31

5.2K 281 45
                                    

"Ternyata wanita murahan itu memang ada." Suara itu datang dengan tiba-tiba dari belakang Fatin yang sedang berdiri menatapi langit di bawah pohon yang rindang.

Fatin menoleh ke sumber suara tersebut. Ia tidak mengambil pusing ucapan dari Gus Fatih barusan. Yapp Suara itu milik Gus Fatih yang datang tiba-tiba di samping Fatin dengarn jarak tak terlalu dekat.

"Kenapa diam? Kenyataan bukan?"Lanjut Gus Fatih.

"Maksud Gus Fatih?"Tanya Fatin kembali.

"Nggak dapat saya,sekarang deketin Ustadz Abizar?Atau target kamu Alex?"Ucap Gus Fatih tertawa.

"Fatin Fatin, semurah itu kah kamu?"Lanjut Gus Fatih.

Alis Fatin terangkat sebelah, ia terheran mendengar ucapan ngawur dari Gus Fatih. Namun dengan cepat Fatin mengangguk sambil tersenyum tipis. Fatin menoleh pada Gus Fatih."Murah." Ucapnya kembali menoleh kedepan.

"Kamu bilang apa ke Ustadz Abizar sehingga dia mau bertemu kamu di taman waktu pulang sekolah? Setau saya Abizar itu paling malas untuk mendekati perempuan, selain perempuan di masa lalunya."

Fatin mengangguk dan tersenyum. "Bagus lah."

"Apa kau tidak Malu? Coba lihat teman-temanmu, Fatimah." Ucap Gus Fatih.

"Temen-temen saya bukan hanya Fatimah, ada Karin dan Lia. Kenapa Gus cuma menyebut Fatimah? Oh apa karna Gus menyukai Fatimah? Saya dengan dia tentu jelas berbeda. Jangan pernah membandingkan seseorang dengan orang lain. Gus Fatih juga berbeda dengan Ustadz Abizar." Ucapnya membuat Gus Fatih terdiam.

"Jangan karna Gus lihat saya bertemu dengan Ustadz Abizar di taman, Gus mengira saya adalah perempuan murahan. Bukannya Gus lihat dengan secara jelas? Saya dengan Ustadz Abizar duduk nya berjauhan. Dan saya hanya mengobrol dengan Ustadz Abizar."

"Apa yang kalian obrolkan?"

Fatin tiba-tiba pergi dari Gus Fatih, ia malas untuk memperpanjang pembicaraannya dengan Gus Fatih, lebih tepatnya menghindar.

"Dari mana?"Tanya Lia.

"Jalan-jalan bosen di kamar Mulu, Fatimah sama Karin mana?"Tanya Fatin.

"Ada di dalem udah masuk yuk, aku abis beli cemilan Ama makanan."Ucap Lia memperlihatkan kresek yang berisi makanan dan cemilan serta minum mereka.
Fatin pun mengangguk mengikuti langkah Lia.

"Assalamualaikum para makhluk hidup." Salam Fatin.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu." Ucap Karin dan Fatimah.

"barengan beli nya?"Tanya Karin.

"Nggak. Tadi ketemu Lia di depan." Ucap Fatin lalu duduk di samping Fatimah.

Fatin menyenderkan kepalanya di bahu Fatimah sambil menggandeng tangan Fatimah, sedangkan Karin dan Lia menyiapkan makanan di piring mereka.

"Nah mari makannnn." Ucap Karin dengan girang.

Fatin mengambil piring nya lalu memberikan pada Fatimah. "Suap."

"Lagi galau kangen mama papa."Lanjut Fatin.

"Udah ke makam orangtua?"Tanya Fatimah.

Angguk Fatin."Udah kemaren."

"Yaudah nanti kita kesana lagi ya."Ujar Fatimah.

Fatin mengangguk.

"Kayak anak kecil aja disuap."Ucap Karin.

"Aku juga mauuu."Lanjut Karin di akhiri tawanya.

"Jadi yang anak kecil siapa?"Tanya Lia.

"Aku dan sahabat kecilkuuuu." Teriak Karin membuat ketiga sahabatnya tertawa.

GUS IDAMANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang