||PART 01||

73.6K 2.7K 52
                                    

"PERGI KAMU DARI SINI DAN KEMASI SEMUA BARANG-BARANG KAMU!!" Usir seorang pria paruh baya yang berumur 43 tahun itu pada seorang gadis.

"Salah aku apa paman?" Tanya gadis itu.

"Ternyata dugaan saya selama ini benar bahwa kamu bukan anak kandung mereka, kamu itu pembawa sial! Gara-gara kamu Kakak kami meninggal." Ucap seorang wanita paruh baya yang berumur 42 tahun itu dengan bersedekap dada menatapnya gadis didepannya.

"Bibi ngomong apa? Apa maksudnya aku bukan anak kandung dari Papa?"

"Jangan panggil saya Bibi gadis pembawa sial!"

"Aku bukan pembawa sial, aku anak kandung Papa dan Mama. Surat itu pasti palsu."

PLAKK!

Gadis itu menoleh kesamping akibat tamparan keras dari Pamannya.

"Surat itu tidak mugkin palsu! Kamu itu bukan anak kandung dari mereka, kamu hanya anak pembawa sial! Pergi kamu dari rumah ini!" Teriak paman dari gadis itu.

"Kenapa aku harus pergi dari rumah ini? Ini rumah orang tuaku dan kalian gak punya hak usir aku dari rumahku sendiri."

"Dasar gadis keras kepala!" Wanita yang diyakini sebagai Bibi gadis itu menarik tangan gadis didepannya itu menuju kamarnya.

Akhirnya aku bisa menguasai semua kekayaan milik keluarga Greyson. Batin pria itu tersenyum puas.

BRUKKK!

Wanita itu mendorong tubuh gadis itu hingga tersungkur kelantai. "Kemasi semua barang-barang kamu dan pergi dari sini!" Perintahnya.

"Aku gak mau! Ini rumah aku!" Tolak gadis itu.

"Oh, kamu tidak mau pergi? Baiklah aku akan membuatmu pergi menyusul kedua orangtuamu itu!"

Wanita itu mengambil sebuah pisau buah dan menodongkan pisau itu tepat diwajah gadis didepannya.

Gadis itu ketakutan dan mundur perlahan saat Bibinya mulai berjalan kearahnya. "Bibi mau apa?"

"Membunuhmu!"

Wanita itu mengangkat pisau tangannya, saat hendak menusukkan pisau itu ada sebuah tangan yang menahan pergerakannya.

"Jangan membunuhnya, kita masih membutuhkan dia untuk menguasai semua kekayaan milik orang tuanya." Bisik pria itu.

"Huh! Baiklah." Wanita itu meletakkan pisau ditangannya. Ia berjongkok dan mencengkeram pipi gadis itu untuk menatapnya. "Cepat kemasi barang-barang mu dan pergi dari rumah ini atau nyawamu yang akan pergi!"

Wanita itu menghempaskan cengkraman dipipi gadis itu hingga menoleh kesamping. Pasangan suami-isteri itu pergi dari kamar gadis itu.

Gadis itu menitikkan air matanya dan perlahan bangkit untuk mengemasi barang-barangnya. Ia lebih baik pergi dari pada harus tinggal dengan pembunuh.

Ia masih ingat pesan terakhir dari Papanya untuk menyuruhnya agar tidak menyerah dan kembali merebut semua yang seharusnya menjadi miliknya.

"Ingat, kamu adalah putri kesayangan kami. Maafkan kami jika meninggalkan kamu dengan cara seperti ini, rebut kembali semua yang menjadi hak kamu, jangan biarkan kejahatan itu menang. Papa sayang Neshya, see you."

Begitulah pesan terakhir dari Papanya agar dirinya tidak menyerah dan harus berjuang.Jadi mau tidak mau ia harus pergi dari sini.

"Kasian, ortunya meninggal malah diusir. Dasar anak pungut!" Hina seorang gadis yang seumuran dengannya.

Gadis itu merupakan sepupunya, anak dari Paman dan Bibinya yang telah membuat hidupnya hancur.

Sreepp.

REZVAN CRUEL BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang