28

5.6K 309 57
                                    

"Jadi gimana ustazah?"tanya Karin. Kini mereka tengah berada di ruangan Ustazah Aisyah. Sesuai perjanjian. Setelah sholat zuhur keempat perempuan itu menepati janji mereka pada Ustazah Aisyah yang akan menemuinya.

"Saya udah cek semuanya."Ucap ustazah Aisyah. Matanya terus menatap layar laptop di  depannya. Ia memperhatikan berulang kali video tersebut.

"Jadi siapa pelakunya sebenarnya ustazah?"tanya Karin. Ia tidak sabar ingin mendengar semuanya. Hatinya sungguh sakit ketika melihat sahabatnya difitnah.

"Nih kalian lihat sendiri."Ustadzah Aisyah membalikkan laptop tersebut kehadapan mereka.

Karin memukul keras meja yang berada di depannya. Membuat mereka terkejut." Aku bilang juga apa. Pasti dia biang keroknya!"

"Rin. Ada Ustazah."Tegur Fatimah.

"Aduhh. Ustazah maaf ya. Emosi Ustazah hehe."Sungkan Karin.

"Nggak papa. Jadi siapa perempuan di video itu?"Tanya Ustazah.

"Pu..."

"Sebenarnya, kita cuma ingin tahu saja siapa orangnya Ustazah. Dan siapapun orang yang ada di Video ini, Insha Allah saya ikhlas Ustazah.."Sela Fatin cepat.

"Nggak bisa."Pekik Karin. "Dia putri Ustazah, Putri Amelia yang nama panggilannya pute!"kesel Karin.

Baru saja Fatin ingin bersuara, Fatimah tiba-tiba mencegah tangannya. Fatimah menggeleng. Seperti memberikan sebuah kode untuk tetap diam. Biarkan Karin yang berbicara.

Fatin hanya menghela nafas panjangnya. Percuma juga jika ia berbicara. Sungguh Karin adalah perempuan yang tak ingin kalah,ketika mengetahui suatu kebenaran yang tak di ungkapkan. Seperti lidah Karin terasa gatal.

"Putri Amelia. Terus yang di sampingnya itu siapa?"tanya Ustazah Aisyah. 

"Riska Ustazah."Sela Lia.

"Jadi gimana. Mau di laporkan ke pak kyai?"Ustazah Aisyah.

Fatin menggeleng cepat."Nggak usah Ustazah.  Lagi pula masalahnya sudah selesai. Jadi saya ikhlas Ustazah. Saya sudah maafkan mereka Ustazah."

Lihatlah pelaku belum meminta maaf sekalipun, ia sudah memaafkan mereka.

"Masalahnya memang sudah selesai. Tapi Fa, mulut mereka nggak akan pernah berhenti untuk ngejelekin  kamu."Omel Karin.

"Ya Allah. Rin."guman Fatin.

Ustazah Aisyah ikut bingung melihat Fatin dengan Karin. Di satu sisi Fatin sudah memaafkan pelaku yang memfitnah dirinya, namun di satu sisi sahabatnya masih tidak terima. Dan ada benarnya juga yang Karin bilang. Meskipun masalah sudah selesai, para santri lainnya pasti masih ada beberapa yang menjelekkan Fatin.

"Laporin aja Ustazah."Sahut Lia. Sepertinya kali ini Lia berada di pihak Karin.

"Fatin. Jadi gini, memang sudah bagus tindakan yang kamu lakukan, tapi alangkah lebih baiknya kita laporkan ini pada pak Kyai, biar tidak menjadi fitnah terus."Lirih Ustazah Aisyah.

Baiklah. Fatin mengalah, tidak ada sama sekali yang memihak pada dirinya.

Fatin mengangguk kecil."Apa setelah di laporkan mereka bakal dapat hukuman, Ustazah?"

"Kalau itu, sepertinya sudah pasti dapat hukuman dari pak Kyai."

"Hm. Semoga saja nggak."guman Fatin pelan.

"Kenapa. Kamu nggak mau mereka dapat balasan atas perlakuan mereka?"Tanya Karin.

"Gapapa."jawab Fatin.  Satu kata andalan semua wanita.

GUS IDAMANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang