29

5.2K 293 53
                                    

Sesuai rumor yang tersebar di kalangan pesantren Hidayatullah. Yang dimana, bahwa besok akan ada ustadz baru yang akan menggantikan ustadz Yusuf. Ustadz Yusuf memang hanya mengajar dengan target dua tahun saja di karenakan ustadz Yusuf akan menempuh pendidikan S2 nya di Maroko.

"Tau dari man sih Rin? ustadz Yusuf bakal pindah."Tanya Lia.

"Denger dari kamar sebelah."ujar Karin sembari memakan somay yang sempat mereka beli di depan pesantren.

"Nguping ya Rin." Ujar Fatin.

"Astgfirullah Sumpah aku kagak nguping!"Karin melototi Fatin yang berada di depannya. Sedangkan Fatimah memperhatikan Karin.

"Nggak Fatimah!!! Beneran kagak nguping suerrr dehhh."Karin meyakinkan Fatimah bahwa yang di ucapkan Fatin itu tidak benar. Sedangkan Fatin Menertawai Karin yang nampak panik, takut kena amukan Fatimah.

"Hayooloooooo."Fatin semakin meledek Karin.

Karin dengan tiba tiba memukul lengan Fatin. "Gue tabok ye pala lu!" Omel Karin.

"Nah. Denger kan Fatimah, Karin bicara nya kayak gituuu."Ujar Fatin dengan tertawa membuat Karin kesal.

"Liat aja entar pasti ada yang nangis."Ucap Lia.

"Karin yang nangis?"Tanya Fatin menahan tawanya.

"Yang ketawa terus pasti entar nangis loh!"jelas Lia.

"Haha mitosnya gitu ya?"Ucap Fatin.

"Jarang-jarang Fa, kamu kayak gini."Sahut Fatimah.

"Mangeak?"Jawab Fatin.

"Harus di ruqiah nih anak!"Ucap Karin. Ia langsung berdiri mendekati Fatin lalu memegang kepalanya.

"Duh, Rin aku nggak kerasukan!!!"Berontak Fatin.

"Terus tadi kenapa jawab kek gituu!!"Tanya Karin yang masih memegang kepala Fatin.

"Jawab apa sih,Rin?."Rusuh Fatin.

"Yang pas Fatimah ngomongg!!"

"Mangeak? Aduhh emangnya salah kalo ngomong gituuu."

"Salahhh!"

"Masih mau berantemm?"Tanya Fatimah yang sudah bosan dengan drama di depannya.

"Masih!"

"Masih!" Jawab mereka serempak.

"Silahkan lanjutkan."Ucap Fatimah.

"Lia, Kesini di samping saya. Kita Tontonin mereka." Ajak Fatimah. Lia pun mengiyakan ucapan Fatimah. Karin dan Fatin melanjutkan aksi Ruqiah mereka sedangkan Fatimah dan Lia, menikmati somay dan popice sambil menonton mereka. Ustadzah Karin dan pasiennya.

Kini keempat perempuan itu berada di penjual bakso yang tidak jauh dari pesantren. Setelah drama mereka selesai, Karin tertidur bersama Fatin, begitupun juga dengan Lia dan Fatimah. Mereka ikut tertidur pulas di lantai. Merasa lapar, mereka pun memutuskan untuk keluar mengisi perut mereka. Seperti tidak terjadi apa-apa bukan?;) Ya begitulah mereka. Kadang kiding.

"Mas mau tau nggak pembunuhan berencana itu kek gimana?"tanya Karin pada penjual bakso yang hendak menaruh bakso di meja mereka.

"Apa tuh?"Tanya mas bakso.

"Orang yang nyiapin makanan lama!"kesel Karin.

Penjual bakso tersebut tertawa mendengar ucapan Karin.

"Aduh,neng Karin kan lihat di sekeliling banyak pembeli." Ujar Mas bakso.

"Nggak lagi lagi deh beli disini.."dumel Karin.

GUS IDAMANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang