25

5.4K 259 25
                                    

Setelah kejadian yang di ndalem. Fatin selalu merenungi dirinya. Bertanya-tanya apakah dirinya memang pembawa sial seperti yang di ucapkan Gus Fatih waktu itu. Mungkinkah dirinya juga penyebab orangtuanya meninggal?

Sekarang. Fatin berada di kelas bersama ketiga sahabatnya,menunggu pengajar selanjutnya masuk.

Sedari tadi,Fatin hanya  menatap kedepan dengan tatapan yang sulit diartikan. Sahabatnya, Fatimah. Tidak berpaling dari Fatin,matanya terus menatap sahabatnya. Fatimah merasa bersalah dengan kejadian kemarin. Karena dirinya, Fatin mendapatkan amarah pada Gus Fatih, padahal ia yang mengajak Azzam bermain larian.

Namun sampai sekarang, Fatimah belum berbicara dengan sahabatnya. Bukanya tidak mau,akan tetapi Fatimah takut jika Fatin tidak ingin berbicara padanya. apa salahnya mencoba?

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu ustadz." Kini ustadz berjalan kedepan. Berdiri tegak di hadapan para santriwati.

Fatin masih tetap menatap kedepan, tanpa sadar bahwa ustadz Yusuf berada di kelas.
Setelah beberapa lama melamun. Lamunannya terbuyar ketika seseorang memanggil namanya.

"Fatin?kamu kenapa, dari tadi di panggil sama ustadz Yusuf."panggil Karin.

Fatin menatap Karin bingung. Mata Karin mengarahkan agar menghadap kedepan.

"a-a astagfirullah, Afwan ustadz saya kurang fokus." ucap Fatin menunduk.

"Tidak masalah."

permintaan maaf diterima.

"Pak kyai memanggil mu di ruangan Gus Fatih."lanjut ustadz Yusuf.

Fatin menatap sekilas ustadz Yusuf. Ustadz Yusuf menghela nafas panjang." tenang saja ada ummi Hadijah di sana."

Fatin mengangguk paham."Syukron ustadz."

"Na'am. Assalamualaikum."ustadz Yusuf berjalan keluar dari kelas tersebut.

"Rin kalau misalnya ustazah fadillah udah masuk iziin bentar ya?"ujar Fatin.

"iya fa, hati hati ya." Fatin mengangguk lalu berlari keluar kelas.

Sesampai di ruangan Gus Fatih. Fatin mengucapkan salam dari balik pintu, tidak lupa juga ia mengetok pintu ruangan tersebut.

Toktok

Toktok

Toktok

"Assalamualaikum."salam Fatin.

"Waalaikumsalam,nduk."ucap Ummi Hadijah yang hendak membuka pintu.

"Masuk nduk." Ummi Hadijah mempersilahkan
Fatin masuk. Fatin hanya mengangguk mengikuti langkah Ummi Hadijah.

"Assalamualaikum abbah."salam Fatin.

"Waalaikumsalam, duduk nak."Angguk Fatin.

Fatin menatap seisi ruangan tersebut. Seperti sedang mencari sesuatu...

"Tenang saja Fatih tidak ada. Dia berada di luar kota besok baru kembali."jelas kyai Abdullah.  Fatin hanya mengangguk pelan mendengar kata kyai Abdullah.

Nampaknya begitu sunyi. Tidak ada satupun di antara mereka yang berbicara. Kyai Abdullah menatap istrinya yang berada di samping Fatin. Sedangkan Fatin masih menundukkan wajahnya.

"Nak Fatin. Maafkan Abbah."Lirih kyai Abdullah.

Fatin melirik Ummi Hadijah yang berada di dekatnya.

Fatin beralih menatap wajah Kyai Abdullah sekilas."untuk apa Abbah?"ucap Fatin lalu kembali menatap Ummi Hadijah.

GUS IDAMANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang