Sudah hampir seminggu Fatin menjalankan hukumannya. Dengan memakai jilbab yang tidak masuk akal. Warna yang begitu bertabrakan. Namun dengan paras cantiknya, terlihat biasa saja seperti memakai kerudung pada biasanya,yang satu warna. Cantiknya tidak luntur ketika menggunakan jilbab belang tersebut. Di sebelah kanan jilbab terpampang berwarna Hijau Pastel, sedangkan di sebelah kirinya berwarna ungu pastel.
Hari ini adalah hari terakhirnya ia terbebas dari hukuman. Yang artinya, besok Fatin sudah mulai memakai pakaian normal lagi.
Karin, Lia dan Fatimah. Sudah beberapa kali mereka berusaha meminta izin untuk masuk keruangan khusus cctv, tetap saja hasilnya nihil. Mereka tidak mendapatkan izin. Semua santri di larang memasuki area tersebut. Kecuali, para pengajar.
Kini Fatin berada di depan kelas. Kakinya berjalan keluar, kini seluruh santri telah pulang ke asrama. Sengaja Fatin pulang terakhir, ia tak mau lagi mendengar ada yang membicarakannya. Sahabatnya telah lama kembali, karna memang Fatin yang menyuruh mereka untuk kembali, biarkan dia berjalan sendiri pulang.
Fatin mempercepat langkahnya menuju ke asrama. Takutnya para santri keluar untuk ke mesjid sholat Ashar.
Tiba-tiba.
"Fatin."Panggil seseorang dari arah yang tak terlalu jauh darinya.
Fatin menoleh ke sumber suara yang memanggilnya. Matanya memicing melihat lelaki yang berjalan mendekatinya.
"Teman nya Alex"batin Fatin.
Lelaki itu berhenti di depan Fatin. Jarak mereka tidak terlalu dekat.
"Ezhar. Temannya Alex"ucap Ezhar datar.
"Ada apa?"tanya Fatin. Matanya begitu liar melihat setiap asrama. Apakah ada santri yang berkeliaran disana. Kali ini ia bukan takut bertemu santri karna hukumannya. Melainkan Timbulnya fitnah padanya bersama Ezhar. Karna hanya mereka berdua saja disana.
"Saya mau nepatin janji saya waktu itu." Ujar Ezhar lalu menunduk.
Alis Fatin terangkat. Dirinya bingung, apa pernah ia berjanji dengan lelaki yang di depannya ini? Bukankah dirinya tidak pernah bertemu dengan lelaki ini. Memang benar. Selama Fatin mendengar suara Ezhar, terdengar tidak begitu asing di telinganya.
Apakah memang benar Fatin pernah bertemu sebelumnya dengan Ezhar? Atau hanya perasaannya saja.Tidak ada yang tahu. Hanya author saja yang tahu semuanya.
"Saya akan menemui mu ketika di pesantren nanti. Kamu ingat kalimat itu?" Fatin yang nampak berfikir seperti mengingat kejadian dulu.Ketika seseorang berusaha mengikuti dirinya ketika Fatin sedang berjalan kaki keluar rumah.
"Kamu?"tanya Fatin.
"Iya benar. Itu Saya."ucap Ezhar sedikit pelan.
Fatin membuang nafasnya dengan kasar. Dan itu terdengar pada Ezhar.
"Saya sangat minta maaf. Jujur saya nggak mau ngelakuin itu. Tetapi jika saya tidak melakukan itu ibu saya pasti dibunuh."Ezhar menjelaskan semua kejadian itu. Yapp. Masih ingatkan lelaki yang mencuri tas Ummi Hadijah,lalu Fatin yang mengambil tas tersebut dari pencuri itu? Lelaki itu adalah Ezhar.
Dulu. Setelah orangtuanya bercerai, Ezhar mengikuti agama ibunya. Yang dimana ibunya beragama Islam. Ibu dan ayah Ezhar menikah dengan berbeda agama. Ibunya beragama Islam sedangkan ayahnya beragama Kristen. Ayah Ezhar mempunyai utang yang bisa di bilang cukup banyak. Sang penagih terus mencari ayah Ezhar namun mereka tidak mendapat keberadaan ayah Ezhar. Ibu Ezhar yang menjadi sasaran, padahal mereka pun tidak tahu jika ayah mereka mempunyai utang. Ezhar Tidak ingin ibunya menjadi sasaran keterlibatan utang ayahnya. Ezhar melakukan pencurian di jalanan. Terakhir kalinya ia melakukan itu, di waktu ia mengambil tas milik Ummi Hadijah yang berujung memakan korban, yaitu menusuk bahu milik Fatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS IDAMANKU
Teen FictionDILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT! ig:ftrvvva tt:ftrivvv Fatin Az-Zahra ketika beranjak di SMA negeri, fatin ingin bersekolah di tempat yang ia inginkan namun papa nya tidak mengizinkannya, rayuan demi rayuan yang ia berikan pada ayahnya, akhirnya ia di...