Sesampainya fatin di kantin, ternyata teman temannya telah menunggunya disana. Dan bahkan mere sudah memesankan makanan untuknya.
"Lama amat!lapar nih."pekik karin, fatin kesel karna baru saja sampai karin sudah membuatnya naik darah."Maaf ish, kamu kira fatin punya sepatu super bisa lari kenceng?."
"Mau berantem apa makan dulu?. Kalo mau berant--"
"MAKAN!" Ucap fatin dan karin serentak.
"Nah ya udah, nggak usah berantem."ucap fatimah.
"Fatin mata lo kenapa?"tanya Lia.
"Mata fatin. Kenapa?"tanya fatin pada Lia.
"Ye di tanya malah di tanya balik."guman Lia.
"Kelaperan jadi gitu bawaan otaknya."gurau Karin.
"Abis nangis fa?."tanya fatimah.
"Mata fatin tadi kena debu."
"Beneran.?"fatimah dengan meyakinkan.
Fatin menganguk."Iya beneran"ucapnya dengan berbohong.
"Kalo emang ada masalah jangan cungkan cerita sama kita."ucap Karin.
"Iya iya udah ish. Fatin laper, ayo makan."
"Yang pesan makanan fatin siapa?."tanya fatin dengan mulut yg dipenuhi makanan.
"Karin"balas Lia.
"Ohh. Karin yang pesen. Berarti karin yang bayarin."celetuk Fatin.
"Lah. Nggak bisa gitu dong."
"Traktir Rin sekali kali."
"Males!."
"Pelit."
"Biarin wlee,"
"Katanya mau makan ini kenapa di lanjutin?."tanya Lia.
"Karin duluan."
"Ish kok aku, kamu tuh."
"Udah berantem nya. Makan cepetan!."tegur Fatimah.
༼ つ ◕‿◕ ༽つ
Setelah makan. Mereka kembali ke kelas, bell telah berbunyi yang menandakan jam istirahat selesai.
"Fatin," panggil Karin
"hm."Fatin menoleh.
"Kamu kenapa si?. Dari tadi mukanya murung gitu."
"Ndak papa."
Fatimah dan lia menoleh karna mendengar pertanyaan Karin.
Fatin memilih untuk membaringkan kepalanya kemeja dengan wajah yang murung.
"Kenapa?." Tanya lia dengan gerakan mulut tanpa suara.
Karin mengangkat bahu nya seolah olah mengatakan "tidak tahu"
"Fatin ada masalah?." Tanya fatimah."Ndak ada kok."
"Terus mukanya kenapa murung?,"
"Nggak papa, ngantuk aja."ucapnya.
Ketiga perempuan itu memilih untuk tidak melanjutkan pertanyaan nya. Mereka akan menunggu sampai fatin mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
Matanya menatap kearah pintu depan kelas. Fatin berharap semoga saja guru selanjutnya tidak memasuki kelas.
Kesedihan di wajah fatin sungguh terlihat jelas,yang sedari tadi ia berharap semoga saja guru selanjutnya tidak masuk. Akan tetapi semua harapan nya hilang disaat langkah kaki memasuki kelas tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS IDAMANKU
Teen FictionDILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT! ig:ftrvvva tt:ftrivvv Fatin Az-Zahra ketika beranjak di SMA negeri, fatin ingin bersekolah di tempat yang ia inginkan namun papa nya tidak mengizinkannya, rayuan demi rayuan yang ia berikan pada ayahnya, akhirnya ia di...