!!" sapa Jihli.
Namun mi'qote tak mendengar suaranya, ia masih sibuk membenarkan pipa-pipa.
"PERMISIIII!!!!!"-Jihli menjerit sekuat tenaga, sampai tak ada napas yang tersisa di dadanya.
Akhirnya si mi'qote perempuan itu mendengar suaranya, "OH! ADA TAMU TERNYATA!"
"KAMI DARI PENERUS FAJAR KETUJUH MAU BERTEMU MUTAMIX BUBBLYPOTS!!" jerit Jihli.
Si mi'qote perempuan mengangguk dan menghentikan sejenak pekerjaannya, lalu bergegas menuju tungku pemanas paling besar yang ada di Bonfire.
"PROFESSOR!!-KITA ADA TAMU!!" panggil mi'qote perempuan kepada sosok seorang goblin yang sedang asyik mengoprek tungku pemanas utama.
Beberapa saat kemudian gemuruh mesin yang memekakan telinga berangsur-angsur mulai sedikit berkurang, dengan tertatih-tatih-salahsatu dari makhluk penguni dunia bawah tanah menghampiri keempat anggota Penerus Fajar Ketujuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
A REALM REBORN ( Final Fantasy XIV Fanfiction )
FantasiCerita ini merupakan fiksi penggemar game J-MMORPG "Final Fantasy XIV : A Realm Reborn" ***** Update cerita dua minggu sekali. ***** Setelah lima tahun lamanya sebuah negri bernama Eorzea, bangkit dari kehancuran hebat yang disebabkan oleh makhluk k...