38

1.9K 116 15
                                    


Happy Reading

Pukul delapan pagi Fatin terbangun dari tidurnya dengan perlahan ia menetralkan penglihatannya, matanya yang masih menatap langit langit kamarnya pun menoleh melihat sekeliling kamarnya.

"loh pada kemana?" Tanya Fatin pada dirinya.

Fatin bangun dari tidurnya lalu melangkah ke mejanya, ada rantang makanan dan sebuah kertas.

"Jangan lupa di makan ya ini dari Ummi, untuk Fatin dari FKL."

"FKL naon? Fatimah Karin Lia?" Lanjut Fatin sedikit heran.
Fatin membaca kertas tersebut tidak mengambil pusing, perutnya juga butuh asupan sekarang.

Senyuman di bibir Fatin terlihat ketika membuka rantang ada nasi, ayam goreng dan kerupuk. "Terima kasih Umi!"Ucapnya dengan senang.

"Astaghfirullah Hal adzim sekolah!" Fatin berdiri melangkahkan kakinya melihat jam yang terpasang di dinding, jam menunjukkan pukul 08:08 masih ada waktu untuk ke sekolah.

Fatin dengan cepat menutup kembali makanannya lalu mengambil handuk kecil dan sikat giginya, ia akan ke wastafel sekarang kebetulan wastafel tersebut berada di samping kamarnya.

Mandi? tentu Fatin tidak memikirkan itu, sebelum subuh Fatin bersama ketiga temannya sudah mandi.

"Ya Allah. Kenapa gak di bangunin sih!" kesel Fatin. Ia mempercepat gerakannya yang sedang memakai pakaian sekolahnya tidak lupa ia sedikit memakai lipbalm agar tidak pucat.

Tidak ada waktu lagi untuk berlama lama, Fatin mengambil rantang makanannya lalu berlari dengan cepat. Alih-alih berlari Fatin selalu menatap jam tangannya.

"Ya Allah. mana Gus Fatih yang ngajar!" Fatin berhentilah sejenak di depan gerbang sekolah nya nafasnya begitu cepat akibat ia berlari.

Tidak ada satupun santri yang berlalu lalang di lapangan sekolah. Ia pun melanjutkan lari nya.

"Assalamu'alaikum Gus." Salam Fatin dari luar pintu kelasnya.

"Huhffttt huhfttt huhftttt" nafasnya begitu cepat akibat berlarian bahkan terdengar oleh santriwati lainnya terutama ketiga sahabatnya, badannya masih membungkuk dengan tangan di lutut seperti rukuk dan tidak lupa rantang makanan yang ada di tangannya.

santriwati menatapnya terkejut tidak biasanya Fatin terlambat.

"Afwan Gus." Fatin menunduk meminta maaf karena pembuatannya. Gus Fatih menatap Fatin dari atas hingga bawah.

"Kenapa terlambat?" Tanya Gus Fatih tanpa menatap orang yang ia tanya, Gus Fatih fokus di papan tulis.

"Afwan Gus saya ketiduran."

"Ambil kursi kamu lalu duduk di depan pintu." Fatin mengangguk pelan. ia pun mengangkat kursi nya lalu membawa nya ke depan pintu, tas dan rantang yang ia pegang pun tidak menyimpan kemejanya bahkan tidak menatap sahabatnya.

Fatin duduk sambil mendengar Gus Fatih menjelaskan di depan.

"Tolong di tulis." Pintah Gus Fatih menghentikan tangannya menulis. Santriwati pun mengangguk lalu mulai menulis.

Rantang makanan ia simpan di bawah, kemudian mengambil bukunya dari dalam tas. Matanya sedikit tertutup untuk melihat papan tulis karena cahaya matahari membuat matanya silau.

Gus Fatih mengangkat kursi nya duduk di hadapan Fatin.

"Tidak usah menulis." Fatin mengangguk pelan tanpa melihat Gus Fatih yang berada di hadapannya.

GUS IDAMANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang