24

6K 285 41
                                    

Setibanya mereka di pesantren. Fatin, Lia, Karin dan Fatimah memutuskan untuk ke ndalem menemui ustazah Aisyah.

"parah sih tadi jantungku hampir copot!"ucap Lia yang masih kesel dengan fatin.

"biar cepet sampe Lia!"sahut fatin.

"nggak gitu juga Fatin!"

"ya jangan salahin saya!salahin sana Karin."

Karin mengerenyit heran. "lah kok aku."

"biar saya yang masuk, kalian lanjutin aja bertengkar nya."ujar Fatimah lembut.

"OGAH!"ucap mereka serempak. Fatimah hanya menggeleng pasrah, Sudah menjadi hal yang biasa melihat sahabatnya bertengkar, tidak ada perdamaian di setiap hari, seperti tidak afdol rasanya, jika tidak bertengkar.

Fatin,Karin dan lia. Menyusuri Fatimah yang sudah masuk di ndalem.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu"salam mereka.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu"jawab mereka. Tidak hanya ustazah Aisyah dan ustazah fadillah saja yang ada di dapur, ternyata Ummi Hadijah hadijah, Mba Nisa,Alena dan satu anak kecil yang sekitaran umur 4, tahun.

masih ingat mba Nisa? sepupu Gus Fatih yang pernah nyuruh Gus Fatih nikah wkwk.

"Ustazah ini sayurnya sama kembaliannya."ujar Karin.

"Syukron yaa."ucap Ustazah Aisyah tersenyum.

"Na'am Ustazah."sahut Fatimah.

"Alena tolong kupas kulit baw--"

"Alena pamit dulu ya semua, udah di tungguin temenku!"sela Alena cepat. Alena berlari keluar ndalem. Sudah pasti itu hanya alasannya saja agar tidak disuruh. Ummi hadijah hanya menggeleng melihat kelakuan ponakannya.

"kebiasaan kalau disuruh pasti lari!"kesel Ustazah Aisyah pada Adiknya!

"Udah biar aku aja yang kupas."seru Ustazah Fadillah.

"Nama kamu Fatin kan?"tanya Mba Nisa yang sibuk dengan kentang dan pisau tajamnya.

Fatin menganguk pelan."iya Mba."

"minta tolong jagain anak aku,boleh?"

"Alena udah kabur jadi gak ada yang jagain Azzam."lanjut Nisa.

Fatin menganguk pelan."boleh Mba, sini anaknya biar saya jaga."

"Makasih ya." lagi-lagi Fatin hanya menganguk.

Fatin berjalan mendekati Azzam. Merai tangan kanan Azzam dengan lembut."ikut Kakak yuk kita main kedepan."

Namun Azzam menggeleng tidak mau berjalan.

"Kata Ayah, Atam nda boleh ikut olang yang nda di enal."

(kata Ayah, Azam nggak boleh ikut orang yang nggak di kenal).

Hampir saja Karin tertawa, Untungnya Lia dengan sigap mencubit pinggang Karin.
Fatin mengerutkan alisnya tidak mengerti  apa yang di ucapkan Azzam.

"Azzam di larang ikut sama orang yang gak di kenal ya?"ucap Fatimah yang tiba-tiba  membungkukkan badannya. Azzam

Azzam menganguk.

Fatin mendengar itu ikut membungkukkan badannya kearah Azzam.

"Ohya?kalo gitu ayo kita kenalan dulu."ujar Fatin.

"Bunda. atam boleh enalan cama kaka cantik?"izin Azzam pada Ibunya, Nisa.

(Bunda. Azzam boleh kenalan sama Kaka cantik?)

GUS IDAMANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang