21

5.5K 256 17
                                    

pagi hari. para santri di liburan, dikarnakan hari ini adalah pemakaman orangtua fatin. Seluruh santri telah di umumkan saat sholat subuh usai, bahwa tidak ada santri yang bersekolah.

Banyak yang bertanya tanya, mengapa orangtua fatin di bawa ke pesantren?, apakah dia adalah keluarga kyai Abdullah. semua santri telah mengetahui bahwa korban yang meninggal adalah orang tua fatin,bahkan banyak santri putri yang memberikan semangat pada fatin.

fatin menatap langit-langit,agar air mata nya tak jatuh, namun tetap saja air mata yang ia tahan, turun membasahi pipinya

kini ia sedang duduk sendirian di taman pesantren. Banyak santri putri dan putra yang berlalu lalang di pesantren. Dari kejauhan ada seseorang yang melihat nya.

"aku tau kamu kuat fatin."batin seseorang.

"fatin!."teriak seseorang dari arah kejauhan dengan melambaikan tangannya pada fatin. Fatin mengarahkan wajahnya pada sumber suara, yang ternyata adalah sahabatnya, Karin.

"aku nyariin kamu dari tadi,"ucap karin yang ngos-ngosan akibat berlari.

"kenapa rin?,"tanya fatin yang masih senantiasa menatap  langit.

"makan dulu yuk,kamu dari semalam belum makan, aku tau sekarang kamu lagi sedih, tapi jangan sampai kamu lupa dengan kesehatan kamu,Ayo kita makan dulu."tangan fatin di raih oleh karin.

"gak lapar rin"singkat fatin.

"jangan banyak alasan,ayo cepetan yang lain udah pada nunggu."Karin menarik tangan fatin agar turun dari duduknya.

"gendong ya, males jalan."fatin tersenyum manis pada karin dengan permintaan nya, dengan air mata yang jatuh. Karin mengerti sedari tadi fatin menahan air matanya agar tak jatuh membasahi pipinya.

"ya udah ayo naik ke punggungku." fatin mendengar itu langsung melompati dirinya di punggung karin.,fatin menenggelamkan wajahnya di balik jilbab karin. Ia takut air matanya akan keluar lagi sehingga para santri melihat itu.

Sesampainya di asrama, fatin berjalan masuk ke kamar mereka bersama karin. Empat piring sudah tersusun rapi di kamar itu.

"Assalamualaikum." salam fatin dan karin bersama.

"waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu, udah kita siapin yuk makan dulu," ujar lia.

mereka pun menganguk.

Disela sela makannya fatin tak berhenti mengeluarkan air mata, seakan akan air mata tidak mengizinkannya makan dengan tenang.

memang sakit,jika makan sambil nangis. Semua jadi nggak enak!

"fa, mau aku suapin?"tanya fatimah. ia pun menganguk.

"fatin doang?,aku juga mau!"jawab karin.

"iya lia juga mau kali!."

"tangan kalian mana"ucap fatimah membuat karin dan lia terdiam.

"pokoknya klo fatin di suap,kita juga mau!."jelas Karin.

"iya."singkat fatimah. Mereka melahap setiap suapan yang di berikan fatimah. yayaya mereka seperti anak tk dengan ibu yang sedang menyuapi tiga anaknya. Seperti ini lah fatimah, selain baik ia mempunyai sifat keibuan. Udah cocok nikah ga sih?.

Sekarang seluruh santri berada di lapangan utama, mereka di bariskan secara terpisah.
Kyai Abdullah selaku pemimpin pesantren berada di depan semua santri. Bahkan semua pengajar di kumpulkan karna pemakaman akan segera di laksanakan. Mulai dari membacakan riwayat hidup Ali berserta istrinya,lalu kyai Abdullah menyampaikan di depan seluruh santri mengapa orangtua tua fatin di kuburkan di sini.

GUS IDAMANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang