30

6.9K 307 31
                                    

Mulut ustadz Abizar terhenti ketika ingin menyebut nama Fatin.

"Fatin Az-zahra."Ungkapnya dalam hati.

"Atin?"Ucap Abizar tanpa sadar.

Fatin mendengar itu, yang tadinya menunduk kini wajahnya terangkat menatap ustadz Abizar.

"Fatin?"

"Bizar?"

Mata mereka bertemu. Namun Fatin dengan cepat menghindar kontak mata dengan ustadz Abizar.

Masih ingat di part yang dimana Azzam (anak mba Nisa) manggil Fatin dengan sebutan Atin?. Coba deh cek di chapter 24.

Fatin menggeleng tidak percaya melihat pria yang di depannya."Ustadz?Islam? nggak mungkin."Guman Fatin pelan.

kelas terhening beberapa saat. Gus Fatih tiba-tiba masuk dalam kelas tersebut.

"Assalamualaikum."Salam Gus Fatih.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu."Jawab santri serta ustadz Abizar yang terbuyar lamunannya.

"Gimana,Zar? Ada kendala?"Tanya Gus Fatih.

"Alhamdulillah, nggak ada kok."Jawab Ustadz Abizar.

Kok Gus Fatih manggilnya Zar? kenapa nggak ustadz Abizar?.Nah jadi Gus Fatih ketika ke Arab kebetulan ia mengajar disana beberapa bulan, Ia bertemu dengan ustadz Abizar yang dimana ustadz Abizar sedang menengah pendidikan nya di sana. Ustadz Abizar juga merupakan murid dari Gus Fatih. Abizar di ajarkan oleh Fatih tentang agama Islam lebih dalam.

"Yasudah kalau gitu saya pamit dulu,Zar."

Abizar mengangguk tersenyum.

"Fatin, tugas yang saya kasih sudah di kumpulkan ke ustadz Farhan?."Ucap Gus Fatih yang terhenti ketika melihat Fatin yang sedari tadi menundukkan wajahnya.

Fatin mendengar itu lantas mengangkat wajahnya. Angguk Fatin pelan "iya Gus. Tadi sudah saya berikan ke ustadz Farhan."

Gus Fatih kemudian berjalan setelah mendengar ucapan Fatin barusan. Ustadz Abizar pun kembali melanjutkan absen walau sedikit Canggung.

Setelah jam kelas ustadz Abizar habis. Seluruh santri berbubaran ke kantin untuk mengisi perut kosong mereka. Fatin mempercepat langkahnya keluar kelas, sungguh ia tidak ingin bertemu dengan Ustadz Abizar.

"Atin."Panggil Ustadz Abizar dengan lembut membuat langkah Fatin terhenti.

Fatin menghela nafas panjang. Sungguh ia tidak ingin menemui Ustadz Abizar, namun mengapa kakinya terhenti ketika Ustadz Abizar memanggilnya. Beberapa menit Fatin menutup matanya, kini ia membuka matanya lalu berbalik ke belakang, tepat Ustadz Abizar berada.

"Bizar."

"Atin."

Ucapan mereka serempak membuat keduanya merasa canggung. Ustadz Abizar kemudian memecahkan keheningan tersebut.

"Atin. Kamu apa kabar? Selama ini aku nyari kamu, Tiap hari aku datangin rumah kamu, Walau orang- orang disana pada bilang kamu udah pindah rumah. Aku tetap yakin kamu bakal kesana tapi ternyata kamu disini. Mama apa kabar?Gimana dengan papa--"

"ZAR STO-"Tegur Fatin dengan suara yang sedikit nyaring.

"Aku kangen ati--."Ucapan Ustadz Abizar membuat Fatin menggila. Fatin menggelengkan wajahnya dengan sedikit panik, Fatin tidak ingin lagi mengingat masa lalunya bersama dengan Ustadz Abizar.

"Zar Stop. Lupain semuanya Zar, Saya udah nggak mau lagi ingat masa yang udah berlalu."Ujar Fatin langsung pergi dengan tiba tiba. Tidak membuat ustadz Abizar goyah, ia terus mengejar Fatin, kemanapun Fatin melangkah.

GUS IDAMANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang