41

2.3K 113 32
                                    

Happy Reading

Di pagi hari. Fatin ikut serta membantu mertuanya membersihkan
rumah sisa acara kemarin.

"Umi gak mau istirahat dulu? dari semalem loh Umi belum istrahat."Kata Fatin sembari mengemasi sisa bunga-bunga di lantai.

"gak papa nduk. Sedikit lagi selesai."Jawab Umi Hadijah berhenti sejenak. " Suami kamu mana?"

"Lagi mandi Umi."

Hadijah hanya mengangguk.

Suara  nada dering lingkaran yang berbunyi dari ponsel milik Fatin, membuat Gus Fatih menoleh ke sumber suara tersebut.

Gus Fatih mengabaikan begitu saja. Dan memilih untuk ke kamar mandi.

Setelah mandi Gus Fatih memutuskan untuk menemui istrinya,

"Fatin," Panggil Gus Fatih menuruni anak tangga.

"Iya Gus?" Jawab Fatin menghentikan aktivitas nya sejenak.

"Ponselmu dari tadi bunyi," Gus Fatih menyodorkan ponsel kepada miliknya.

"Syukron Gus." Fatin sedikit menjauh untuk mengangkat telpon dari sahabat nya

"Karin?"

"Assalamu'alaikum Rin-" Ucapannya terhenti mendengar suara dari balik telpon.

"LO KEMANA AJA, DARI TADI  GUE NELPON!"

Fatin menjauhkan ponsel dari pendengarannya, suara sahabatnya
membuatnya kaget, lebih baik mencegah dari pada tuli.

"Rin gak ada yang tuli disini!" Ucap Fatin sedikit meninggikan suaranya.

"Fatin," Tegur Gus Fatih.

"Afwan"

"Pantesan di telpon nggak di angkat, lo ngapain sama cowo hah, Ya Allah. Fa bukan muhrim."

"Istighfar banyak-banyak deh kamu. Btw ada apa Rin?" Tanya Fatin penasaran.

"Fa, lu lagi di rumah kan? Gue, Fatimah, Lia udah di kompleks nih"

Bunyi klakson dari luar rumahnya bahkan di telpon suara klakson terdengar. Matanya membulat sempurna, bagaimana jika sahabatnya tau. Diri nyaa bisa-bisa di amuk kalau mereka tau sahabatnya nya yang satu ini sudah menikah.

Fatin berlari, sebelum sahabatnya masuk ia akan lebih dulu keluar untuk menahan mereka.

"Udah sana siap-siap," Pinta Karin yang baru saja keluar dari bangku supir. Hari ini, Karin memutuskan untuk menjemput sahabatnya, bisa di bilang Karin bosan berada di rumah karena abangnya selalu saja membuat cekcok dengannya.

"Eeeh mau kemana?" Tanya Fatin menahan ketiga sahabatnya nya yang hendak berjalan ke rumahnya.

"Ya masuk kerumah kamu, serius kita bertiga mau nunggu di depan gerbang doang?" Sahut Lia.

"Bener tuh" Fatimah juga ikut menyahuti ucapan Lia.

"Cailahh pake hena, abis nikah lu? pake cincin segala," Ucap Karin di akhiri tawanya.

"Ha ha hahahaha," Tawa Fatin mengikuti Karin.

"Jadi masuk gak?" Tanya Lia yang sudah kegerahan di bawah matahari pagi.

"Gak deh, kalian bertiga aja." Tolak Fatin.

"Seriusan nolak ajakan gue? perjalanan kesini tuh butuh dua puluh menit, Fatimah dan Lia juga gue jemput. Gila seriusan lu nolak?" Jelas Karin.

"Tumben nolak, biasanya juga paling semangat kalau di ajak keluar." Sindir Lia.

"Di izinin gak, ya?" Batin Fatin.

GUS IDAMANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang