35

5.5K 208 59
                                    

Ummi Hadijah menangis sembari melewati lorong rumah sakit. Dari Lima orang tersebut dua orang yang mengalami koma, sedangkan ketiga lainnya mengalami luka luka.

Ketiga orang pun di tangani secepatnya, dan dua orang yang koma tersebut berada di IGD.

"Abbah anak-anak gimana."Ummi Hadijah menangis di pelukan suaminya yang tak kuasa melihat anaknya terbaring dirumah sakit.

Gus Fatih, Alex Kaivan Arshaka Baahir, Fatin Az-Zahra, Alena Shatiera Ulfa Baahir dan Rara Syakila Aminah baru saja mengalami kecelakaan.

"Ummi gimana keadaan mereka?"Tanya Ustazah Aisyah. Ia di telpon oleh Kyai Abdullah segera ke rumah sakit karena adiknya baru saja mengalami kecelakaan. Kedua orang tua ustazah Aisyah sementara menyusul ke rumah sakit.

Tidak hanya Ustazah Aisyah saja, Ustadz Abizar dan Ustadz Parhan pun ikut ke rumah sakit, sementara pengajar yang lainnya di tetapkan untuk menjaga pesantren.

Kini Ustadz Abizar dan Ustadz Farhan berada di ruangan IGD untuk menemani Gus Fatih dan Fatin. Sedangkan Kyai Abdullah bersama istrinya dan Ustadzah Aisyah kini berada di ruangan inap, untuk menemui Rara, Alex dan saudara kembarnya, Alena.

Ummi juga tak kalah khawatir dengan mereka bertiga, apa lagi ada anak bungsunya. Alhamdulillahnya Mereka masih sadar sepenuhnya, namun dengan luka di tubuh mereka.

Seminggu usai tiba, belum ada juga peningkatan dari Gus Fatih dan Fatin. Sampai sekarang mereka belum sadar dari koma nya. Sahabat Fatin, ikut serta datang untuk melihat keadaan sahabatnya. Ustadz Abizar yang membawa mereka tentu dengan persetujuan Kyai Abdullah juga ia membawa ketiga sahabat Fatin.

Rara, Alex dan saudara kembarnya sudah kembali ke asrama, dan untuk sementara Alex dan Alena menginap di ndalem.

"Fatin kecelakaan" Ucap pria tersebut dari telpon.

"Innalillahi wainnailaihi rojiun, lalu bagaimana keadaan cucu saya Abi? "

"Fatin koma, sudah seminggu."

"Abi, selalu beritahu keadaan cucu saya. "

"Baik, saya akan memberitahu perkembangan fatin."

"Abdullah" suara tersebut masih terdengar di telinganya.

"Ustadz Abizar." Panggilan tersebut membuat Ustadz Abizar kaget, langsung mematikan telpon tersebut.

"Afwan pak kyai, saya baru selesai menelpon. Ada pak kyai? "

"Tolong bawa berkas ini dipesantren dan berikan kepada Ustadzah Aisyah. Silahkan kembali bersama teman Fatin."

Ustadz Abizar menganguk pelan lalu mengambil berkas tersebut dan pamit.

Di dalam mobil Ustadz Abizar nampak berfikir.

"Mikirin apa sih Ustadz, murung amat." Tanya karin yang sedari tadi antusias melihat Ustadz Abizar."

"Teman kalian." Jawab Ustadz Abizar seadanya, membuat mereka bungkam sejenak.

"Ustadz yang sabar, kita juga mikirin dia kok." Ujar Karin. Ustadz Abizar hanya menghela nafas panjangnya.

Mobil hitam yang baru saja memasuki area pesantren, membuat santri santri yang berada di kalangan tersebut pun menyingkir.

Mereka pun segera pamit dari Ustadz Abizar dan kembali diasrama.

Disisi lain, Ustadz Abizar murung sepanjang jalan, mengingat perempuan yang ia cintai kini tak sadarkan diri.

Kini Ustadz Abizar berada di ruangan Ustazah Aisyah, tentu bersama ustadz Farhan.

Alih-alih mereka membahas mengenai berkas yang di berikan oleh Pak Kyai, Ustadzah Aisyah tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan.

GUS IDAMANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang